Laman situs The British Journal of Pyschology, Rabu pagi, 07 September 2016, seperti dikuti “health.co,” menuliskan bahwa orang yang baik hati lebih puas dalam hubungan seksual, ketimbang orang yang culas dan licik.
Studi ini mempelajari karakter dan kepuasan seksual dari ratusan wanita lajang dan pria.
Mereka menjalani seri ujian untuk menilai kesejahteran, tingkat kemudahan dalam berkencan, dan kepuasan seksual.
Hasilnya, orang yang memiliki karakter baik memilki kepuasan seksual yang tinggi.
Namun, hasil studi ini tidak terjadi pada wanita.
Sebab, wanita yang menjalani hidup secara baik-baik, justru tidak memiliki kehidupan seksual yang memuaskan.
Namun, studi ini tidak bisa Anda jadikan “panduan” solid karena peneliti hanya menguji dan memonitor kehidupan responden hanya dalam waktu terbatas.
Jadi, tidak mengawasi dan memonitor secara keseluruhan.
Hasil studi berdasarkan laporan individu kepada penelitian mengenai karakter dan pengalaman seksual masing-masing.
Umumnya, banyak orang memiliki fantasi seksual.
Namun, Anda tidak perlu malu karena memiliki fantasi seksual.
Sebab, menurut studi yang dilakukan oleh situs kencan, LoveHoney, pada tahun lalu, sebanyak delapan puluh satu persen wanita mewujudkan fantasi seksual mereka dengan pasangan.
Sebaliknya, banyak wanita yang tidak cukup percaya diri meminta atau merealisasikan fantasi seksual bersama dengan pasangan.
Sebenarnya, improvisasi seksual berdasarkan fantasi dengan pasangan, merupakan hal yang sah-sah saja.
Fantasi seksual menjadi berbahaya, ketika Anda menginginkan mewujudkannya dengan orang lain.
Berdasarkan sebuah studi terhadap responden heteroseksual yang telah menikah atau memiliki satu pasangan, fantasi seksual justru semakin mendekatkan pasangan suami istri.
Satu dari empat responden mengatakan bahwa fantasi seksual telah menyelesaikan masalah komunikasi dengan pasangan.
Responden yang berfantasi seksual tentang orang lain, kebanyakan merasa bersalah terhadap pasangan.
Sementara itu, mereka yang miliki fantasi dengan pasangan sendiri, justru semakin dekat.
Studi lainnya terhadap pasangan monogami heteroseksual selama enam pekan, para responden mengaku bahwa fantasi seksual telah menguatkan komitmen terhadap pasangan, terutama jika pasangan cukup percaya diri mewujudkan fantasi tersebut bersama-sama.
Fantasi seksual membuat Anda bahagia, kreatif, dan percaya diri.
Selain itu, pasangan yang memiliki fantasi seksual terhadap pasangan, mereka cenderung bersikap lebih positif saat bersama pasangan ataupun jika tidak sedang bersama pasangan.
Aktivitas seksual akan berlalu dingin dan tidak berkesan, tanpa cinta antara pasangan suami dan istri.
Sebaliknya, hubungan seksual menjadi lebih hebat, ketika Anda dan suami merasakan luapan cinta dan rindu.
Sebuah studi yang dipublikasikan dalam pertemuan American Sosiciological Society, para peneliti melakukan wawancara dengan responden wanita heteroseksual
Mayoritas responden wanita percaya bahwa cinta merupakan unsur utama dalam sebuah hubungan seksual yang memberikan hasil akhir dahsyat.
Hubungan seksual, menurut studi, tidak akan terasa membahagiakan jika hubungan antara dua orang tidak baik dan tidak cinta.
Pasalnya, dua orang yang saling jatuh cinta mempunyai hubungan emosi yang mempengaruhi ikatan fisik terasa menggairahkan.
Beth Montemurro, Profesor Sosiologi, mengatakan bahwa seorang wanita yang merasakan cinta, maka dia akan lebih mudah mendapatkan rangsangan seksual yang lebih hebat.
Rata-rata mereka berpikir bahwa aktivitas seksual perlu dilakukan dengan orang yang mereka cintai.
Temuan lainnya yang dipublikasikan di jurnal Age and Ageing juga menunjukkan, pria yang masih aktif berhubungan seksual mendapat skor lebih tinggi saat tes kemampuan memori, dan tes mengenai perencanaan, perhatian, dan pemecahan masalah.
Sementara itu, wanita yang aktif secara seksual, kemampuan memorinya juga lebih baik dibanding mereka yang sudah tidak aktif secara seksual.
Peneliti melakukan pengamatan jangka panjang terhadap tujuh ribuan pria dan wanita berusia tua di Inggris. Para peserta ditanya apakah aktif melakukan hubungan seksual dalam dua belas bulan terakhir.
Aktivitas seksual yang dimaksud peneliti diartikan secara luas, mulai dari petting, masturbasi, mencumbu, dan tentu saja melakukan penetrasi seksual.
Mereka kemudian menjalani tes kognitif dan fungsi memori. Para responden diminta mengingat daftar sepuluh kata-kata yang diperdengarkan dengan singkat.
Penulis studi, Hayley Wright yang juga peneliti dari Centre for Research in Psychology, Behavior and Achievement di Coventry University, Inggris mengatakan, penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara aktivitas seksual dan fungsi kognitif.
“Kehidupan seks perempuan hanya menguntungkan kemampuan memori, mungkin karena perbedaan hormonal yang bisa mempengaruhi fungsi otak pria dan wanita,” kata Wright.
Akan tetapi, peneliti mengingatkan, adanya penelitian ini bukan berarti pasangan suami istri di usia tua harus aktif secara seksual jika ingin menyehatkan fungsi otak.
Untuk menyehatkan otak di usia tua tentu perlu asupan makanan yang sehat, aktivitas fisik sesuai kemampuan, dan pikiran yang sehat atau terhindar dari stres.