TEH sebagai minuman tradisi tak pernah berhenti menuai manfaat. Sepanjang ribuan tahun sejarahnya, minuman yang ber”nenek-moyang” di Asia ini terus menambah perbendaharaan kesehatan manusia. Teh dapat menyegarkan pikiran. Teh dapat menghadirkan ketenangan, dan sebagainya.
Teh bukan hanya menjadi bagian dari budaya di negeri asalnya, Asia, tapi menyebar menjadi minuman penuh elegan hingga ke Eropa dan Timur Tengah. Tradisi minum teh menjadi bagian dari ritual kehidupan. Di Jepang, Cina, India dan Indonesia meminum teh bukan sekadar menikmati sensasi aroma keharumannya, tapi juga melahirkan tradisi budaya yang bukan main sakralnya.
Baru-baru ini para ilmuan baru saja menyelesaikan penelitian tentang manfaat the terbaru. Para ilmuwan itu menemukan bahwa konsumsi tiga cangkir teh per hari bisa membuat daya ingat tetap tajam hingga usia lanjut. Bukan main.
Manfaat lainnya adalah penurunan risiko penyakit mental, khususnya di kalangan wanita. Wanita yang rentan depresi bisa dikurangi resikonya lewat minum the secara teratur.
Dalam sebuah penelitian, hampir 1.500 pria dan wanita di Singapura yang mengkonsumsi lebih dari empat cangkir teh per hari ternyata mengalami penurunan peluang gangguan memori hingga 75 persen.
Bahkan, mengkonsumsi hanya satu hingga tiga cangkir teh Ceylon per hari bisa menurunkan risiko tersebut hingga 43 persen. Karena itu, para peneliti menduga bahwa komponen dalam teh bisa melawan racun yang merusak otak pada penyakit Alzheimer. Kemungkinan teh itu mengandung theanine, komponen tanaman yang hanya terdapat pada teh dan jamur.
Para ahli di Amerika menganalisis beberapa hasil penelitian atas efek minuman berkafein terhadap kewaspadaan memori dan mental. Ribuan pria dan wanita yang terlibat dalam penelitian tersebut dilihat seberapa sering mereka mengkonsumsi kopi dan teh serta melakukan tes memori untuk menganalisis dugaan awal penyakit Alzheimer. Hingga 10 tahun kemudian, mereka mengulang tes tersebut dan hasilnya dicatat.
Menurut jurnal Advances in Nutrition, seperti dikutip situs Daily Mail edisi 12 Februari 2013, mereka yang mengkonsumsi teh tetap mempunyai otak yang tajam. Hal tersebut terlihat dalam semua hasil penelitian.
Sebuah studi yang merekam jejak empat ribu orang Amerika selama hampir delapan tahun menunjukkan bahwa teh bermanfaat terutama bagi para wanita. Para ilmuwan dari University of California yang mengkaji ulang penelitian-penelitian tersebut mengatakan bahwa hasil yang lebih rendah ditunjukkan oleh kopi yang berarti kemungkinan bukan kafein yang berkontribusi pada manfaat kognitif ini.
Orang-orang Inggris mengkonsumsi 165 juta cangkir teh per hari. Jumlah ini dua kali lebih tinggi ketimbang konsumsi kopi. Menurut Jessica Smith dari Alzheimer Society, ada bukti hubungan antara mengkonsumsi teh dan penurunan kemampuan kognitif. Minum secara teratur dan terukur dapat memelihara kemampuan berpikir kita tetap positif.
Teh jangan hanya dinikmati rangsangan aroma yang wangi dan menyegarkan. Tapi juga mampu membuat penikmatnya terlepas dari cengkeraman tekanan berpikir. Teh mampu menjaga keseimbangan daya ingat.
“Namun, kami masih dalam perjalanan yang panjang untuk bisa mengatakan dengan pasti bahwa teh bisa menurunkan risiko Anda terhadap penyakit dementia. Cara terbaik untuk menurunkan risiko tersebut adalah mengkonsumsi makanan seimbang, olahraga teratur, dan tidak merokok,” ujar Smith. ( Dari Berbagai Sumber)