Harga emas selama sepekan bulan Maret ini makin tidak menarik karena mengalami naik tuurun yang tipis akibat tidak adanya penguatan isu yang bisa mendongkraknya.
Hari ini, Rabu, 04 Maret 2015, emas yang dijual PT Aneka Tambang Tbk, atau Antam, kembali turun Rp 1.000 menjadi Rp 548 ribu per gram dibanding Rp 549.000 per gram sehari sebelumnya.
Sementara harga pembelian kembali atau dikenal dengan sebutan “buyback” logam mulia Antam juga susut Rp 489 ribu per gram.
Antam menjual emas dari ukuran satu gram hingga 500 gram. Hingga pukul 08.25 WIB, semua ukuran emas Antam masih tersedia.
Mengingat tingginya animo masyarakat, transaksi pembelian emas batangan yang datang langsung ke Antam dibatasi hingga maksimal 150 nomor antrean per hari.
Berikut daftar harga emas yang djual Antam, untuk pecahan 1 gram dijual Rp 548.000, lima gram Rp 2.595.000, 10 gram Rp 5.140.000 dan 25 gram Rp 12.775.000.
Untuk ukuran yang lebih besar, pecahan 50 gram Rp 25.500.0000, 100 gram Rp 51.950.000, 250 gram Rp 127.250.000 dan 500 gram Rp 254.300.000.
Di pasar global, harga emas menyusut pada Rabu, 04 Maret 2015, akibat terbebani pertarungan singkat penjualan dalam transaksi setelah logam mulia ini pulih dari kerugian awal yang menariknya di posisi bawah US$ 1.200 per ounce.
Harga emas di pasar spot turun 0,3 persen menjadi US$ 1.202,95 per ounce, setelah turun hampir satu persen ke sesi rendahnya di US$ 1.194,90 per ounce.
Namun, harga emas untuk pengiriman April kehilangan US$ 3,80 untuk menetap di US$ 1.204,40 per ounce, masih rebound 1 persen dari posisi terendah sebelumnya US$ 1.194,60 per ounce.
“Harga … tampaknya membentuk dasar teknis yang bagus di posisi US$ 1.1900-an,” kata Analis Senior Deutsche Boerse Tony Walters melansir laman Reuters.
Pasar dipastikan akan mengamati rilis data payrolls AS pada Jumat dan peluncuran uang-cetak oleh Bank Sentral Eropa pada pekan depan.
Secara teknis, pasar melemah dari pergerakan rata-rata 100 hari guna menjaga ketahanan rata-rata di sekitar U&S$ 1.215 per ounce.
Harapan untuk kenaikan suku bunga AS kemungkinan besar akan membatasi keuntungan emas dalam jangka pendek, menjaganya agar tetap di bawah hari sebelumnya yang menyentuh US$ 1.223,20 per ounce.
“Meskipun kebanyakan bolak-balik pada waktu tingkat kenaikan AS, masih ada konsensus bahwa itu akan terjadi tahun ini,” kata Mark To, Kepala Penelitian Wing Fung Financial Group Hong Kong.
Emas berjangka masih berada dalam tekanan kerugian secara berturut-turut pada Selasa, karena pelaku pasar mencerna beberapa laporan ekonomi yang berpuncak dengan laporan pekerjaan AS pada hari Jumat mendatang.
Harga saham yang berada di dekat level tertinggi, kondisi suku bunga, indeks dolar AS menemukan support dari investor di seluruh dunia, merupakan sedikit alasan pada saat ini untuk menekan harga emas.
Harga Emas masih berada dalam fase konsolidatif di sekitar level USD 1200 per troy ounce karena pasar menunggu beberapa trigger bagi pergerakan harga selanjutnya. Logam emas bergerak terbatas oleh penguatan dolar, pertumbuhan ekonomi AS yang terlihat positif, kondisi deflasi dan kekhawatiran geopolitik.
Indeks dolar terus mencoba mencapai harga 11 tahun tertinggi, didukung oleh perbedaan suku bunga yang menguntungkan US Treasuries. Spekulasi bahwa Fed akan menaikkan suku bunga pada tahun ini membuat pasar terus melihat kondisi emas secara keseluruhan.
Sebenarnya ada beberapa bukti ekonomi yang menunjukkan ekonomi AS yang akhirnya dapat mencegah Fed akan melakukan kebijakan pengetatan dalam waktu dekat. Namun, tekanan deflasi dan tren pertumbuhan global yang lebih luas terhadap kebijakan moneter yang lebih mudah pada akhirnya dapat mendorong the Fed untuk menjaga suku bunga mendekati nol.
Pasar akan mengamati data non-farm payrolls AS pada hari Jumat dan proses peluncuran pertama kebijakan pencetakan uang oleh Bank Sentral Eropa.
Tujuh dari 17 anggota Fed mengatakan mereka memilih untuk menaikan suku bunga pada bulan Juni 2015, yang akan mendorong peningkatan sector upah dan inflasi yang akan berubah lebih tinggi.
Kebanyakan analis memperkirakan impor emas China melalui Hong Kong akan pulih pada tahun 2015 yang saat ini masih tetap berada di bawah rekor 1158.16 ton yang diimpor pada tahun 2013.