‘MotoGP Revolution,’ sebuah petisi “milik” pendukung Valentino Rossi, hari ini, Senin, 02 Mei 2016, kembali menghunjamkan tuntutan mereka lewat sebuah petisi yang meminta keadilan terkait hukuman terhadap “The Doctor,” pada MotoGP musim lalu.
Petisi itu, yang dirilis dua hari lalu, kini sudah mendekati angka satu juta orang.
Rossi dihukum harus start dari posisi paling belakang pada seri pamungkas di Valencia oleh otoritas balapan MottoGP, Dorna.
Memang sanksi tersebut diberikan setelah The Doctor terlibat insiden dengan rider Repsol Honda,Marc Marquez di MotoGP Malaysia. Tak ayal pembalap asal Spanyol tersebut jatuh akibat ulah Rossi.
Sebelumnya petisi online juga pernah dilakukan oleh beberapa kelompok pendukung VR46 untuk menuntut keadilan.
Sayangnya, usaha tersebut tak membuahkan hasil karena Rossi tetap mengawali lomba dari posisi buncit di GP Valencia
Hasilnya, balapan musim lalu menjadi milik rekan setim Rossi, Jorge Lorenzo. Rider berusia gaek tersebut hanya bisa menyelesaikan lomba di urutan keempat pada balapan tersebut.
Seiring dengan pernyataan MootoGP Revolution itu. Rossi kembali mengulang tekadnya untuk terus menggeluti dunia balap MotoGP hingga menginjak usia empat puluh tahun.
Rossi menuturkan bahwa motivasi menjadi hal yang penting bagi seorang pembalap.
Musim ini menjadi musim kelima belas Rossi menjajal ajang MotoGP.
Sejauh ini, Rossi telah berhasil membukukan sembilan gelar juara dunia.
Hasil impresif juga berhasil dikantongi Rossi saat berlaga di GP Spanyol pada dua pekan lalu dengan mengklaim podium pertama.
“Saat ini memang lebih sulit bagi saya untuk memenangkan balapan. Saya membutuhkan lebih banyak usaha dan latihan. Namun saya yakin dapat terus balapan setidaknya hingga usia 40 tahun,” tutur Rossi, seperti dilansir dari Speedweek.
“Hal yang berbeda saat ini adalah motivasi. Ini semua tergantung kepada apa yang Anda rasakan. Namun tentu saat ini akan lebih sulit meraihnya.”
“ Saya ingat pada dua puluh tahun lalu lebih muda bagi saya untuk memenangkan balapan. Namun saya tidak merasa kecewa,” pungkasnya.
Sementara itu, Luca Cadalora, mengaku tidak memiliki kendala berarti selama menjabat sebagai pelatih Valentino Rossi sejak awal musim ini.
Seperti diketahui, Rossi menunjuk Cadalora sebagai pelatih di awal musim.
Pilihan Rossi menunjuk Cadalora dinilai tepat oleh beberapa pihak.
Hasil manis juga berhasil diraih Rossi saat mengikuti GP Spanyol, di mana dia berhasil finis pertama.
Itu menjadi kemenangan pertama The Doctor di musim ini.
Cadalora mengaku beruntung dapat bekerja dengan VR46.
Menurutnya, Rossi merupakan tipe pembalap yang penuh persiapan.
Selain itu, sosok Rossi di mata Cadalora termasuk ke dalam pembalap yang penuh karisma.
Meski kerap bersaing ketat di atas lintasan, Cadalora mengaku Rossi bukan merupakan tipe pembalap yang mudah panik.
“Saya tidak merasakan kesulitan. Saya dan dia bekerja sama dengan baik. Mekanik yang dimilikinya juga sangat penuh persiapan dan Valentino selalu bersikap
Berbagai pujian tidak henti-hentinya diberikan kepada Rossi.
Di Jerez, Spanyol, beberapa waktu lalu, Rossi berhasil memetik kemenangan pertama di musim ini.
Meski The Doctor -julukan Rossi- bukan merupakan seorang mekanik, Cadalora merasa takjub melihat analisis Rossi mengenai mesin YZR-M1.
Seperti diketahui, pada GP Spanyol tersebut, Cadalora sempat membantu Rossi mempersiapkan diri.
Ia mengaku banyak berdiskusi mengenai beberapa data terkait keadaan Sirkuit Jerez dengan pembalap asal Italia tersebut.
“Rossi adalah pembalap yang penuh persiapan. Dia bukanlah seorang mekanik. Namun analisisnya mengenai kemampuan motornya sangatlah detail. Setelah berdiskusi dengannya, maka Anda akan tahu bagaimana sistem kerjanya,” ujar Cadalora