close
Nuga Life

Coklat Bisa Mendatangkan Kebahagiaan?

Bergembiralah para penggemar cokelat karena sebuah penelitian memastikan pruduk makanan itu dapat meningkatkan kadar kebahagiaan seseorang.

Studi terbaru mengungkapkan cokelat juga dapat meningkatkan kemampuan kognitif seseorang, seperti daya ingat, dan melancarkan aliran darah ke otak.

Penelitian ini dilakukan sejak empat puluh enam tahun lalu, oleh seorang psikolog, Merrill Elias, yang meneliti kemampuan kognitif lebih dari sertibuan orang di Negara Bagian New York.

Penelitian ini untuk mengamati hubungan tekanan darah dan kinerja otak.

Selama beberapa dekade, Elias bukan hanya meneliti hal tersebut, tapi juga memperluas pada Maine-Syracuse Longitudinal Study terhadap faktor-faktor risiko kardiovaskuler.

Setelah empat puluh tahun lebih, tak pernah terpikirkan olehnya bahwa penelitiannya akan berakhir tentang cokelat.

Pada akhir studinya, Merrill dan tim mendapat ide cemerlang untuk meneliti yang dimakan orang-orang.

Didukung dengan kondisi bahwa mereka sudah punya banyak orang untuk diteliti dan punya peluang besar untuk mempelajarinya lebih lanjut

Penelitian itu dimulai dengan mengumpulkan segala macam informasi tentang kebiasaan makan.
Melalui pengumpulan data dengan kuisioner yang berlangsung selama lima tahun, mereka menemukan ada pola menarik.

“Kami menemukan bahwa orang yang makan cokelat, setidaknya seminggu sekali, sisi kognitifnya cenderung tampil lebih baik,” jelas Merrill. “Ini jelas karena cokelat menyentuh sejumlah domain kognitif.”

Temuan tersebut ditulis dalam kajian yang dipublikasikan pada bulan lalu.

Kepala peneliti adalah Georgina Crichton, peneliti gizi di University of South Australia.

Dari temuan sebelumnya diketahui bahwa mengonsumsi cokelat berpengaruh terhadap beragam hasil kesehatan yang positif, tapi hanya sedikit yang menggali efeknya terhadap otak dan perilaku.

Bahkan lebih sedikit lagi yang meneliti efek dari konsumsi cokelat.

Analisis pertama, Crichton bersama Elias dan Ala’a Alkerwi, epidemolog di Institut Kesehatan Luxembourg, membandingkan skor yang berarti pada beragam tes kognitif dari partisipan yang melaporkan makan cokelat setidaknya sekali sepekan dan mereka yang makan cokelat lebih sedikit.

Mereka menemukan “hubungan positif yang signifikan” antara asupan cokelat dan kemampuan kognitif, bahkan setelah penyesuaian sejumlah variabel, seperti usia, pendidikan, faktor risiko kardiovaskular, dan kebiasaan diet.

Georgina menjelaskan, dengan memakan cokelat, fungsi, seperti seperti memori kerja, penalaran abstrak, atau yang ia terjemahkan ke bahasa sehari-hari bahwa kemampuan akan meningkat.

Ini akan tampak lewat kemampuan melakukan dua hal sekaligus, seperti berbicara saat mengemudi, serta mengingat nomor telepon dan mengingat daftar belanja.

“Penelitian kami pasti menunjukkan arah ini, bahwa konsumsi cokelat mempengaruhi kemampuan kognitif,” kata Merril, dilansir dari Independent.

Dalam cokelat terdapat kandungan nutrisi yang disebut flavanol.

Kandungan ini membuat efek positif pada otak manusia. Pada dua tahun lalu, salah satu hasil analisis menyimpulkan bahwa nutrisi tersebut dapat mengurangi disfungsi kognitif yang berkaitan dengan usia.

Menurut Merril, penelitian ini belum sepenuhnya selesai. “Kami tidak menguji dark chocolate dan lighter chocolate secara terpisah,” jelas Merrill.

“Kami juga tidak membandingkan orang yang makan cokelat seminggu sekali atau lebih.”

“Saya benar-benar ingin melihat apa yang terjadi ketika orang makan banyak sekali cokelat,” katanya.