Mimpi buruk yang mendatangi PKS dalam kasus kuota daging sapi impor kini menerjang tokoh paling “sohor”nya, Hilmi Aminuddin untuk dijadikan saksi dalam perkara pencucian uang yang melibat mantan presidennya Luthfi Hasan Ishal dan orang kepercayaannnya Ahmad Fathanah.
Hilmi, yang disapa dengan takzim oleh para kadernya dengan panggilan “ustaz” itu, pagi ini, Selasa, memenuhi panggilan KPK setelah dalam panggilan pertama Jumat pekan lalu mangkir dengan alasan punya kesibukan di Padang.
Hilmi tiba di Kantor KPK, Kuningan, Jakarta sekitar pukul 08.45 WIB dengan pengawalan khusus dari kader partainya. Kedatangan Hilmi ini sempat luput dari perhatian wartawan.
Berbeda dengan saksi-saksi pada umumnya yang turun dari mobilnya persis di depan pintu Gedung KPK, Hilmi justru memilih jalan kaki dari parkiran samping Gedung KPK menuju pintu masuk. Saat diberondong pertanyaan wartawan, Hilmi yang mengenakan pakaian serba putih itu tidak berkomentar. Dia hanya tersenyum kemudian langsung masuk ke lobi Gedung KPK.
Tak lama setelah Hilmi tiba di Gedung KPK, tampak anggota Dewan Perwakilan Rakyat asal fraksi PKS Abubakar Al Habsyi memasuki Gedung KPK untuk mendampingi Hilmi. Tampak pula sejumlah anggota Majelis Syuro PKS ikut mengawal Hilmi.
Pemeriksaan hari ini merupakan penjadwalan ulang setelah Hilmi tidak memenuhi panggilan KPK pada Jumat pekan lalu. Hilmi tidak hadir dengan alasan tengah mengikuti acara lain yang dijadwalkan lebih dulu ketimbang pemeriksaan KPK. KPK memeriksa Hilmi karena petinggi PKS itu dianggap tahu seputar kasus dugaan korupsi rekomendasi kuota impor daging sapi yang menjerat Luthfi.
Juru Bicara KPK Johan Budi sebelumnya memastikan pemeriksaan Hilmi ini tidak berkaitan dengan gagalnya upaya penyidik KPK menyita enam mobil dari kantor DPP PKS. Seperti diketahui, KPK gagal menyita enam mobil yang diduga berkaitan dengan Luthfi dari kantor DPP PKS hari ini. Tim penyidik KPK dihalang-halangi petugas keamanan gedung dan simpatisan PKS ketika akan menyita mobil itu pada 6 dan 7 Mei 2013.
Dalam kasus dugaan korupsi kuota impor daging sapi, KPK menetapkan Luthfi sebagai tersangka. Dia bersama orang dekatnya, Ahmad Fathanah, diduga menerima pemberian hadiah atau janji dari PT Indoguna Utama terkait upaya menambah jatah kuota impor daging sapi untuk perusahaan tersebut. Nilai komitmen fee yang dijanjikan ke Luthfi mencapai Rp 40 miliar. Dari Rp 40 miliar tersebut, baru Rp 1,3 miliar yang terealisasi.
Terkait penyidikan kasus ini, KPK pernah memeriksa anak Hilmi yang bernama Ridwan Hakim. Ridwan beberapa kali diperiksa KPK setelah sempat terbang ke Turki sehari sebelum dicegah bepergian ke luar negeri. KPK juga telah memeriksa petinggi PKS lainnya seperti Bendahara PKS Mahfudz Abdurrahman, dan Sekretaris Jenderal PKS Taufik Ridho.
Pemeriksaan Hlimi Aminuddin ini memang amat menyakitkan bagi PKS. Walau pun sebagai saksi, kedatangan Hilmi ke KPK telah mendegradasikan kehormatannya yang selama ini sangat dipelihara oleh partai putih itu.
Juru bicara PKS, Mardani Ali Sera, Hilmi merupakan guru yang sangat dihormati. “Bagi kami, ustadz Hilmi, ustadz Anis Matta dan ustadz Luthfi Hasan itu bukan cuma pimpinan partai, tapi juga guru kami yang mengajarkan kehidupan pada kami dan sangat kami hormati dan juga muliakan,” kata Mardani di DPP PKS, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Selasa.
“Bagi kader sebenarnya sangat sakit dan perih melihat beliau dipanggil,” sambungnya. Kendati demikian, PKS mempersilakan penyidik KPK memeriksa Hilmi sebagai saksi karena PKS tidak akan menghalang-halangi penegakan hukum untuk memberantas korupsi di Indonesia.
“Tapi urusan personal itu, urusan kami di dalam, karena ini urusan hukum, maka kami akan antar siapapun yang dipanggil KPK, entah jadi saksi walau kami ingin ada profesionalitas dari pekerjaan KPK,” tukasnya