Mesir mencekam. Pemerintah dan militer sepakat memaksa demonstran membubarkan diri. Hanya ada dua pilihan bagi Kairo. Aksi kekerasan militer atau perlawanan berdarah lagi.
Hanya itu alternatif yang tersedia untuk Mesir usai kesepakatan pemerintah dan militer untuk melanjutkan peta jalan demokrasi, bubarkan unjuk rasa massa pendukung presiden terguling Mohammad Morsi yang terkonsentrasi di dua lokasi Kota Kairo.
Seruan pembubaran diri dengan kekuatan militer, menurut pemerintah, adalah jalan satu-satunya untuk mengembalikan Mesir ke jalan benar untuk melaksanakan agenda demokrasi yang telah ditetapkan oleh pemerintah sementara.
Waktu yang tersisa bagi pemerintah untuk merealisasikan agendanya hanya tinggal tiga bulan lagi, dan itu pun berkejaran dengan isu kudeta baru yang sedang dirancang oleh militer untuk mengembalikan Mesir kepemerintahan otoriter.
Juru bicara kelompok pendukung Morsi, Alaa Mostafa, mengatakan aksi demonstrasi ini akan dilanjutkan.
Saqr, pendukung Morsi yang melakukan aksi di kamp Rabaa al-Adawiya di Kairo timur laut, mengatakan ia dan para pendukung Morsi lainnya terus akan berdemonstrasi sampai Morsi kembali diangkat sebagai presiden.
“Kami siap, siap mati untuk memperjuangkan legitimasi (Morsi). Serangan (terhadap kami) bisa terjadi kapan saja,” ujar Saqr kepada kantor berita Reuters.
Di dekatnya terdapat tumpukan batu yang ia katakan akan digunakan kalau ada yang membubarkan aksi ini.
Morsi, presiden pertama Mesir yang terpilih secara demokratis, digulingkan militer bulan lalu.
Aksi serupa beberapa waktu lalu diwarnai tindakan kekerasan yang menyebabkan .
Sebelumnya , menawari mereka jalan keluar yang aman, dan janji untuk tidak diajukan ke pengadilan.
Pada hari Rabu pemerintah dukungan militer mengizinkan polisi membubarkan aksi para pendukung Morsi.
Menteri Luar Negeri Mesir, Nabil Fahmy, mengatakan pemerintah tengah berupaya mencari solusi damai atas krisis politik yang terjadi di negranya.
“Di luar itu kami tak bisa menerima ancaman terhadap keamanan. Selain itu kami juga terikat dengan peta jalan, yang masih membuka kemungkinan semua elemen di Mesir untuk ikut serta,” kata Fahmy seusai bertemu mitranya dari Jerman.
Amerika Serikat sudah mendesak Mesir untuk menghormati hak rakyat menyampaikan pendapat, termasuk hak melakukan aksi melaklukan aksi secara damai.