Apakah masih atau tidaknya keperawanan seseorang bisa dilihat secara fisik?
Walaupun banyak studi yang mengatakan sulit, namun begitu masih ada saja orang yang memperdebatkannya dengan melihat tanda-tanda fisik seorang wanita.
Dan para pria percaya bahwa pendarahan setelah berhubungan seks adalah tanda keperawanan, karena itu membuktikan bahwa selaput dara pasangannya robek.
Namun tidak semua wanita berdarah saat mereka pertama kali berhubungan seks, mengapa begitu?
Selaput dara yang merupakan membran tipis yang menutup sebagian lubang vagina, dapat meregang saat penetrasi.
Selain dapat meregang, sangat umum jika selaput dara bisa robek sebelum seorang wanita melakukan hubungan seks, seperti dilansir dari Cosmopolitan
Robeknya selaput dara bisa diakibatkan berbagai macam hal, mulai dari latihan fisik seperti naik sepeda atau melakukan senam, luka di daerah alat kelaminnya, memasukkan tampon, jari, atau mainan seks ke dalam vagina.
Saat selaput dara robek, terkadang hal ini akan menimbulkan rasa ketidaknyamanan dan keluarnya darah. Namun kadang-kadang juga tidak menimbulkan darah atau tidak menimbulkan sakit sama sekali. Bahkan seorang wanita mungkin tidak tahu kapan selaput daranya robek.
Di sisi lain pendarahan pasca-hubungan seks, dapat terjadi karena berbagai alasan di samping robeknya selaput dara, misalnya karena berbagai jenis infeksi, polip serviks atau sel serviks yang abnormal, serta robekan pada vagina akibat seks yang terlalu kasar tanpa pelumas yang cukup.
Jadi jika pria menganggap bahwa keperawanan seorang wanita hanya dilihat dari keluarnya darah saat berhubungan seks, salah satu cara lainnya agar pria lebih mengetahui secara pasti, ialah dengan cara menanyakan langsung padanya dan pasangannya pun memberitahukan secara jujur.
Mengetahui masih perawan atau tidaknya seorang wanita, bisa dilakukan dengan cara memperhatikan perubahan pada beberapa bagian tubuhnya.
Sebut saja punggung kendor
Punggung wanita yang sudah tidak perawan umumnya tidak lagi kenyal teksturnya dan cenderung menjadi kendur ketika disentuh.
Saat melakukan hubungan intim, hampir sembilan puluh persen hormon yang ada di bagian punggung akan tertumpu pada bagian kemaluan.
Ketika orgasme, otot punggung wanita pasalnya mengalami kontraksi dan menjadi tegang. Bagian tersebut kemudian kembali ke posisi semula. Semakin sering otot punggung tegang dan renggang, maka semakin besar kemungkinannya menjadi kendur.
Wanita yang sudah tidak perawan lagi biasanya memiliki mata dengan garis-garis halus berwarna hitam mewarnai bagian bawah kelopak matanya.
Wanita yang sudah tidak perawan juga umumnya memiliki bibir dengan warna kegelapan, tidak lagi merah merona. Bagian tersebut juga sangat mungkin terlihat pucat dan berkerut.
Kemudian pertanda fisik berikutnya adalah dahi yang menjadi licin dan terlihat mengkilap.
Ukuran payudara wanita juga berubah menjadi lebih besar seiring dengan hilangnya keperawanan.
Bagaimanapun, menurut beberapa pakar, tanda keperawanan tidak bisa secara khusus diihat secara kasat mata.
Psikolog sosial dari International Health Care di University College London, Dr Petra Boynton mengatakan, keperawanan bukan kondisi medis walaupun secara anatomi, selaput dara yang robek kerap ditandai sebagai tanda keperawanan.
“Menentukan apakah Anda perawan, tidak bisa ditentukan orang lain, sekalipun dokter. Keperawanan hanya bisa diketahui sendiri,” kata Boynton, seperti ditulis Telegraph.
Begitu pun dengan seorang psikolog terkenal yang pernah menyatakan kalau keperawanan tidak bisa dilihat secara fisik seperti cara jalan dan sebagainya karena memang tidak ada tanda khusus dan orang lain tidak akan pernah tahu jika tidak mengatakannya sendiri.
Ia sendiri mengungkap batasan keperawanan itu.
“Saya pikir tanda keperawanan ada dua. Pertama, sudah pernah melakukan hubungan seksual, dan pernah melakukan oral atau anal seks,” pungkasnya.