Google memulai langkah baru lagi terhadap peningkatan kinerjaa peramban Chrome dengan pennerapan optimalisasi baru yang diklaim meningkatkan kecepatan browser itu sebesar lima belas persen.
Optimalisasi baru yang dimaksud adalah teknologi Profile Guided Optimization atau PGO dari Microsoft.
PGO sudah mulai diterapkan pada Chrome Release di komputer desktop atau laptop berbasis Windows.
Seperti ditulis laman situs TechCrunch, Selasa, 01 November 2016, pada dua versi tersebut, waktu startup jadi lebih cepat atau ngebut tujuh belas persen dibanding sebelumnya.
Sementara itu, waktu loading laman baru dan rata-rata load time masing-masing juga meningkat
PGO adalah fitur Microsoft Visual Studio yang mengukur interaksi pengguna dengan aplikasi.
Data dari pengukuran ini lantas digunakan untuk kompilasi ulang aplikasi dengan fokus pada fungsi yang paling sering digunakan.
“Chrome adalah proyek software besar dengan lebih dari sejuta fungsi di dalam source code,” ujar Software Engineer Google Sebastien Marchand.
“Tak semua fungsi itu setara. Beberapa ada yang sering dipakai, lainnya jarang. PGO memakai data dari eksekusi runtime yang melacak fungsi apa yang sering digunakan dalam memandu optimalisasi,” imbuh dia.
Salah satu teknik optimalisasi yang dipakai PGO adalah menyimpan fungsi-fungsi yang sering dipakai di dalam memori instruction cache CPU agar bisa dipanggil dengan cepat.
Selain itu, tim pemburu celah keamanan atau dikenal dengan bug Google Threat Analysis menemukan kelemahan fatal di sistem operasi Windows.
Kemari, 31 Oktober, Google mengumumkannya ke publik setelah lebih dulu melaporkan ke Microsoft selaku empunya Windows.
Masalahnya, pengungkapan bug yang melibatkan OS Windows serta software Adobe Flash dan Chrome tersebut dilakukan hanya sepuluh hari setelah laporan Google ke Microsoft pada tanggal 21 Oktober.
Adobe dan Google sudah menyalurkan update untuk menambal celah keamanan dimaksud di Flash dan Chrome, namun tidak demikian halnya dengan Microsoft.
Raksasa software itu pun mengkritik langkah Google karena memberi pengumuman sebelum celah keamanan ditutup sepenuhnya sehingga masih bisa dieksploitasi oleh hacker.
“Publikasi Google hari ini menempatkan pengguna Windows dalam potensi bahaya,” ujar seorang juru bicara Microsoft
Bahkan, seperti dikutip laman situs The Verge, Selasa, 01 November 2016 dikatakan, “Kami merekomendasikan pengguna untuk memakai Windows 10 dan browser Microsoft Edge untuk perlindungan terbaik”.
Google mengikuti kebijakannya sendiri yang mulai diterapkan pada tiga tahun silam, yakni mengumumkan celah keamanan kritis dalam waktu tujuh hari setelah dilaporkan ke vendor yang bersangkutan.
Sejumlah peneliti keamanan berargumen jeda waktu tersebut terlalu singkat dan tidak cukup untuk mengerjakan perbaikan celah sekuriti (patch) yang kompleks.
Publikasi celah keamanan Windows di atas bisa mengundang hacker untuk mengekspoitasi kelemahan dimaksud selagi belum sempat ditambal oleh Microsoft, meski Google sendiri tidak menjabarkan secara detail, agar sulit ditiru oleh orang lain.
Google merekomendasikan pengguna flash untuk memperbarui software tersebut secara manual apabila belum dilakukan dengan otomatis.
“Juga terapkan patch Windows dari Microsoft setelah sudah tersedia nanti,” ujar Google.