Investasi emas makin tidak menarik bersamaan dengan “larinya” para investor global untuk men jadikan logam mulia ini sebagai “save haven.” Dampak dari lesunya penawaran emas global ini dirasakan di tingkat domestik, terutama harga jugal eams batangan PT Aneka Tambang Tbk, yang selama tiga hari berturut-tur mengalami stagnan.
Hari ini, Jumat, 13 Maret 2015, di penutupan pekan kedua perdagangan emas di Jakarta, PT Aneka tambang merilis lewat situs resminya, Logam Mulia.com, harga emas tidak bergerak dari angka Rp 543.000 per gram. Harga ini sama dengan tiga hari lalu.
Untuk harga pembelian kembali, atau dikenal dengan istilah “buybuck” bergerak turun ke angka Rp 485.000 per gram, dibanding Rp 486.000 per gram sehari sebelumnya.
Antam menjual emas dari ukuran 1 gram hingga 500 gram. Hingga pukul 08.36 WIB, semua ukuran emas Antam masih tersedia.
Mengingat tingginya animo masyarakat, transaksi pembelian emas batangan yang datang langsung ke Antam dibatasi hingga maksimal 150 nomor antrean per hari.
Sementara itu untuk emas dua gram Antam membanderolnya Rp1.046.000 atau Rp523.000 per gram. Pecahan 2,5 gram dijual Rp1.297.500 per bar, dengan harga per gram Rp519.000. Emas tiga gram dihargai Rp1.551.000 per bar, dengan harga per gram Rp517.000.
Emas ukuran 4 gram dijual Rp2.056.000 per bar, dengan harga per gram Rp514.000. Emas 5 gram dibanderol Rp2.570.000 per bar atau Rp514.000 per gram. Emas 10 gram dijual Rp5.090.000 per bar atau Rp509.000 per gram. Emas 25 gram dijual Rp12.650.000 atau Rp509.000 per gram. Emas 50 gram Rp24.400.000 per bar atau Rp508.000 per gram.
Sementara emas ukuran 100 gram dibanderol Rp50.450.000 per bar atau Rp504.500 per gram. Emas 250 gram Rp126.000.000 atau Rp504 juta per gram. Lalu emas ukuran 500 gram dijual Rp251.800.000 atau Rp503.600 per gram.
Di pasar global harga emas menguat usai dolar melemah meskipun ada spekulasi bahwa suku bunga AS bisa naik lebih awal dan membuat membuat tekanan pada komoditas ini.
Melansir laman Reuters, harga emas di pasar spot emas naik menjadi US$ 1.154,65 per ounce. Sedangkan emas berjangka AS untuk pengiriman April ditutup naik US$ 1,30 per ounce ke posisi US$ 1.151,90.
Hargas spot emas sebelumnya mencapai posisi tinggi US$ 1.166,30 per ounce, namun mundur karena saham AS naik pada pembukaan.
Kenaikan harga emas usai dolar jatuh dari posisi tertingginya setelah terjadi penurunan mengejutkan dalam penjualan ritel AS pada bulan Februari.
Harga emas telah jatuh ke level terendah sejak 1 Desember di mana sehari sebelumnya berada di posisi US$ 1.147,10 per ounce, penurunan terpanjang sejak Maret 2009.
“Penjualan ritel pagi ini lebih lemah dari yang diharapkan dan meragukan beberapa untuk waktu kenaikan suku bunga Fed, yang dianggap banyak orang sebagai sebuah kepastian Juni baru kemarin,” kata Steve Scacalossi, Direktur dan Kepala Penjualan untuk logam global di TD Securities di New York.
Simon Weeks, kepala logam mulia di Bank of Nova Scotia, mengatakan: “Ini adalah kepastian bahwa tingkat akan naik, itu hanya sebuah pertanyaan tentang kapan, dan seberapa banyak Dengan demikian, emas akan berjuang.,” kata dia.
Di sisi lain, mata uang euro telah turun dua belas persen terhadap dolar tahun ini sebagai kebijakan moneter di ECB dan Federal Reserve, dengan ECB meluncurkan pelonggaran kuantitatif dan Fed bersiap untuk kenaikan suku bunga dalam hampir satu dekade.
“Tindakan kebijakan masa depan oleh Fed tetap tinggi pada agenda emas. Ini akan terus mendikte kecepatan di mana dolar AS menghargai permintaan sektor resmi untuk penurunan emas dan tekanan akan diberikan pada emas,” menurut catatan BNP Paribas.
Secara keseluruhan emas masih belum bisa lepas dari cengkeraman dolar yang kembali melakukan penetrasi dengan menguat pada sesi sebelumnya.
Harga Emas gagal mempertahankan keuntungan karena tidak mampu untuk mendapatkan support untuk bergerak terus ke atas menembus harga tertinggi di kisaran USD 1165.30 per troy ounce.
Bercampurnya data ekonomi AS telah membuat pergerakan indeks saham AS jatuh dan akhirnya membuat kabar baik bagi emas ketika berada di harga murah sehingga memungkinkan investor untuk membeli perlindungan untuk mengurangi risiko biaya.
Pasar masih menunggu pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal pada Minggu depan setelah Fed memberikan pernyataan yang berpotensi akan dan dapat mengganti “sabar” pada pertemuan meeting minute terakhir.
Hal tersebut merupakan indikasi bahwa bank sentral AS bersiap untuk menaikkan suku bunga pada salah satu dari dua pertemuan FOMC berikutnya.
Sebagian besar pertanyaan bagi emas yang berfungsi sebagai lindung nilai tradisional terhadap inflasi adalah apakah investor yakin the Fed akan memulai menaikkan suku bunga acuan yang saat ini masih berada di level nol untuk mencegah harga konsumen dari lonjakan sebagai rebound ekonomi.
Sedangkan pasar obligasi mempunyai ekspektasi inflasi dengan melihat pergerakan US Treasury tenor sepuluh tahun yang terlihat terus memudar dengan menyentuh level terendah empat tahun pada pertengahan Januari
Ekonomi Eropa juga diperkirakan tidak akan langsung pulih dengan cepat dan masih membutuhkan waktu yang cukup untuk lepas dari pelemahan ekonomi dan deflasi.
sumber : logam mulia.com, reuter dan bloomberg