Anda pecandu televisi? Menghabis waktu berjam-jam di depan layar kaca itu?
Nah, mulai sekarang kaji ulang kebiasaan itu. Sebab, menurut sebuah penelitisn di Australia mereka menemukan bahwa orang yang menghabiskan waktunya selama rata-rata enam jam sehari hanya untuk menonton televisi, memiliki umur lima tahun lebih pendek dibandingkan dengan mereka yang jarang menonton televisi.
Masih menurut hasil studi itu, untuk setiap jam menonton televisi pada orang berusia dua puluh tahun keatas, usianya akan berkurang dua puluh dua menit.
Penelitian itu dipimpin oleh Dr J. Lennert Veerman dari University of Queensland.
Validkah hasil penelitian yang menakutkan bagi mereka pecandu tontonan televisi?
Menurut para ahli lain studi ini tidak menunjukkan bahwa menonton TV dapat menyebabkan orang meninggal lebih cepat.
Penelitian ini hanya menunjukkan adanya hubungan antara lamanya waktu menonton TV dengan umur pendek.
Meskipun hubungan langsung antara menonton TV dengan usia hidup seseorang menjadi lebih pendek adalah pernyataan yang sangat provokatif, namun bahaya dari TV hampir pasti ada walaupun secara tidak langsung, kata Dr David L. Katz, direktur Prevention Research Center di Yale University School of Medicine.
Sebenarnya itu adalah hal yang masuk akal bila kebiasaan terlalu lama menonton televisi memiliki korelasi dengan masalah kesehatan.
“Semakin banyak waktu yang dihabiskan untuk menonton TV, semakin banyak waktu yang dihabiskan untuk ngemil atau makan saat menonton TV, dan semakin sedikit waktu yang dimanfaatkan untuk olahraga”, kata Katz.
“Banyak makan dan kurang aktivitas, pada saatnya akan berisiko menyebabkan masalah obesitas, penyakit jantung, dan kanker”.
Penjelasan lainnya terhadap hubungan tersebut adalah bahwa orang-orang yang menonton TV berlebihan, cenderung merupakan orang-orang yang mengalami depresi, stres, dan kesepian.
Kondisi ini pada gilirannya dapat menjadi jawaban sebenarnya penyebab kematian dini.
Laporan ini diterbitkan dalam edisi online British Journal of Sports Medicine tahun lalu.
Dalam studi tersebut, peneliti menggunakan data dari Australian Diabetes, Obesity and Lifestyle Study, termasuk informasi survei tentang berapa banyak dari mereka yang menonton TV dalam seminggu.
Para peneliti juga menggunakan populasi nasional dan angka kematian.
Statistik menunjukkan bahwa menonton TV terlalu banyak sama berbahayanya dengan merokok, kata para peneliti.
Misalnya, merokok dapat memperpendek harapan hidup lebih dari empat tahun setelah usia lima puluh tahun. Itu artinya usia hidup akan hilang sebelas menit untuk setiap batang rokok dan itu sama dengan setengah jam menonton TV, kata para peneliti.
“Sementara kami menggunakan data orang Australia, efek di negara-negara industri dan berkembang lainnya cenderung sama, mengingat waktu yang dihabiskan menonton TV dan pola penyakitnya serupa,” kata para peneliti.
Dr Gregg Fonarow, kepala asosiasi kardiologi di David Geffen School of Medicine di University of California, Los Angeles, mengatakan bahwa “ada bukti yang kuat bahwa menghabiskan waktu yang lama untuk kegiatan menetap seperti menonton TV dan tidak memanfaatkannya untuk beraktivitas seperti berolahraga, akan berdampak buruk bagi kesehatan.”
“Tetap aktif dan mengurangi waktu yang dihabiskan untuk kegiatan pasif seperti menonton TV, dapat bermanfaat dalam mengurangi risiko penyakit kardiovaskular dan dapat dianggap sebagai bagian dari pendekatan yang komprehensif untuk meningkatkan kesehatan jantung,” tambah Fonarow.