Marc Marquez menegaskan tekadnya untuk bisa jadi juara dunia MotoGP musim ini sebelum seri terakhir di Valencia.
Kemenangan di MotoGP Aragon membuat Marquez makin perkasa di puncak klasemen. Baby Alien kini mengoleksi angka fntastatis dengan jarak tujuh puluh dua angka dari Andrea Dovizioso yang ada di tempat kedua.
Dengan selisih poin sebesar itu, Marquez punya peluang besar untuk mengunci titel juara dunia MotoGP empat tahun silam lebih cepat.
“Mereka berkata bahwa bermimpi itu gratis, (jadi) saya lebih memilih untuk memastikan gelar sebelum Valencia.”
“Hari ini tujuan saya adalah tidak kehilangan lebih dari sembilan poin dan kami mampu melakukannya dengan sangat baik. Kini kami harus tetap fokus dan berusaha untuk tidak membuat kesalahan di seri berikutnya,” ujar Marquez seperti dikutip dari GPOne.
Marquez mengakui bahwa dirinya memang berusaha untuk tampil agresif sejak awal dan tak menunggu hingga akhir balapan.
“Saya memutuskan untuk lebih dulu melakukan serangan kepada Dovizioso dan bukan menunggu hingga tikungan terakhir karena bisa saja ia kembali mengelabui saya,” kata Marquez.
Secara matematis, Marquez sendiri hanya butuh lima puluh empat poin lagi untuk mengunci gelar juara dunia.
Pasalnya, poin maksimal yang Dovizioso adalah dua ratus Sembilan puluh sembilan poin bila ia memenangkan lima seri tersisa.
Dengan kondisi demikian, maka Marquez punya peluang besar untuk mengamankan gelar juara di MotoGP Australia.
Sementara Jorge Lorenzo mengeluarkan ancaman usai balapan di Aragon bila ia tak meminta maaf usai insiden di MotoGP Aragon.
Lorenzo mengalami kecelakaan di tikungan pertama MotoGP Aragon. Hal itu membuat impian Lorenzo memenangi seri MotoGP Aragon menjadi pupus.
Lorenzo menyebut Marquez berperan di balik kecelakaan yang menimpa dirinya karena Marquez dianggap sengaja menutup jalan Lorenzo sehingga sejumlah pebalap bisa menyusul Lorenzo.
“Marc tahu pasti bagaimana dia bersikap (di lintasan MotoGP Aragon), dan saya harap dia datang untuk meminta maaf. Karena bila dia tidak melakukan itu, saya akan terpaksa berlomba dengan cara yang sejujurnya saya juga tidak suka.”
“Lomba tidak dimenangkan di tikungan pertama dan dia tahu itu dengan baik. Saya harap ia meminta maaf, karena selain membuat retakan di kaki saya, dia juga merusak kesempatan untuk lomba berikutnya,” kata Lorenzo seperti dikutip dari GPOne.
Lorenzo menyebut insiden antara dirinya dengan Marquez bukanlah yang pertama terjadi.
“Gerakan yang dia lakukan sama dengan yang dibuat pada Silverstone (MotoGP Inggris) 2014 dan tahun ini di Red Bull Ring (MotoGP Austria). Bedanya dengan di Austria, saya tak berakhir di gravel,” ujar Lorenzo.
Marc Marquez sendiri mengakhiri balapan dengan kemenangan di tangan. Marquez mampu memenangi duel ketat lawan Andrea Dovizioso yang berlangsung hingga akhir balapan.
Lorenzo juga mengungkapkan niat licik Marquez di Aragon.
Marc Marquez sengaja melakukan manuver untuk melebar di tikungan satu agar ia kehilangan beberapa posisi di awal balapan MotoGP Aragon.
Lorenzo yang memulai balapan dari posisi terdepan harus menerima kenyataan pahit berupa kecelakaan di tikungan pertama. Lorenzo menuding Marquez memang punya rencana untuk membuat dirinya kehilangan beberapa posisi di awal balapan.
“Saya tidak baik-baik saja. Saya rasa Marc tidak bisa mengambil tikungan 1 dengan kecepatan seperti itu. Ia agak keluar dan karena itu, saya tidak punya ruang untuk memasuki tikungan dengan baik.”
“Dia melakukan gerakan licik karena dia ingin 4-5 pebalap untuk menyusul saya. Sayangnya, saya kecelakaan dan mengalami cedera pada jari kaki. Saya mengalami retakan kecil pada kaki dan saya tak tahu apakah saya bisa berlomba di Thailand,” ucap Lorenzo seperti dikutip dari GPOne.
Lorenzo menegaskan bahwa insiden itu tidak akan bisa dilihat dengan baik oleh para penonton sebagai sebuah kesengajaan dari Marquez.
“Saya sadar bahwa dari pengamatan luar, kalian tidak mengerti cara dia menyusul saya, namun kami berdua tahu bagaimana itu terjadi.”
“Yang kalian lihat dari luar adalah dia melebar, namun sebenarnya, ia melakukan gerakan licik, seperti melakukan blok di sudut. Pada momen itu, dia berpikir saya bisa kehilangan banyak posisi,” kata Lorenzo.