Sebelum membahas lebih jauh tentang masalah ejakulasi yang sering melanda pria ada baiknya kita mengenal dahulu apa itu ejakulasi dan perbedaannya dengan orgasme.
Selama ini pria selalu menganggap orgasme dan ejakulasi adalah hal sama. Padahal dua hal itu berbeda meski saling berkaitan.
Pria yang ejakulasi pasti didahului dengan orgasme. Sementara itu pria yang orgasme kadang tidak dibarengi dengan ejakulasi. Singkatnya, ada beberapa jenis ejakulasi yang dialami oleh pria, pertama ejakulasi biasa dan ejakulasi kering.
Nah, ejakulasi kering inilah salah satu masalah yang akan kita bahas selengkapnya di bawah ini.
Ejakulasi dini adalah salah satu jenis ejakulasi yang umum dialami oleh pria khususnya mereka yang sudah menginjak usia lanjut.
Ejakulasi ini biasanya disebabkan oleh penurunan fungsi organ, psikologi, dan masalah lain yang cukup kompleks.
Pria yang terlalu panik atau tidak bisa relaks saat bercinta biasanya mudah sekali mengalami ejakulasi dini. Kondisi ini terjadi karena pria ingin segera mengakhiri seks yang dilakukan sehingga tidak bisa mengontrol otot pelvis yang mengendalikan ejakulasi dan orgasme.
Selanjutnya, pria juga bisa mengalami ejakulasi dini karena tubuhnya memiliki banyak kadar lemak.
Obesitas adalah salah satu masalah yang harus diatasi pria agar bisa melakukan pekerjaannya di atas ranjang dengan baik.
Penyebab terakhir dari ejakulasi dini adalah sensitivitas penis yang sangat tinggi.
Kondisi ini bisa terjadi karena pria mengalami sakit atau karena mereka tidak sunat. Cara mengatasi ejakulasi dini jenis ini adalah penggunaan kondom untuk mengurangi rangsangan berlebihan.
Oh ya, meski skala ejakulasi dini tidak ada, beberapa ahli menyatakan kalau pria yang ejakulasi setelah bercinta selama 1-2 menit dianggap mengalami ejakulasi dini.
Ejakulasi retrograde atau sering disebut sebagai ejakulasi terbalik adalah gangguan seksual pada pria yang cukup para.
Pria yang mengalami kondisi ini tidak akan bisa mengalami ejakulasi dengan sempurna. Setelah orgasme, penis tidak akan mengeluarkan apa-apa karena sperma keluar di dalam.
Kondisi ini sering disebut sebagai ejakulasi kering dan tergolong berbahaya. Pria yang mengalami ejakulasi kering ini tidak akan bisa melakukan pembuahan.
Sperma yang dibutuhkan untuk pembuahan tidak dihasilkan dan malah berbalik masuk ke dalam kandung kemih.
Pria yang mengalami ejakulasi kering biasanya baru mengeluarkan air mani bersamaan dengan urine. Cairan urine akan berisi partikel putih dari air mani dan kekentalannya agak tinggi.
Gangguan ejakulasi terakhir yang bisa dialami oleh pria adalah ejakulasi yang tertunda atau delayed ejaculation.
Ejakulasi yang tertunda ini menyebabkan pria tidak bisa mengeluarkan sperma secara langsung meski sudah mendapatkan orgasme. Biasanya sperma baru keluar 30 menit kemudian sehingga pembuahan tidak bisa berjalan dengan lancar.
Ejakulasi yang tertunda ini disebabkan oleh banyak hal, ada yang disebabkan oleh konsumsi obat-obatan tertentu untuk mengobati penyakit. Selain itu, gangguan pada fisik pria juga menyebabkan terjadinya ejakulasi yang tertunda ini.
Gangguan fisik pada pria yang menyebabkan kondisi ini terdiri dari kerusakan pada sistem saraf pelvis, operasi prostat, infeksi di area prostat, testosteron yang kadarnya terlalu rendah, hormon tiroid yang rendah, dan gangguan jantung yang menyebabkan tekanan darah cukup tinggi terjadi di pelvis.
Ejakulasi jenis ini bisa diatasi dengan menyembuhkan penyebabnya. Biasanya penggunaan beberapa obat cukup membantu penyembuhan.
Nah, dari tiga jenis gangguan ejakulasi di atas, mana saja yang pernah Anda tahu? Semoga kita semua tidak mengalaminya, ya.
Selain itu lelaki juga memiliki ejakulasi lemah.
Lantas apa itu ejakulasi lemah?
Saat mengalami ejakulasi, tubuh akan memberikan dorongan yang kuat pada air mani untuk keluar melalui penis. Proses inilah yang memudahkan pria melakukan pembuahan pada wanita.
Saat mengalami ejakulasi di dalam, sperma akan tersebut hingga ke mulut serviks sehingga sperma bisa dengan mudah bergerak hingga ke tuba falopi.
Yang dimaksud ejakulasi lemah adalah ketidakmampuan pria memberikan tekanan yang kuat pada air mani yang keluar. Sperma akan keluar begitu saja, tanpa ada dorongan yang terlalu kuat. Kondisi ini biasanya diikuti juga dengan menurunnya jumlah air mani yang keluar.
Pria yang mengalami ejakulasi lemah mungkin masih bisa menikmati seks dengan baik. Namun, untuk masalah pembuahan akan berjalan cukup susah. Pasalnya sperma akan susah bergerak menuju serviks tanpa bantuan atau semburan yang cukup kuat.
Ejakulasi yang lemah ini biasanya dialami oleh mereka yang sudah berusia lanjut. Namun, secara umum gangguan ini disebabkan oleh beberapa hal di bawah ini.
Otot pelvis yang berada di sekitar penis biasanya menurun kemampuannya seiring dengan berjalannya waktu. Pria yang sudah lanjut usia kerap mengalami hal ini sehingga ejakulasi yang terjadi lemah dan gangguan ereksi kerap terjadi.
Kadar androgen yang di dalamnya ada testosteron ini bisa mengalami penurunan seiring dengan berjalannya waktu.
Penurunan ini terjadi karena mekanisme tubuh secara alami atau karena ada gangguan fisik lainnya. Efek dari penurunan testosteron ini adalah kemampuan seks menurun dan ejakulasi yang lemah.
Penyebab terakhir dari ejakulasi lemah adalah ejakulasi terbalik. Kondisi ini muncul akibat bocor atau terbukanya saluran kemih saat pria mengalami orgasme.
Seharusnya saat pria orgasme saluran kemih akan menutup sehingga sperma dan air mani tidak akan masuk ke kandung kemih.
Ejakulasi terbalik ini menyebabkan pria mengalami ejakulasi lemah dan dari penis tidak keluar apa-apa.
Pria yang alami ejakulasi retrograde ini biasanya menderita gangguan pada prostat, kanker di area penis, hingga gangguan saraf akibat penyakit autoimun.