“Hantu” kehabisan baterai perangkat smartphone masih menjadi “ketakutan” para pengguna dan berbagai tip beredar luas lewat berbagai media.
Tepi, seperti ditulis “the guardian,” Selasa, 26 April 2016, tak ada jawaban yang tuntas untuk menguburkan keluhan itu, walau pun baterai yang beredar di pasaran saat ini rata-rata sudah dilengkapi dengan kapasitas besar.
Risiko kehabisan baterai saat berada di tengah jalan tetap tinggi.
Kehabisan baterai pada momen-momen penting terkadang memang menyebalkan. Namun, sebenarnya ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk menghemat baterai.
Kasus yang sering muncul adalah ketika Anda berada di daerah tertentu.
Smartphone bisa kehilangan sinyal.
Hal tersebut dapat terjadi karena menara pemancar sinyal berada jauh dari lokasi smartphone atau trafiknya sedang penuh.
Apabila sinyal hilang atau melemah, sistem smartphone biasanya akan terus mencari koneksi terbaik. Pencarian sinyal secara terus menerus dapat membuat baterai habis dengan cepat.
Oleh karena itu, sebaiknya matikan saja sinyal radio, jika pengguna benar-benar yakin tidak akan mendapatkan sinyal dalam beberapa waktu.
Biasanya, pilihan untuk mematikan sinyal radio terdapat di menu “Setting”.
Matikan juga fitur WiFi dan Bluetooth apabila sedang tidak digunakan. Kedua perangkat tersebut juga dapat membuat baterai smartphone cepat habis.
Untuk tidak mau terlalu repot-repot dalam mengatur sinyal, pengguna dapat dengan mudah mematikan semua sinyal radio yang ada di smartphone hanya dengan sebuah mode, yaitu Airplane Mode.
Dengan menyalakan Airplane Mode, semua sinyal radio, baik GSM, WiFi, maupun Bluetooth, akan langsung dimatikan.
Fitur getar terkadang dapat sangat membantu apabila ada panggilan telepon atau pesan yang masuk pada saat pengguna sedang rapat atau di tempat lain yang membutuhkan ponsel dalam keadaan silent.
Namun, sebenarnya fitur getaran ini membutuhkan daya baterai lebih banyak dibandingkan ringtone biasa. Berdasarkan fakta tersebut, apabila pengguna sedang tidak membutuhkan fitur ini, sebaiknya matikan fitur getar yang ada di smartphone.
Ada banyak aplikasi yang jarang dipakai. Sebagai contoh, aplikasi pengecekan skor pertandingan sepak bola Livescore.
Kemungkinan besar, aplikasi tersebut hanya dipakai satu minggu sekali pada saat sedang ada pertandingan.
Nah, sebaiknya tutup aplikasi yang jarang dilihat seperti itu. Sebab, sebenarnya aplikasi itu tetap berjalan di background, meski Anda tidak melihatnya sepanjang satu minggu itu. Berjalan di background berarti tetap memerlukan daya pemrosesan.
Sebaliknya, jangan tutup aplikasi yang sering digunakan karena ini malah berpotensi memboroskan baterai.
Saat sebuah aplikasi dimatikan, data-data program bersangkutan dihapus dari memori (RAM). Ketika aplikasi itu kemudian dipanggil lagi, perangkat terpaksa “memanggil ulang” data-data yang diperlukan dan menyimpannya di dalam RAM. Ini membutuhkan pemrosesan sistem.
Memang berjalan di background berarti menyerap baterai, tetapi tidak akan menghabiskan baterai sebesar saat pengguna menutup dan membuka sebuah aplikasi secara berulang-ulang.
Ingin mendengarkan musik atau menonton video? Jika ya, sebaiknya simpan kedua jenis data tersebut di media penyimpanan yang ada.
Kurangi kegiatan streaming apabila tidak ingin baterai habis dengan cepat. Menonton video atau mendengarkan musik via YouTube memang menyenangkan, tetapi kegiatan ini akan “memaksa” sistem ponsel terus bekerja dan akhirnya membuat baterai cepat habis.
Semakin cerah tampilan layar, maka semakin cepat baterai habis. Oleh karena itu, redupkan atau matikan layar apabila sedang tidak digunakan.
Punya tips menjaga daya tahan baterai lainnya?
Baterai yang boros seringkali jadi masalah bagi pengguna ponsel.
Padahal ada solusi mudah.Hapus aplikasi Facebook dan konsumsi daya baterai ponsel bakal lebih hemat.
Besarnya penghematan itu diperkirakan mencapai 20 persen. Tentu sangat berarti ketika pengguna perlu menjaga ponselnya agar tetap menyala selama mungkin.
Di tulis oleh The Guardian, Selasa, 26 April 2016, aplikasi Facebook di Android ternyata memiliki masalah dalam hal kinerja dan akibatnya jadi menyedot lebih banyak daya.
Hal ini diketahui setelah seorang blogger bernama Russell Holly menghapus aplikasi tersebut dari ponselnya dan menyadari baterai ternyata menjadi lebih hemat.
Selanjutnya, pengguna Android lain dengan akun Reddit pbrandes_eth menguji hal serupa dan merasakan bahwa kinerja ponsel LG G4 miliknya meningkat. Baterai juga menjadi lebih hemat.
Dalam statistik konsumsi daya di Android, aplikasi Facebook tidak terlihat mengonsumsi banyak daya. Tampaknya keborosan energi itu justru terjadi ketika aplikasi aktif di latar belakang.
Bahkan ketika aplikasi tersebut dihapus, layanan Android lain seperti Android System dan Android OS juga ikut-ikutan lebih hemat.
Kedua layanan yang dimaksud berfungsi untuk menghubungkan antara aplikasi yang berjalan di latar belakang dengan dunia luar.
Facebook sendiri sudah menyadari hal ini, dan Chief Product Officer mereka, Chris Cox memerintahkan timnya untuk meninggalkan iPhone dan memakai Android hingga menemukan solusi yang tepat.
Ada juga tip dari Craig Federighi, petinggi Apple, yang mengatakan, menutup aplikasi yang berjalan di background tidak akan membantu menghemat baterai iPhone.
Federighi mengonfirmasi hal tersebut saat menjawab salah satu e-mail yang ditanyakan oleh pelanggan Apple, “Apakah mematikan aplikasi multitasking iOS bisa menghemat baterai?”
Walau e-mail tersebut sebenarnya ditujukan ke CEO Apple Tim Cook, namun Federighi yang membalasnya.
Jawaban Federighi pun cukup singkat atas pertanyaan tersebut, “No and no“. Dengan kata lain, dia menegaskan bahwa aplikasi yang berjalan di background tidak memboroskan baterai iPhone.
Federighi menutupnya dengan berterimakasih kepada si pengirim e-mail karena telah menjadi pelanggan Apple.
Mematikan aplikasi yang berjalan di background biasanya bisa dilakukan dengan cara menekan tombol Home iPhone dua kali dan menutup aplikasi yang sedang berjalan satu per satu. Selama ini, banyak yang percaya itu akan membantu menghemat baterai iPhone.
Dokumen manual Apple sendiri mengatakan, “pada umumnya, tidak perlu memaksa menutup aplikasi kecuali aplikasi itu tidak responsif.”
Apple juga menjelaskan, saat pengguna beralih dari satu aplikasi ke aplikasi lain, maka aplikasi yang lain akan berjalan sebentar sebelum akhirnya aplikasi tersebut akan berhenti bekerja.
“Aplikasi yang berada dalam kondisi suspended tidak akan aktif, terbuka, atau mengonsumsi sumber daya sistem,” demikian penjelasan Apple.