Benarkah gigi ompong pada mereka yang lanjut usia sebagai “penyakit” demensia?
Pelupa.
Benarkah seperti itu? .
Dilansir dari NCBI dan WebMD, sebuah studi di Jepang menemukan adanya kaitan antara kehilangan gigi dikaitkan dengan peningkatan risiko demensia pada orang yang lanjut usia.
Studi tersebut melibatkan lebih dari seribuan lebih lansia di Jepang yang dipantau kesehatannya selama lima tahun
Para lansia tersebut sebelumnya dinyatakan bebas dari demensia.
Peneliti melakukan penyesuaian peningkatan risiko demensia dan Alzheimer
Pada awal penelitian, peneliti menetapkan empat kategori sesuai dengan jumlah gigi mereka, yang berkisar masing-masing dua puluh atau lebih.
Selama lima tahun, sebelas persen lansia mengalami beberapa jenis demensia, termasuk penyakit Alzheimer dan demensia vaskular, yang terjadi ketika sebagian otak tidak mendapatkan cukup darah yang membawa oksigen dan nutrisi yang dibutuhkannya sehingga menyebabkan sel saraf otak memecah.
Hasilnya, ada dua kemungkinan yang disebabkan oleh berkurangnya gigi pada lansia, yaitu penyakit Alzheimer dan demensia vaskular.
Dari penelitian tersebut, empat puluh orang dari seluruh peserta penelitian menderita demensia vaskular.
Kebersihan mulut bisa menjadi sebuah pertanda kesehatan karena mulut terkait dengan pola makan.
Kondisi mulut yang buruk menunjukkan pola makan dan perilaku yang tidak sehat. Ini tentu menjadi acuan para periset, bahwa kerusakan gigi dan gusi dapat memicu terjadinya peradangan.
Peradangan adalah satu faktor risiko seseorang terkena penyakit Alzhaimer.
Selain itu, mengunyah juga dapat meningkatkan aliran darah dan meningkatkan kadar oksigen dalam darah.
Bagi orang yang jumlah giginya berkurang, kegiatan tersebut memungkinkan makanan sulit dikelola dengan sehat.
Salah seorang penulis penelitian, yang diterbitkan dalam Journal of American Geriatrics Society, menyimpulkan, “Temuan ini menekankan pentingnya perawatan gigi, terutama dilakukan sejak dini untuk mengurangi risiko demesia di kemudian hari.”
Menurut Rosa Sancho, kepala penelitian di Alzheimer’s Research di Inggris, faktor gaya hidup memengaruhi risiko demensia.
Jadi mengurangi risiko tersebut dapat dilakukan dengan melakukan perubahan sederhana pada gaya hidup.
Kemudian, Rosa menambahkan, “Walaupun secara langsung gosok gigi dapat mencegah demensia, perawatan gigi yang baik adalah bagian penting dari gaya hidup sehat ini.
Selain itu, mengonsumsi makanan seimbang yang sehat, tetap aktif secara fisik, minum secukupnya, menjaga kolesterol dan tekanan darah, dan menjaga berat badan adalah cara untuk mengurangi risiko demensia.”