Saya tak perlu menjelaskan tentang “perang dunia ketiga” yang terjadi pada pekan-pekan ini. Perang model lama dalam versi baru. Mengatas-namakan kedaulatan negara. Teritorial dan keutuhan.
Perang yang seperti dikuliahkan oleh ekonom hebat sri mulyani indrawati di sarasehan entrepreuneur negeri yang telah membuat ilmu ekonomi terkapar setelah mengelupas oleh banyak kebijakan.
Gak perlu lagi ilmu ekonomu dan bisnis. Semua kurikulum di perguruan tinggi itu campakkan saja ke tong sampah. Gak perlu angka atau perkalian. Gak perlu analisis yang rumit.
Semuanya hanya tinggal monument.
Itu yang dilakukan oleh donald trump. Bukan donald bebek. Bukan oleh bebek lumpuh. Tapi oleh sebuah institusi negara besar. Negara sebesar gajah bengkak bernama united state of america.
Bagi saya berdasarkan literasi serangan tarif ini bukan barang baru. Barang yang dulu pernah ada dan mengantarkan dunia ke ambang perang dagang yang penuh dengan ketidakpastian.
Untuk itu pula saya ingin mengambil segmen lain selain sendimen dan sentiment yang muncul sebagai kehebohan tentang perang tarif ini.
Segmen berkaitan dengan latar sejarah. Yang ketika trump tampil kembali sebagai presiden ia ingin mengulangnya. Dan tak ada yang salah dan dipersalahkan.
Kalau saya berada di posisinya sebagai amerika konservatif tak ada kata penolakan terhadap kebijakan ini. Ini masalah hegemoni. Masalah metafora. Masalah kebesaran amerika.
Tarif yang dimaksud di sini adalah pajak yang dikenakan pada barang-barang yang diimpor dari negara lain.
Pajak itu mesti dibayar perusahaan yang membawa masuk barang-barang itu kepada pemerintah.
Biasanya, tarif adalah persentase dari nilai suatu produk. Ada perkalian dan baginya. Bagi pengimpor dan si ekspor
Setiap perusahaan dapat memilih untuk membebankan sebagian atau seluruh biaya tarif kepada pelanggan.
Selama ini, united biasanya mengenakan tarif lebih rendah dibanding tarif yang diterapkan negara-negara lain.
Itu berarti, “pembalasan” Trump bisa membuat tarif yang ada tiba-tiba naik tajam dan, ujungnya, harga barang-barang di toko bakal ikut melonjak.
Tarif merupakan bagian utama dari rencana ekonomi trump. Ekonomi kapitalis. Yang secara pengetahuan yang jongkok penerapan tarif bisa mendorong perkembangan industri manufaktur
Efek lainnya melindungi lapangan kerja, serta meningkatkan pendapatan pajak dan menumbuhkan ekonomi.
Ketika pertama kali rencana penarapan tarif baru, trump secara ugal-ugalan meminta pertanggungjawaban partner dagangnya atas janji mereka untuk menghentikan imigrasi ilegal
Itu kebijakan awal yang gaduh. Gaduhnya gak ketulungan. Saling serng. Saling naikkan tarif. Ngotot-ngotatan. Tekan menekan. Dan entah apa lainnya. Semua instusi negara secara global nyerocos.
Trump melembek. Tapi ia belum mau menyerah. Di fase ini ia pemenang. Semua negara yang prank menunduk datang kepadanya. Minta negosiasi. Merengek. Saya gak tahu apa dengan merunduk.
Saya melihat sebuah amerika di tangan trump kembali sebagai hegemoni.
Dan trump puas. Cukup untuk sementara. Ia surut selangkah mengumumkan penundaan atau jeda sembilan puluh hari untuk semua tarif impor lebih tinggi resiprokal atau timbal balik.
Semua negara yang dikenai tarif itu akan kembali ke tarif universal sebesar sepuluh persen, termasuk indonesia
Namun, kebijakan penundaan tarif kepada para mitra dagang selama sembilan puluh hari ini tidak berlaku untuk china.
Sembilan puluh hari ini peluang, Peluang untuk negosiasi, diversifikasi ekspor, dan perkuat solidaritas kawasan.
Ketika Trump memberlakukan tarif kepada sejumlah negara, dua pertanyaan mengemuka: Apa sebenarnya tujuan akhir trump? Apakah itu sepadan dengan kehancuran ekonomi global?
Satu teori mencuat bahwa trump memiliki rencana dengan beberapa penasihat utamanya—yang disebut “kesepakatan mar-a-lago”.
Kesepakatan ini bertujuan memaksa mitra dagang amerika melemahkan dolar di bursa mata uang internasional.
Langkah ini dinilai dapat membuat ekspor Amerika lebih terjangkau bagi pasar luar negeri sekaligus mengurangi nilai cadangan mata uangnya.
Teori ini hanya salah satu kemungkinan penjelasan atas kekacauan pasar saham yang sengaja dipicu trump—yang sangat berisiko menurut banyak ekonom terkemuka. Itu bukanlah satu-satunya.
Sejak trump mengejutkan dunia dengan rencana tarifnya, pejabat-pejabat pemerintahannya telah berbicara ke media dengan penjelasan yang terkadang bertentangan.
Trump disebut menerapkan tarif untuk meningkatkan pendapatan dan melindungi industri negara—atau sebagai alat negosiasi.
Tarif itu disebut bersifat permanen —atau sementara. Tarif itu disebut akan mendorong kesepakatan individual dengan negara lain—atau memaksakan beberapa perjanjian multilateral yang besar.
Saat trump meneken tarif ia tampak ingin membuat khalayak dunia terus menduga-duga.
Saya bukan analis. Apalagi ekonom. Tapi seorang yang pernah melewati lintang kemukus jurnalis ekonomi bisnis. Pernah dekat dengan pemikiran ekonom mafia Berkley di sebua era.
Untuk itu saya percaya pada sejumlah analis, apa yang terjadi saat ini mengingatkan kita pada momen kritis dalam ekonomi global yang terjadi hampir seratus tahun lalu.
Seratus tahun silam sebagai era proteksionisme perdagangan dimulai. Era lahirnya undang-undang tarif di amerika Kebijakan penerapan tarif yang diatur dalam undang-undang
Era ini dinamai sebagai depresi besar—merujuk pada krisis ekonomi global yang terjadi sejak tahun seribu sembilan ratus dua puluh sembilan dan memengaruhi banyak negara.
Depresi yang terjadi selama satu dekade , memicu resesi ekonomi—penurunan tajam dalam pertumbuhan ekonomi—dan menyebabkan jutaan orang menganggur.
Sebuah anekdot yang dilaporkan dalam sebuah artikel majalah the economist menggambarkan dampak undang-undang tersebut.
Banyak yang berlutut dan memohon ke herbert hoover sang presiden kala itu untuk memveto undang-undang tersebut. Undang-undang itu mengintensifkan nasionalisme di seluruh dunia
Ada yang meyakini undang-undang tersebut memainkan peran penting dalam dimulainya perang duania kedua karena memperkuat posisi seperti yang diambil jerman httler.
Kenaikan tarif waktu itu berada di kisaran empat puluh hingga enam puluh persen terhadan sembilan artus produk dalam upaya melindungi petani dan sektor bisnis amerika
Persaingan dan turunnya harga pangan muncul kemudian.
Di sisi lain, para petani terlilit utang dalam upaya meningkatkan produksi mereka.
Dalam kondisi ini selama kampanye presiden dalam pilpres hoover berjanji akan menaikkan harga impor pertanian.
Namun, begitu ia menjabat, petani dan pemilik bisnis lainnya mulai melobi pemerintah untuk menerapkan tindakan perlindungan bagi para petani lokal.
Kenaikan tarif ini memengaruhi berbagai macam impor: telur, pakaian, minyak mentah, dan gula.
Sulit untuk menghitung persentase kenaikan pajak karena perkiraannya bergantung pada volume atau berat produk Yang pasti selama penerapan undang-undang itu impor dan ekspor turun
Memang terjadi balas membalas penerapan tarif seperti hari-hari ini..
Tak hanya itu, beberapa bank mulai bangkrut, dan perdagangan global turun sekitar enam puluh lima persen, menurut beberapa data. Situasi ini menempatkan ekonomi dunia pada titik kritis.
Sulit untuk mengetahui bagaimana babak baru perang dagang antara amerka dan mitra dagang utamanya akan berakhir
Tetapi studi terkini menunjukkan bahwa tarif akan merugikan pertumbuhan ekonomi dan mendorong inflasi di negara-negara yang terlibat.
Tarif yang diberlakukan trump dalam periode pertama pemerintahannya, juga merugikan perusahaan lokal dan konsumen lokal, menurut beberapa studi akademis.
Alih-alih membuat warga amerika lebih kaya, mereka harus membayar harga yang lebih tinggi.
Selain itu, penerimaan pajak dari pengenaan tarif sangat rendah dibandingkan dengan apa yang dikumpulkan pemerintah melalui pajak individu dan perusahaan.
Maaf tulisan ngaco ini. Hanya latah dan sekadar hura-hura……