Anjuran berbukalah dengan yang manis saat berpuasa sudah sering didengar dan dipraktikan.
Namun, seperti apa sih sebenarnya kombinasi makanan yang tepat saat berbuka puasa?
Berbuka puasa jangan diawali dengan makanan berat seperti nasi dan lauk-pauk. Sebab, makanan berat sulit dicerna tubuh.
Makanan berat untuk berbuka puasa bukannya memulihkan energi, malah membuat perut begah dan kembali tidak berenergi.
Sebaiknya didahuli dengan minuman manis. Misalnya teh manis dan sirup
Glukosa yang terkandung dalam makanan manis tersebut mampu cepat diserap dan menaikkan gula darah tubuh.
Seperti yang kita tahu, puasa membuat gula darah tubuh anjlok drastis. Ini membuat fungsi otak menurun sementara.
Glukosanya jadi bahan bakar supaya fungsi otak pulih normal kembali.
Barulah tiga puluh menit paska buka puasa, kita boleh menyantap makanan dengan karbohidrat kompleks seperti nasi beserta lauk pauknya.
Lalu, supaya energi yang dihasilkan paska buka puasa terjaga, disarankan untuk menyelipkan makanan dengan glikemiks indeks rendah.
Ini kebalikan dengan saat buka puasa itu sendiri.
Berbuka puasa memang butuh makanan dengan glikemiks indeks tinggi yang bisa meningkatkan gula darah secara cepat.
Glikemiks indeks merupakan angka pada makanan yang berkabohidrat berdasarkan kenaikan gula darah sesaat setelah kita mengonsumsi makanan itu.
Sebab, penguraian dan diserap jadi gula darah ke tubuh lebih lambat. Sehingga rasa lapar bisa ditahan dan kenyangnya lebih lama,” ucapnya.
Semua buah-buahan dan kacang-kacangan utuh dianjurkan. Kecuali semangka yang tingkat GI-nya tinggi
Pengetahuan ini juga bisa diaplikasikan untuk santap sahur. Supaya kita kenyang lebih lama dan energi terjaga, sahur tetap harus diimbangi dengan cemilan dengan GI rendah.
Seperti makan biasa, diawali makan berat padatan kayak nasi dan lauknya. Tapi tetap diakhiri dengan snack yang low GI,” katanya.