Nico Rosberg tak bisa menyembunyikan kekecewaannya ketika kembali naik podium di GP Bahrain, Minggu malam WIB, 06 April 2014, dalam posisi kedua di belakang rekan sati timnya di Mercedes, Lewis Hamilton.
Menurut “Sky Sprts,” pebalap Jerman itu tak bisa menutupi betapa dia sangat tidak suka selalu finis di belakang rekan satu timnya, Lewis Hamilton.
Pada GP Malaysia yang berlangsung sepekan sebelumnya, Rosberg juga hanya bisa finis kedua di belakang Hamilton. Namun, dia masih unggul dalam pengumpulan poin karena berhasil memenangi seri pembuka di Australia, pertengahan Maret, saat Hamilton tak meraih satu poin pun.
Rosberg berhasil “mengklaim” pole position di Bahrain setelah mencatat waktu tercepat pada sesi kualifikasi, pada hari Sabtu 05 April 2014. Namun, dia kehilangan tempatnya dalam perjalanan menuju tikungan pertama setelah start.
Setelah itu, Rosberg dan Hamilton seperti kucing dan tikus yang saling berkejaran.
“Saya melewatinya kira-kira sembilan kali, tapi tak ada yang berhasil.” kata Rosberg. “Dia selalu berhasil kembali ke depan saya dan dia membalap dengan bagus. Itu saja. Lewis jelas adalah pebalap yang hebat dan melakukan balapan dengan baik. Lain kali, saya harus melakukannya dengan lebih baik!”
Kejar-kejaran dan saling salip antara Nico Rosberg dan Lewis Hamilton menjadi tontonan seru di GP Bahrain. Rosberg tak khawatir duelnya akan berakhir dengan kecelakaan, apalagi memang tak ada aturan team order dari Mercedes.
Dua pebalap satu tim bertarung sengit, saling susul dan berkali-kali terlibat aksi wheel to wheel sangat jarang terjadi dalam beberapa musim belakangan. Namun Rosberg dan Hamilton mematahkan tabu tersebut dalam race di GP Bahrain.
Aksi saling susul antara keduanya sudah dimulai sejak tikungan pertama lap pertama, saat hamilton mengambil alih posisi terdepan dari tangan Rosberg – yang dapat pole position. Secara keseluruhan Hamilton dominan di posisi terdepan, tapi dia meraihnya dengan susah payah karena Rosberg terus memberi tekanan sepanjang lap.
Paling tidak mereka sembilan kali saling salip. Bahkan saat menyentuh garis finis jarak mereka berdua hanya berada dalam jarak tipis, paling rapat dari dua balapan lain yang sudah digelar musim ini.
Kondisi itu bukan sesuatu yang umum terjadi, terlebih beberapa tim lebih senang menerapkan team order dengan menjadikan salah satu pebalap sebagai prioritas dibanding pebalap yang lain. Hal lainnya, duel seperti itu berpotensi memunculkan kerugian besar jika kedua mobil bersenggolan dan bisa sama-sama menyandang status DNF alias tidak finis.
“Saya sepenuhnya sadar terhadap apa yang dunia sebut sebagai tem order, tapi bukan itu masalahnya. Pesannya cuma ‘guys, pastikan kalian berdua membawa mobil sampai garis finis’. Jadi pesan dari tim jelas,” sahut Rosberg usai balapan.
“Kami membalap, tapi dengan rasa hormat, kami bebas untuk membalap dan terus bersaing. Tidak ada momen di mana mobil terancam out. Mungkin tidak terlihat di televisi, tapi itu balapan yang ketat dan seru,” lanjut dia di Autosport.
Duel Rosberg dan Hamilton menjadi semacam ulangan atas rivalitas mereka yang sudah terbangun sejak masih anak-anak. Keduanya pernah bersaing di balapan karting, sementara di ajang GP2 Rosberg dan Hamilton bergantian jadi juara dunia, meski tidak saling berkompetisi.
“Saya pikir saya sembilan kali membalapnya, tapi dia selalu bisa kembali mengambil posisi itu. Dia melakukan pekerjaan dengan baik. Lewis pebalap yang hebat, dan dia berhasil, lain kali saya harus berusaha lebih baik lagi,” tuntas pebalap asal Jerman itu.
Persaingan kedua pebalap ini bahkan beberapa kali mendekati bahaya dengan risiko terburuk salah satu atau bahkan keduanya tak bisa menyelesaikan balapan.
“Saya tahu bahwa semua orang pasti berpikir, ‘itu dia, team order Silver Arrows akan dilakukan’. Pasti seperti itu, tetapi sebenarnya bukan demikian. Itu hanya seperti kalimat, ‘guys, yakinlah bahwa kalian bisa membawa mobil hingga finis, jangan merusaknya, jangan kecelakaan’,” terang Rosberg.
Tanpa ada team order, Rosberg memang tak pernah berhenti mencari celah untuk melewati Hamilton.
“Kami bebas untuk membalap. Pada akhirnya, ban saya sedikit terlalu panas pada tiga putaran terakhir karena saya terlalu memaksa, dengan cengkeraman yang berkurang dan banyak melakuan sliding. Saya tidak bisa mendekat lagi,” tambah Rosberg.
Rosberg mengaku senang mendapat kesempatan membalap dengan bebas. Apa yang dia dan Hamilton lakukan membuktikan tidak ada team order di Mercedes.
“Kami ingin menampilkan balapan yang bagus untuk penonton dan kami sudah melakukannya. Tentu saja ini positif, tetapi saya sangat tidak suka finis kedua!” ujar pebalap Jerman tersebut.