Sudah umum diketahui bahwa wanita memiliki ‘masa subur’, yakni saat di mana sel telur tengah berada dalam kondisi terbaik. Lantas bagaimana dengan pria. Apakah mereka juga memiliki masa subur seperti wanita?
Pria pada umumnya menganggap kesuburan berkaitan dengan masalah kejantanan atau maskulinitas. Pria dianggap jantan bila dapat melakukan aktivitas seksual dan bisa memiliki anak. Kesuburan sendiri tidak sesederhana itu.
Meskipun para ahli tidak benar-benar percaya bahwa hari atau musim ada hubungannya dengan siklus kesuburan pria, tetapi telah terlihat dalam beberapa kasus bahwa pria biasanya memiliki jumlah sperma lebih tinggi di pagi hari dan selama musim dingin.
Secara umum, perubahan waktu dan musim dapat memengaruhi jumlah sperma pria. Jumlah sperma lebih banyak di musim dingin dan lebih sedikit di musim panas. Hal ini terjadi karena produksi sperma meningkat pada suhu dingin.
Selain terkait suhu, jumlah sperma pria juga disebut-sebut paling banyak pada pagi hari. Hal ini karena pada musim panas atau siang hari dengan suhu makin meningkat dapat memengaruhi kualitas sperma. Testis sangat sensitif terhadap suhu, maka suhu panas diyakini dapat memengaruhi kehidupan sperma.
Namun begitu, sebagian para ahli tidak setuju pada pendapat bahwa pria tidak memiliki masa subur seperti wanita.
Menurut mereka sperma terbaik bukannya dihasilkan di waktu-waktu tertentu, seperti halnya wanita yang cenderung memproduksi benih terbaiknya setiap satu bulan sekali. Pria baru bisa menghasilkan benih terbaik jika gaya hidupnya berkualitas dan pola makannya terjaga.
Tidak ada masa subur pada pria seperti pada wanita. Sperma mau kualitasnya baik ya gaya hidupnya juga harus baik, jangan minum alkohol, ngerokok, makan buah-buahan supaya terhindar dari radikal bebas yang bisa merusak sperma.
Kehamilan tidak selalu dapat terjadi walaupun pasangan suami istri sering melakukan hubungan intim. Periode masa subur turut menentukan besar-kecilnya kesempatan kehamilan yang dapat terjadi. Hal tentang
kesempatan hamil tidak hanya menjadi tanggung jawab dari masa subur seorang wanita. Seorang pria pun memiliki peranan tersendiri untuk memberikan waktu tersuburnya dengan memerhatikan kualitas sperma.
Tingkat kesuburan seorang pria bisa diukur dan dilakukan dengan cara memeriksa dan menganalisis
spermanya, baik secara langsung atau menggunakan mikroskop. Analisis sperma menghasilkan parameter yang meliputi volume, pH, bau, warna, jumlah sel spermatozoa per mililiter, gerakan, dan bentuk spermatozoa.
Kesuburan sangat dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Tubuh yang terjaga kesehatan fisik dan psikisnya tentunya akan menghasilkan hormon reproduksi yang lebih baik. Lingkungan tempat kerja yang panas misalnya, akan mempengaruhi kualitas sperma.
Demikian juga halnya dengan posisi duduk yang terlalu lama. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa pria yang kerja dan duduk di ruang dengan suhu tinggi, kualitas spermanya akan turun. Ini berarti, jika Anda harus mengendarai sepeda motor dalam waktu yang lama, diusahakan untuk menjaga kondisi kesehatan tubuh dengan berolahraga secara teratur, mengonsumsi makanan yang bergizi seimbang, dan menjaga gaya hidup tetap sehat.
Menurut penelitian, pria yang sering melakukan olahraga ketahana, misalnya bersepeda, berenang, lari marathon dengan rutin, dua hingga empat kali selama seminggu, memiliki sperma yang berenang lebih cepat dibandingkan dengan pria yang jarang olahraga.
Diana Vaamonde, Ph. D yang melakukan riset tentang hal tersebut menjelaskan bahwa pria yang rajin olahraga akan merangsang produksi hormon testosteron yang sangat diperlukan untuk memperoleh cairan mani dan sel sperma yang sehat.
Tetapi olahraga yang dilakukan secara berlebihan pun tidak baik buat kualitas sperma, lakukan olahraga secara rutin dalam tiga hingga lima jam seminggu yang terbagi dalam beberapa kali sesi latihan.
Bercinta setiap hari bukan solusi agar istri cepat hamil. Daur hidup sperma kurang lebih dua puluh empat jam sekali. Kalau bercinta dilakukan setiap hari, keesokan harinya sperma yang dikeluarkan menjadi kurang baik kualitasnya.
Selain itu, bercinta yang tujuannya untuk reproduksi sebaiknya dilakukan saat istri Anda memasuki masa subur , yaitu fase dimana sel telur akan dikeluarkan dari ovarium sebagai pabrik telurnya.
Kualitas sperma sangat ditentukan oleh kualitas kesehatan tubuh Anda, bukan oleh waktu bercinta. Namun waktu bercinta sangat menentukan mudah atau tidaknnya gairah bangkit.
Pria umumnya mudah terangsang setelah lewat jam 14.00. Kenapa? karena setelah jam tersebut hormon relaksasi pada pria lebih tinggi. Demikian juga wanita, umumnya sulit bergairah jika hubungan seks dilakukan antara jam 08.00-10.00 karena kadar hormon melatonin yang tinggi akan menghambat gairah.
Tetapi tidak ada batasan waktu untuk melakukan hubungan seks. Hubungan seks bisa dilakukan kapan saja, yang penting pasangan Anda menyetujuinya.
Cairan semen merupakan cairan yang diproduksi oleh kelenjar-kelenjar pada saluran genital pria. Semen, selain mengandung spermatozoa, juga mengandung sejumlah nutrisi, enzim, dan fruktosa yang berfungsi sebagai media untuk sperma Anda berenang sebelum mencapai lendir serviks. Semen yang normal umumnya bewarna putih keabu-abuan atau sedikit kekuningan.
Untuk mengetahui kualitas serta kuantitas sperma, harus dilakukan pemeriksaan laboratorium, karena warna semen tidak menentukan jumlah sperma yang dikandungnya atau sebaliknya.
Tetapi warna semen merupakan indikator kesehatan, misalnya warna semen yang menjadi kemerahan mengindikasikan adanya sesuatu atau luka sehingga cairan darah masuk ke dalam semen. Jika itu terjadi, segera periksakan ke dokter.
Kualitas makanan akan sangat mempengaruhi kualitas sperma. Sayur-sayuran yang berwarna hijau tua umumnya mengandung asam folat yang berfungsi dalam metabolisme tubuh Anda secara keseluruhan dan mempengaruhi kualitas sperma.
Demikian juga kacang-kacangan yang mengandung mineral dan seng yang akan meningkatkan kualitas sperma. Makanan yang mengandung vitamin E juga sangat bermanfaat buat kesuburan pria.
Makanan yang kaya protein seperti tiram, daging kambing, kalkun, gandum, buncis, daging merah, kacang, alpukat, pisang, dan almond juga dapat menigkatkan produksi sperma.
Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa konsumsi makanan dapat mempengaruhi jenis kelamin bayi. Namun, kebanyakan ahli gizi berpesan agar diet jenis kelamin bayi jangan sampai berlebihan dan tidak seimbang sebab efek sampingnya bisa mengganggu kecukupan dan keseimbangan energi yang dibutuhkan janin. Lagipula, keberhasilan dari metode ini sangat rendah.
Ketidaksuburan atau subfertilitas adalah suatu kondisi diman pasangan suami istri tidak memperoleh keturunan setelah menikah dalam waktu satu tahun dengan hubungan suami istri yang rutin tanpa kontrasepsi.
Dalam kondisi demikian, ketidaksuburan ini lima puluh persen lagi disebabkan oleh pihak istri. Dalam hal pengobatan tentunya kedua belah pihak harus menjalani pemeriksaan.