Sebuah penelitian terbaru dari National Institutes of Health dan Ohio State University mengingatkan mereka yang minum dua cangkir kopi atau lebih dalam beberapa minggu sebelum pembuahan dapat meningkatkan risiko keguguran hingga akhirnya sulit mendapatkan keturunan.
Hasil ini berlaku sama bagi wanita maupun pria.
Dalam temuan yang diterbitkan oleh jurnal Fertility and Sterility, peneliti melibatkan tiga ratusan pasangan yang menjalani program hamil asal Michigan dan Texas yang ikut serta dalam studi Longitudinal Investigation of Fertility and the Environment.
Faktor gaya hidup pasangan, seperti penggunaan rokok, konsumsi minuman berkafein, dan penggunaan multivitamin, dilacak bersamaan dengan kesehatan kehamilan sejak beberapa minggu sebelum konsepsi hingga minggu ketujuh kehamilan.
Pada akhir penelitian, dua puluh delapan persen dari kehamilan berakhir dengan keguguran. Para peneliti menemukan adanya hubungan antara asupan kafein dan peningkatan risiko keguguran.
Peneliti mencatat, jika seorang wanita atau pasangannya minum lebih dari dua gelas minuman berkafein dalam sehari menjelang konsepsi, mereka hampir yujuh puluh lima persen lebih mungkin untuk mengalami keguguran dibandingkan pasangan yang tidak minum kafein.
“Konsumsi kafein selama prakonsepsi pada pria sangat terkait dengan keguguran layaknya konsumsi kafein pada wanita,” kata Germaine Buck Louis, Ph.D, penulis utama studi.
“Walau wanita yang mengonsumsi multivitamin harian dengan anjuran dokter sebelum konsepsi mengalami penurunan lima puluh lima persen risiko keguguran, konsumsi kafein perlu dikurangi oleh pasangan yang masih mencoba untuk hamil.”
Wanita yang minum kopi atau minuman berkafein lainnya selama kehamilan berpotensi melahirkan bayi dengan berat badan kurang dan memiliki waktu kehamilan yang lebih lama
Demikian diungkapkan sebuah studi terbaru lainnya yang dipublikasi dalam jurnal BMC Medicine.
Para ahli melakukan kajian atas riset di Norwegia dan menemukan adanya kaitan konsumsi kafein dengan berat bayi lahir dan kehamilan.
“Para wanita hamil harus dikonseling untuk membatasi kafein selama kehamilan sebanyak yang mereka bisa,” ujar ketua penelitian Verena Sengpiel, ahli obstetri ginekologi dari Sahlgrenska Academy of Sahlgenska University di Goteborg, Swedia.
Sengpiel percaya penemuan ini seharusnya juga dapat menjadi pengganti dari rekomendasi sebelumnya dari American College of Obstetricians and Gynecologists, yang menyarankan bahwa wanita hamil hanya boleh minum kafein tidak lebih dari dua cangkir sehari.
Dalam studi ini, Sengpiel dan timnya mencatat seluruh sumber kafein, termasuk kopi, teh, soda, dan makanan seperti cokelat,
Mereka menemukan bahwa kafein tidak berkaitan dengan kelahiran prematur, namun berkaitan dengan risiko tinggi bayi lahir dengan berat badan kurang.
Sebagai contoh, bayi yang diprediksi beratnya tiga koma enam kilogram, setiap seratus miligram kafein yang dikonsumsi oleh ibunya perhari mengurangi berat bayinya hampir sebanyak nol koma nol tiga kilogram
Kendati demikian, Sengpiel menekankan studi ini belum dapat membuktikan hubungan sebab-akibat antara kafein dengan berat badan bayi yang kurang.
Selain itu, khusus para wanita dianjurkan nutnuk tidak minum kafein terlalu banyak.
“Kafein adalah zat kimia yang memiliki dampak yang kuat pada otak,” kata Dr Lamm.
Mengonsumsi terlalu banyak kafein, dapat menyebabkan Anda lelah dan mudah marah.
Anda juga akan sangat merasa kesal bila setelah Anda mengonsumsi kopi tetapi belum bisa menyelesaikan urusan. Anda juga bisa merasa pusing kalau mengonsumsi kopi dalam jumlah yang terlalu banyak
Kafein juga membuatnya cemaskan dan tidak tenang.
Jeffrey Deitz, MD, psikiater dari Frank Netter School of Medicine of Quinnipiac University New York mengatakan, ketika orang merasa gelisah, gairah mereka akan meningkat dan kecemasan tersebut akan terasa lebih mengganggu lagi.
“Bagi orang lain, mungkin hal ini terasa biasa saja, tapi mereka yang merasa gelisah, hal ini bisa membuat mereka jadi mudah marah dan suka berteriak,” ucapnya.
Selain efek negatif yang ditimbulkan kafein, ternyata minuman ini dapat meningkatkan gairan seksual Anda.
Menurut Roshini Rajapaska MD, asisten profesor kedokteran di New York University School of Medicine, Amerika Serikat, kafein pun dapat meningkatkan gairah bercinta Anda.
Rajapaska mengungkapkan, kafein memang disebut dapat meningkatkan kadar gula dalam darah, yang akhirnya menekan kelenjar adrenal dan mengurangi produksi hormon yang berhubungan dengan gairah seksual.
“Kafein dapat meningkatkan kadar gula darah secara langsung bagi penderita diabetes tipe 2, namun ini tak terjadi pada orang yang sehat,” ujar Rajapaska.
Dengan demikian, menurut Rajapaksa, kemungkinan besar kafein tidak akan menurunkan libido Anda.
Faktanya, sebuah penelitian yang dilakukan terhadap sampel tikus betina menemukan bahwa kafein dapat meningkatkan motivasi seksual.
Memang, masih terdapat pendapat yang beragam tentang efek kafein ini, yang diduga bahwa kafein dapat mengganggu gairah bercinta Anda.
Menurut Rajapaska, bagi sebagian orang, kafein dapat memicu rasa khawatir yang dapat mengganggu mood, khususnya saat bercinta, jika Anda tak fokus karena Anda khawatir akan hal-hal lain.
“Tapi di sisi lain, kafein adalah stimulan. Sehingga, kafein dapat memberikan Anda lebih banyak energi untuk bercinta. Jika Anda berpikir kopi dapat mengganggu kenikmatan Anda saat bercinta, cobalah berpikir ulang,” sebut Rajapaska.