Kabut asap, hari ini, Senin, 24 Juli, kini menyelimuti kota Meulaboh, Aceh Barat, akibat kebakaran hutan lahan gambut pada musim kemarau yang panjang ini.
Tercatat ada seratusan hekat lahan hutan yang mengalami kebakaran dan diperkirakan akan terus meluas dalam hari-hari mendatang.
Badan Penanggulangan Bencana Aceh atau BPBA menyatakan, api berasal dari lahan yang dibakar warga untuk membuka perkebunan. Api mudah menyebar lantaran sudah datangnya musim kemarau.
“Hingga kemarin telah ratusan hektare lebih lahan yang terbakar,” ujar Kepala BPBA Yusmadi
Titik api terlihat mulai dari pinggir jalan lintas nasional di kawasan pesisir pantai barat hingga kawasan hutan.
Yusmadi mengatakan, di Aceh Barat masih ada warga yang secara tradisional membakar lahan untuk dijadikan lahan pertanian.
Daun dan ranting yang kering dibakar warga agar lahan bersih dan bisa ditanami. Namun api tak pada begitu saja namun dengan cepay merembet ke hutan musim kering.
“Ini ulah masyarakat, bukan koorporasi,”ujarnya.
Untuk memadamkan api, helikopter bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB akan didatangkan.
Namun hal hal tersebut belum bisa dipastikan karena helikopter yang didatangkan dari wilayah terdekat, Riau, masih disiagakan untuk bencana kebakaran hutan yang juga kerap melanda wilayah tersebut.
Pemerintah Provinsi Riau telah memperpanjang status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan hingga November 2017, setelah berakhir pada 30 April tahun ini.
Yusmadi mengaku telah menginformasikan ke BNPB bahwa titik api di wilayah Aceh terus bertambah. Upaya pemadaman telah dilakukan namun titik api terus muncul.
Antara melaporkan, sejak tadi malam, kabut asap yang melanda Meulaboh semakin pekat. Akibat kabut asap ini, warga dilaporkan mengalami sesak nafas.
Beberapa pengendara sepeda motor di persimpangan Kisaran Meulaboh menutup bagian muka dengan kain dan baju guna menghindari hirupan asap yang sangat terasa perih pada mata dan tenggorok.
“Sakit mata, panas terasa asapnya. Cepat tutup hidung dengan baju, jangan hirup,” kata seorang warga yang mengendarai sepeda motor.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika atau BMKG Aceh menyatakan tiga belas titik panas terpantau oleh satelit di wilayah Aceh akhir pekan kemarin.
Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Kelas I Sultan Iskandar Muda Blang Bintang, Zakaria mengatakan, titik api tersebar di enam kabupaten.
Paling banyak terdapat di Nagan Raya yang terdeteksi empat titik panas, dan keempat titik tersebut berada di Kecamatan Darul Makmur.
Lalu disusul Aceh Barat dengan terpantau tiga titik panas, yang ketiganya terdapat di satu kecamatan yakni Johan Pahlawan.
Masing-masing dua titik panas terpantau di Aceh Tengah yakni Kecamatan Pegasing dan Kecamatan Linge, serta Aceh Selatan di Kecamatan Trumon dan Kecamatan Bakongan.
Terakhir Aceh Jaya terdeteksi di Kecamatan Panga, dan Aceh Barat Daya di Kecamatan Barshrot sama berbagi satu titik panas.