Rencana Facebook Inc untuk mengintegrasikan Instagram dan WhatsApp dinilai dapat menghambat upaya untuk ‘memecah’ raksasa media sosial tersebut.
Ketua Komisi Perdagangan Federal Joseph Simons mengatakan hal tersebut kepada Financial Time
Simons mengatakan semua opsi ada di meja karena FTC menyelidiki Facebook untuk kemungkinan pelanggaran antimonopoli. Simons menambahkan bahwa segala upaya dari Mark Zuckerberg untuk menggabungkan tiga merek utama perusahaan media sosial itu dapat memperumit kasus apa pun.
“Jika mereka mempertahankan struktur dan infrastruktur bisnis yang terpisah, akan jauh lebih mudah untuk memiliki divestasi dalam keadaan tersebut daripada di mana mereka sepenuhnya terjerat dan semua telur diacak,” kata Simons kepada FT.
Saat ini Facebook sedang berada di bawah pengawasan regulator di seluruh dunia atas praktik privasi data dan bagaimana anak perusahaannya WhatsApp dan Instagram memproses data pribadi.
Facebook membeli Instagram pada sembilan tahun lalu dan WhatsApp pada lima tahun silam, dan masing-masing sekarang digunakan oleh lebih dari satu miliar orang.
Bulan lalu, Facebook mengatakan akan membayar denda lima miliar dollaruntuk menyelesaikan penyelidikan pemerintah terhadap praktik privasi dan meningkatkan perlindungan pada data pengguna.
Penyelidikan dipicu oleh tuduhan bahwa Facebook melanggar keputusan persetujuan dengan berbagi informasi yang tidak tepat milik delapan puluh tujuh juta pengguna dengan perusahaan konsultan politik Inggris Cambridge Analytica.
Sementara itu, Instagram telah menambahkan opsi atau pilihan bagi pengguna untuk melaporkan unggahan yang mereka anggap salah.
Hal ini dilakukan perusahaan untuk membendung beredarnya informasi palsu dan pelanggaran lain dalam layanan mereka.
“Ini adalah langkah awal kami untuk berupaya menuju pendekatan yang lebih komprehensif untuk mengatasi informasi yang salah,” kata Juru Bicara Facebook Stephanie Otway kepada Reuters.
Langkah ini dilakukan Facebook sebab beredar kabar bahwa Instagram menjadi sasaran empuk elit politik Rusia untuk menyebarkan informasi palsu sejak pemilihan presiden Rusia
“Penilaian kami adalah bahwa Instagram kemungkinan akan menjadi medan pertempuran utama [aktor politik Rusia] secara berkelanjutan,” tutur Otway.
Upaya Facebook untuk menangkal informasi palsu sebenarnya sudah dilakukan pada Mei lalu, di mana perusahaan menggunakan sistem pendeteksian gambar untuk menemukan konten yang tidak sesuai dengan Pedoman Komunitas.
Selain itu, Facebook juga mengerahkan sejumlah kontraktor yang tergabung di dalam tim pengecekan fakta yang bekerja dalam empat puluh dua bahasa.
Demi melancarkan langkah Facebook untuk memberantas informasi palsu yang beredar di layanan media sosial mereka, salah satu mitra pengecekan fakta Facebook,
Full Fact bahkan meminta perusahaan untuk memberikan banyak data terkait bagaimana konten itu ditandai dari waktu ke waktu.
Sebagai informasi, Facebook melaporkan pihaknya telah menghapus sembilan puoluh tujuh akun, laman, dan grup pada Mei lalu.
Perusahaan milik Mark Zuckerberg ini mengatakan sebagian besar akun yang dihapus digunakan untuk menyebarkan informasi menyesatkan yang berasal dari Rusia.
Raksasa media sosial ini mengatakan akun, laman, dan grup tersebut menerapkan taktik serupa untuk menyesatkan orang lain dengan informasi hoaks yang mereka buat..
Aksi ‘bersih-bersih’ Facebook berlanjut setelah sebelumnya melaporkan telah menghapus dua ribuan halaman, grup, dan akun yang diduga memiliki keterkaitan dengan Iran, Rusia, Makedonia, dan Kosovo dengan dalih menyebar propaganda.