Kecanduan seks yang dikenal sebagai gangguan hiperseksuali ditandai oleh pemikiran dan tindakan seksual yang terjadi secara terus-menerus, meningkat, dan berdampak negatif terhadap kehidupan seseorang yang mengalaminya.
Biasanya, orang yang kecanduan seks berjuang untuk mengendalikan serta menunda hasrat dan tindakan seksualnya.
Kebanyakan para pecandu seks tidak tahu bagaimana mencapai keintiman dan kepuasan sejati, padahal hal tersebut bisa membangun keterikatan satu sama lain dengan pasangan mereka.
Dan Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization atau EHO menetapkan perilaku seksual kompulsif alias kecanduan seks tersebut sebagai gangguan kesehatan mental.
Kecanduan seks itu masuk dalam daftar International Classification of Diseases yang baru saja diperbarui pada Juni ini.
Dalam penjelasannya, gangguan kecanduan seks ini bukan perkara banyaknya pasangan seksual yang dimiliki seseorang atau seringnya seseorang melakukan hubungan seksual.
Akan tetapi kecanduan seks disebut sebagai gangguan kesehatan mental ketika perilaku seksual menjadi fokus utama yang membuat seseorang mengabaikan kesehatan, kepentingan, aktivitas, dan tanggung jawab lainnya.
Misalnya, ketika kecanduan seks mengganggu seseorang bekerja dan sekolah.
Hasrat seksual itu sering kali tak bisa diatasi walaupun mereka sudah berusaha keras.
Di sisi lain, mereka juga tak sepenuhnya menikmati aktivitas seks yang berulang itu.
Sama seperti saat WHO menetapkan kecanduan gim sebagai gangguan mental, kecanduan seks juga menuai kontroversi.
Tidak semua praktisi setuju kondisi kecanduan seks ini dapat dikategorikan sebagai gangguan kesehatan mental.
Menurut Profesor dari University of California Timothy Fong, aktivitas seksual kompulsif tak selalu berakhir menjadi kecanduan lantaran tak ada obat-obatan atau alkohol yang disalahgunakan.
“Selama berabad-abad, orang mencoba memahami apa penyebab hiperseksualitas. … Beberapa mengatakan itu adalah kecanduan dan beberapa mengatakan hanya memiliki libido yang berbeda, ” kata Fong.
Sejauh ini, masih belum ada penelitian yang mendokumentasikan berapa banyak orang yang mengalami masalah ini.
Beberapa survei regional dan lokal menujukkan jumlahnya dapat mencapai 5 persen dari populasi.
Di sisi lain keputusan WHO memasukkan kecanduan seks dalam daftar gangguan kesehatan mental dapat membuat jumlah penelitian meningkat.
Selama ini penelitian soal kecanduan seks terbatas, karena terkendala dana dan definisi yang beragam.
Memang banyak para pecandu seks yang mengatakan bahwa mereka terbentuk akibat adanya beberapa bentuk pelecehan atau diabaikan saat masih anak-anak. Seiring berjalannya waktu, mereka menganggap diri mereka sudah kehilangan arah atau rusak.
Selain itu, bawaan genetika juga bisa memengaruhi penyebab seseorang menjadi pencandu seks.
Misalkan, orang tua mereka mungkin telah melakukan hubungan seks dengan pecandu atau mungkin pernah menjadi pecandu seks dahulunya.
Hal ini menunjukkan bahwa faktor genetik dan lingkungan mungkin berperan menjadi penyebab. Adanya stress dan rasa sakit emosional juga memicu perilaku seksual kompulsif.
Jika seseorang menderita hiperseksualitas alias kecanduan seks, ia memerlukan konseling di bidang kecanduan.
Kecanduan seks ini merupakan satu situasi jelas di mana seseorang butuh bantuan terapis, komunitas untuk berbagi, dan bahkan buku motivasi untuk sembuh.
Pada akhirnya, tidak ada orang lain yang bisa membuat pecandu seks sembuh, tapi hanya dirinya sendirilah yang bisa mendorong dan bertindak untuk sembuh.
Ada beberapa pilihan pengobatan untuk orang yang kecanduan seks, antara lain
Anda harus meluangkan waktu sekitar tiga puluh hingga enam puluh menit dengan terapis kesehatan mental.
Di sini, Anda dan terapis akan fokus pada perilaku seksual Anda yang kompulsif serta gangguan yang terjadi bersamaan.
Terapi CBT ini akan mengedepankan pada gagasan yang menyimpulkan bahwa perilaku, emosi,serta pikiran Anda saling terkait dan bekerja untuk mengubah pikiran negatif menjadi pemikiran positif.
Terapi ini, mengaitkan adanya kenangan dan konflik yang tidak disadari mempengaruhi perilaku kecanduan seksual Anda. Terapi psikodinamik ini akan mengungkap pengaruh awal masa kanak-kanak tentang kebiasaan saat ini atau faktor sekarang yang memicu hal terhadap kecanduan seks saat ini
Terapi ini, pada dasarnya terdiri dari empat bagian, yaitu kelompok melatih keterampilan, perawatan individual, pembinaan DBT, dan konsultasi.
Keempat tahapan ini dirancang untuk mengajarkan empat keterampilan: kewaspadaan, toleransi bahaya, efektivitas interpersonal, dan mengatur emosi pecandu.
Terapi kelompok ini akan dipimpin oleh terapis profesional. Terapi kelompok dirancang untuk menggantikan perilaku negatif dan merugikan dengan perilaku pro-sosial yang positif.
Praktik terapi ini juga memberi para pecandu keyakinan, bahwa dia tidak sendiri dan bisa saling mendukung satu sama lain untuk sembuh.