Blog Windows, hari ini, Senin, 02 Mei 2016, menulis kejutan berupa larangan Microsoft untuk asisten digital Cortana mengakses mesin pencari milik Google dan Chrome.
Semua pencarian melalui Cortana di Windows 10, menurut blog itu, otomatis memakai mesin pencari milik Microsoft, Bing.
“Cortana tidak bisa lagi menggunakan Google Searc,” tulis blog itu
Selain itu, Cortana hanya akan menggunakan aplikasi browser Microsoft Edge.
Browser lain, seperti Chrome, Firefox, dan Opera harus gigit jari.
Sebelumnya, pengguna Cortana di Windows 10 bisa mengganti mesin pencari dan browser yang mereka gunakan.
Umumnya, pengguna menanggalkan Bing dan Edge, lalu menggantinya dengan Google Search dan Chrome.
Microsoft beralasan aturan baru ini diberlakukan demi memberi pengguna pengalaman pencarian yang lebih baik.
“Satu-satunya cara agar kami yakin bisa mempertahankan pengalaman personalisasi pencarian adalah dengan menyatukan Cortana, Edge, dan Bing,” tulis General Manager of Search and Cortana, Microsoft, Ryan
Sekadar diketahui, bukan cuma Microsoft yang menyatukan aplikasi asisten pribadi dengan mesin pencari buatan sendiri.
Siri milik Apple dan Google Now milik Google juga melakukan hal serupa. Keduanya masing-masing terkunci pada satu jenis mesin pencari.
Keharusan menggunakan Edge dan Bing ini hanya berlaku untuk Cortana.
Pengguna Windows 10 masih bisa menggunakan browser dan mesin pencari lain untuk pemakaian sehari-hari.
Larangan ini juga, menurut “phone arena,” Senin, 02 Mei 2016, merupakan lan jutan dari perselisihan Microsoft dan Google terkait aplikasi YouTube Windows Phone.
Di tengah-tengah konflik tersebut, muncul video berisi ejekan terhadap Google yang dibuat oleh Microsoft.
Iklan tersebut aslinya berisi informasi soal keuntungan memakai browser Chrome di segala perangkat dengan “bola” logo Chrome yang memantul ke sana kemari dan memandu pemirsa menjelajahi apa saja yang bisa dilakukan oleh peramban tersebut di PC, smartphone, maupun tablet.
Google yang merajai pasar mesin pencarian Internet, oleh sejumlah pengamat,sedang dikepung para pesaingnya dan diprediksi akan menggeser si raksasa mesin pencari asal AS tersebut.
Apakah memang Google dalam kepungan?
Disinyalir, inovasi baru mesin pencari yang akan bersaing ketat dengan Google adalah layanan yang menggunakan sistem pencarian model semantic dan aggregator yang memberikan hasil pencarian lebih sesuai konteks.
Penggunaan kedua teknologi dalam situs yang sangat banyak akan mengubah cara pengguna memakai internet.
Situs aggregator semacam Dogpile, yang dapat memuat situs pencari dalam satu waktu, dapat melemahkan dominasi Google.
Situs semacam itu sangat membantu karena indeks mesin pencari sebagai hasilnya disajikan dalam cara yang berbeda.
Mesin pencari semantic yang berfokus pada makna obyek yang dicari bukan hanya pada kata kunci, diprediksi akan menjadi tren ke depannya.
Inovasi teknologi web semantic ini dapat mengambil alih dominasi Google yang saat ini menjadi satu-satunya mesin pencari yang dituju khalayak pengguna untuk mendapat informasi melalui web.
Rival Google yang telah menerapkan metode semantik antara lain Powerset yang kini telah diakusisi Microsoft.
Selain mengakusisi, Microsoft juga meluncurkan seri terbaru Live Search yang diklaim memberiakn hasil pencarian lebih baik.
“Google memang dalam posisi puncak tetapi menurut kami mereka telah menjalani itu dalam waktu sangat lama,” tutur Senior Manajer Produk Live Search Paul Stoddart.
Ia menegaskan konsumen yang akan memutuskan pengalaman menggunakan mesin pencari mana yang akan digunakan.