Laman situs “the verge,” Sabtu, 04 Juli 2015, mengungkapkan, raksasa media pertemenan Facebook kini sedang mengayunkan langkah besar kearah streaming music dan sedang merampungkan pembicaraan dengan beberapa label musik ternama.
Hampir bisa dipastikan, dalam beberapa waktu kedepan, jejaring sosial yang baru saja ganti logo itu bakal bergabung ke bisnis streaming musik.
Menurut beberapa sumber yang tak mau disebutkan namanya, Facebook sudah berbicara dengan setidaknya dengan tiga label musik terkenal, yakni Sony Music Entertainment, Universal Music, dan Warner Music Group.
Ketiga label musik global itu sudah mengiyakan keinginan Facebook itu dan segera merealisirnya begitu pembicaraan antara mereka rampung.
Memang, beberapa pengamat berspekulasi, apa alasan Facebook mendapatkan streming music itu.
Asumsi paling mungkin, jejaring sosial bikinan Mark Zuckerberg ini ingin mengembang media sosialnya dengan membuat layanan streaming musik sendiri.
Biasanya, sebuah perusahaan memang harus membicarakan biaya lisensi musik dengan label, sebelum menjalankan bisnis streaming musik.
Salah satu sumber lainnya membeberkan, fitur video akan berperan banyak di layanan musik milik Facebook ini nantinya. Facebook dikatakan akan melakukan satu hal yang “unik” dengan video tersebut. Namun, masih belum jelas akan seperti apa nantinya implementasi dari video “unik” tersebut.
Jika informasi ini benar, buat apa sebenarnya Facebook bergabung ke bisnis streaming musik?
Facebook ingin membuat penggunanya bertahan selama mungkin di situs jejaring sosial tersebut. Di AS saja, pengguna menghabiskan waktunya rata-rata selama empat puluh menit dalam satu hari di situs tersebut.
Dengan adanya fitur musik, pengguna diharapkan bisa lebih “lengket” lagi di situs dengan warna dasar biru ini. Tentunya, hal tersebut akan sangat menguntungkan dari segi iklan.
Akan tetapi, perbincangan dengan semua label musik tersebut dikatakan masih dalam tahap awal. Facebook dikabarkan masih belum mengambil keputusan apapun perihal layanan musik streaming ini.
Seperti biasanya, Facebook menolak untuk memberikan komentar dari rumor yang ada.
Sementara itu, khusus untuk Indonesia, Facebook Lite akhirnya dengan target untuk smartphone Android low-end itu sudah tersedia di Google Play Store Indonesia.
Aplikasi Facebook Lite dibangun dari awal, sama sekali tidak mengambil arsitektur aplikasi Facebook original versi Android.
Dengan cara tersebut, tim pengembang Facebook Lite dikatakan bisa lebih leluasa dalam mengatasi masalah yang ada di aplikasi Facebook versi Android.
Masalah tersebut adalah perangkat yang tidak memiliki spesifikasi yang kurang tinggi, jaringan internet lambat, dan kapasitas media penyimpanan kecil
Mengutip data dari Kementerian Komunikasi dan Informatika, sekitar tujuh puluh persen pengguna smartphone di Indonesia masih mengakses internet menggunakan jaringan 2G. Koneksi tersebut memang kurang cepat untuk mengakses berbagai situs, termasuk Facebook.
Nah, karena karakteristik aplikasi yang tidak membutuhkan begitu banyak bandwidth internet,Facebook Lite bisa dibuka dengan cepat, meskipun ada di jaringan 2G.
Lagipula, kebanyakan foto yang ditampilkan sudah hasil kompresi membuat data yang “dimakan” semakin kecil.
Selain itu, Facebook tidak memasukkan fitur-fitur dan desain yang dianggap memberatkan sistem. Oleh karena itu, Facebook Lite mampu bekerja dengan “ringan”, bahkan lebih optimal, di Android.
Adapun, Facebook Lite hadir dengan memori instalasi yang sangat kecil, hanya sekitar 430 KB, membuatnya tidak memberatkan kapasitas penyimpanan.
Meski hadir lebih ringan dan lebih kecil dari versi original, pengguna Facebook Lite akan mendapatkan pengalaman yang tidak jauh berbeda. Fungsi-fungsi dasar Facebook, seperti unggah status, foto, memberikan komentar, dan membagikan tautan berita.
Hanya saja, saat ini aplikasi Facebook Lite belum bisa digunakan untuk memutar video.
Facebook Lite merupakan versi penyederhanaan dari situs mobile Facebook yang pernah digunakan pada tahun 2009-2010 lalu.
Namun Facebook menambahkan beberapa fungsi modern, seperti push notification serta integrasi aplikasi dengan kamera di ponsel agar pengalaman yang didapat pengguna menyerupai aplikasi Facebook di smartphone premium.
the verge dan blog facebook