Usai menaklukkan “kemustahilan” di Old Trafford, dengan mengalahkan Olyimpiakos tiga gol tanpa balas di perdelapan final Champ[ions League, Kamis dinihari WIB, Manchester United menuju perempatfinal Liga Champions dengan menunggu salah satu dari tujuh tim lainnya.
Situasi dan kondisi ini, seperti ditulis “The Guardian, belum menempatkan “The Red Devils” sebagai tim unggulan dan diyakini masih berada di batas abu-abu yang membuat tujuh tim lain sangat ingin menghadapi MU.
MU harus bersusah payah mengatasi Olympiakos. Fakta ini membuat tim Old Trafford itu dikategorikan sebagai salah satu tim yang relatif enteng di perempatfinal.
Diantara tujuh tim lainnya, Barcelona, Atletico Madrid, Paris Saint-Germain, Chelsea, Real Madrid, Borussia Dortmund, dan Bayern Munich, The Red Devils menjadi satu-satunya tim yang sedang tertatih-tatih di liga dan berada di luar posisi tiga besar papan klasemen.
Hal itulah yang membuat Jamie Carragher, mantan pemain Liverpool yang kini beralih menjadi pengamat dan komentator, menilai bahwa MU akan menjadi bidikan utama para tim lain dalam proses pengundian, Jumat, 21 Maret 2014, besok.
“Anda akan risau dengan peluang mereka di fase berikutnya terkait dengan siapa yang akan mereka hadapi,” kata Carragher kepada Sky Sports dan dikutip HITC.
“Semua tim akan mengharapkan berjumpa United dalam pengundian nanti, saya pikir begitu,” lanjutnya.
Sementara iotu, David Moyes, sehari usai laga krusial MU di perdelapan final Champions, dengan sangat marah menuding pers yang melakukan tekanan kepadanya untuk pergi dari MU.
“Bukan manajemen. Saya tidak merasa tekanan apa pun dari dalam klub. Itu datang dari Anda, orang-orang media. Kami tahu pekerjaan yang harus kami lakukan. Hanya saja, ini mungkin lebih besar dari yang saya pikirkan ketika pertama kali datang ke klub ini,” kata Moyes.
Satu pekan lalu, Moyes menerima banyak kritik setelah MU kalah telak kosong tiga dari Liverpool dalam lanjutan Liga Primer Inggris.
Kekalahan buruk ini diyakini banyak pengamat memperkirakan Moyes akan segera dipecat begitu tersingkir dari Liga Champions.
“Orang-orang mungkin berpikir pertandingan melawan Olympiakos di Liga Champions adalah titik balik dalam karier seseorang. Akan tetapi, saya tidak melihat seperti itu. Saya melihat diriku di Manchester United untuk waktu yang lama,” kata Moyes.
“Ada banyak cerita tentang pemain yang gagal atau tidak padu, atau sesuatu yang tidak berjalan semestinya. Namun, itu “spam.” Sampah. Masyarakat mencari alasan mengapa kami tidak bekerja dengan baik. Tapi itu hanya karena kami sedang tidak main dengan bagus,” Moyes melanjutkan.
Setelah lolos ke perempat final Liga Champions dengan kemenangan rata-rata 3-2 dari Olympiakos, tugas Moyes berikutnya adalah membawa klub berjuluk Setan Merah ini meraih kebangkitannya dalam Liga Primer Inggris. Sabtu mendatang, 22 Maret 2014, mereka akan tampil di kandang West Ham United.
MU harus memenangi sembilan pertandingan mereka yang tersisa di Liga Primer untuk bisa berharap dapat mempertahankan gelar juara liga.
Kemenangan MU dari Olympiakos banyak ditentukan oleh Robin van Persie yang mengandalkan kelebihan nalurinya itu. Ia bangkit dan menjadi pahlawan pada saat yang tepat, yaitu ketika orang-orang mulai meremehkan kebintangannya di MU dan tim nasional Belanda
Sehari sebelum laga, di sebuah tulisan opini di salah satu media di Inggris, ada pernyataan bahwa sebentar lagi manajer MU, David Moyes, akan menjual Van Persie ke klub lain setelah striker Belanda ini tak lagi produktif di Old Trafford.
Van Persie diprediksi sudah mencapai puncak kariernya dan mulai menurun. Ketika dia ditarik keluar dari lapangan oleh Moyes pada menit saat MU mengalahkan West Bromwich Albion, prediksi tersebut mendapat dukungan. Kemampuan Van Persie dinilai sudah habis.
Performa Van Persie diramal sudah tak mungkin naik lagi di klub dan tak bisa mengulangi suksesnya ikut membawa Belanda maju ke final Piala Dunia empat tahun lalu di Afrika Selatan.
Tapi, saat terpojok, Van Persie menunjukkan kematangannya sebagai seorang striker dengan memborong tiga gol dalam satu pertandingan dinihari tadi alias mencetak hat-trick.
Penyerang kidal ini bukan saja menyelamatkan MU dan menolong Moyes yang terus mendapat tekanan agar dipecat oleh MU, tapi juga meyakinkan pelatih Belanda, Louis van Gaal, yang selama ini masih percaya pada keandalan pemain asal Rotterdam, Belanda, yang berdarah Indonesia ini.
Hanya Van Gaal yang tenang-tenang saja ketika performa Van Persie tengah menurun di MU musim ini. Dia bahkan senang karena pemainnya ini jadi bisa lebih segar saat tampil dalam Piala Dunia 2014 di Brasil, mulai 12 Juni nanti.
“Dengan demikian, ia (Van Persie) bisa lebih termotivasi untuk membuktikan kehebatannya saat di Brasil nanti,” kata Van Gaal bulan lalu.