Marc Marquez, pebalap Repsol Honda, memulai momen kelam usai dikalahkan Valentino Rossi dan dirinya sendiri di Sirkuit Termas de Rio Hondo, MotoGP Argentina, Senin dinihari WIB kemarin, karena gagal memelihara kesabaran setelah disalip “The Doctor” dua lap menjelang finis.
Marquez “marah” ketika disalip Rossi dan mengejarnya tanpa menghiraukan keseimbangan dirinya dan setelah menyenggol motor rider Movistar Yamaha itu, dan lantas terjatuh.
Insiden jatuhnya Marquez bermula dari manuver Rossi yang ingin mengambil posisi terdepan.
Saat itu Marquez atau akrab disapa ““Baby Alien,” memang sedang memimpin.
Tak sudi tempatnya direbut The Doctor, Marquez pun dengan berani memepet juara MotoGP tujuh kali itu.
Nahas, bukannya berhasil menyalip, si ‘bocah ajaib’ justru terjatuh.
“Sangat disayangkan dia terjatuh. Tapi, bagi saya, dia sendiri yang melakukan kesalahan. Marquez memang pembalap yang berani bertaruh dan gemar mengambil risiko. Bagi dia, ya atau tidak sama sekali!” celoteh Rossi demikian dirilis Crash.
Rider veteran asal Italia itu mengaku sempat kesal dengan agresivitas Marquez.
Pembalap yang tengah menjalani musim ke empat belasnya di MotoGP tersebut khawatir manuver Baby Alien bisa membahayakannya.
“Dia sudah memepet saya di tengah-tengah tikungan. Dia terus memepet dan saya teriak, ‘Menyingkir! Saya pikir kamu memang agresif, tapi jangan berlebihan!’. Ya, saya sempat berteriak saat balapan berlangsung.
Suatu hal yang konyol, karena Marquez mungkin tak mendengarnya,” paparnya.
Insiden seperti ini sebenarnya bukan kali pertama dialami The Doctor.
Rider yang juga pernah memperkuat Honda dan Ducati itu tercatat pernah berkonflik dengan Max Biaggi, Sete Gibernau, Casey Stoner, bahkan rekan setimnya sekarang di tim Garputala, Jorge Lorenzo karena masalah serupa.
“Saya pikir insiden macam ini tak membuat pembalap seperti Marquez takut dan mengubah perilakunya,” pungkas The Doctor.
Kejadian itu bukan hanya menyebab Marc Marquez gagal memenangi MotoGP Argentina tetapi bahkan juga kehilangan peluang menambah angka
Rider Repsol Honda itu sempat memimpin balapan, sampai dua putaran terakhir ketika ia dilewati oleh Valentino Rossi dari Movistar Yamaha.
“Marc membuat sebuah kesalahan, well sebenarnya dua kesalahan, karena setelah ia dilewati oleh Valentino ia terlalu cepat berusaha melewatinya lagi dan juga terlalu agresif,” ujar Managing Director Yamaha Racing Lin Jarvis di laman web situs resmi MotoGP.
“Setelah senggolan pertama saya pikir ia akan sedikit mundur, karena Valentino jelas lebih cepat dalam titik tersebut dalam balapan, jadi saat kemudian ia malah mendekat lagi ketika Vale hendak membelok, dengan menyesal saya melihatnya sebagai kesalahan Marc,” katanya.
Kalau saja Marquez sedikit sabar kemenangan dapat diraihnya.
Setelah terjatuh Marquez sempat berlari untuk berusaha melanjutkan balapan, tapi ia menemui kondisi motornya sudah tidak memungkinkan.
Ia pun terlihat kesal–kemenangan sendiri akhirnya jadi milik Rossi.
Insiden tersebut sempat diselidiki Race Direction yang kemudian menyatakannya sebagai sebuah insiden balapan belaka, tanpa ada pihak yang bersalah. Prinsipal Tim Repsol Honda Livio Suppo pun memberikan komentarnya.
“Mengingat otoritas balapan menyebutnya sebagai sebuah insiden balapan… itu bisa terjadi,” kata Suppo di laman web situs resmi MotoGP.
“Kami tahu dengan ban yang sama Valentino lebih cepat, jadi saya pikir strateginya sudah benar, rencananya adalah berusaha untuk terus menjauh dan kemudian mempertahankan sampai akhir.”
“Strateginya berjalan nyaris sampai akhir, tapi kemudian sayang sekali kita tidak melihat duel bagus antara Vale dan Marc, tapi hal-hal semacam ini biasa terjadi,” tuturnya.
crash, motogp.com dan mcn