Ducati berang terhadap Jorge Lorenzo
Dan Jorge Lorenzo dilarang berbicara banyak hingga kontraknya habis di akhir Desember.
Larangan itu karena Lorenzo masih memiliki kontrak bersama Ducati hingga Desember nanti, seperti dikutip dari Motorsport.
Lorenzo memutuskan pindah ke Honda pada Juni lalu setelah mengalami satu setengah musim yang buruk bersama Ducati.
Kendati demikian Ducati tidak menahan Jorge Lorenzo untuk menguji prototipe motor Honda yang akan digunakan di MotoGP .
Pebalap asal Spanyol itu sudah mencoba motor Honda baru RC213V pada pekan lalu di Sirkuit Ricardo Tormo, Valencia. Pekan ini Lorenzo juga tetap menguji motor barunya di Sirkuit Jerez.
“Lorenzo tidak diizinkan untuk berbicara dengan media sampai akhir tahun ini, karena ia masih terikat kontrak dengan Ducati,” tulis Motorsport.
Karena masih terikat kontrak dengan tim lamanya itu juga Lorenzo mengenakan outfit yang sedikit berbeda dengan pebalap lain saat tes di Valencia.
Dalam tes pada pekan lalu pakaian Lorenzo minim sponsor. Hal tersebut karena sebagian sponsor masih memiliki keterikatan dengan Ducati. Sementara motor hitam yang digunakan merupakan hal yang umum, di mana motor prototipe untuk musim baru kebanyakan berwarna hitam.
Terkait larangan berbicara ini Lorenzo juga pernah mengalaminya saat pindah dari Yamaha ke Ducati pada musim lalu.
Pada saat itu Lorenzo diminta Yamaha untuk tidak berkomentar kepada media tentang motor Ducati Desmosedici
Sebelumnya Lorenzo yang akan bergabung dengan Honda memiliki dua harapan untuk Ducati, tim yang ia bela dalam dua musim terakhir.
Lorenzo menjalani pengalaman baru di MotoGP ketika memutuskan pindah dari Yamaha ke Ducati Setelah dua tahun bersama Ducati, Lorenzo yang akan berduet dengan Marc Marquez mengucapkan perpisahan dengan pabrikan asal Italia itu di MotoGP Valencia.
“Saya ingin berterima kasih kepada semua. Sebuah kehormatan untuk bekerja dengan tim ini, bahkan di saat yang sulit,” ucap Lorenzo dikutip dari tuttomotoriweb.
Lorenzo pun sempat bercanda agar Ducati tidak tampil baik dalam musim yang akan datang.
“Sebagai teman, saya mendoakan yang terbaik di masa depan. Sebagai rival, tentunya, saya harap mereka tampil buruk,” seloroh Lorenzo.
“Tapi itu tampaknya tidak mungkin karena mereka sangat profesional. Mereka akan terus melanjutkan upaya meraih hasil baik,” sambungnya.
Pada musim pertama bersama Ducati, Lorenzo benar-benar kesulitan mengendalikan motor Desmosedici dan hanya finis di peringkat ketujuh pada klasemen akhir.
Musim ini, pebalap asal Spanyol itu mengalami kemajuan dengan meraih tiga gelar juara seri. Namun posisinya di klasemen akhir justru melorot dibanding musim sebelumnya karena cedera dan harus absen dalam empat balapan.
“Kami tidak meraih gelar juara dunia, tapi kami memiliki potensi. Jika kami bersama dalam musim selanjutnya, saya yakin kami bisa meraih target itu,” ujar Lorenzo merangkum kebersamaan dengan Ducati.
“Saya kecelakaan dua kali tahun ini dan saya cedera jadi saya tidak beruntung. Ini membuat kami gagal meraih kemenangan lebih banyak. Tapi olahraga ini penuh risiko. Kami telah mengembangkan motor dalam dua tahun, jadi kami patut bangga,” tukasnya.
Berlainan dengan Lorenzo, runner-up MotoGP Andrea Dovizioso menganggap rekan setimnya di Ducati, Jorge Lorenzo, sebagai sosok yang aneh. Dovizioso juga mengakui ketegangan terjadi dengan Lorenzo di garasi Ducati musim ini.
Hubungan Dovizioso dan Lorenzo kembali memanas jelang balapan MotoGP Malaysia pekan lalu. Melalui akun Twitter, Lorenzo mengungkapkan ketidaksenangan dengan pernyataan Dovizioso jelang balapan. Ketika itu Dovizioso menganggap Lorenzo punya keistimewaan untuk absen dari balapan.
Pihak Ducati kemudian berusaha mendamaikan Dovizioso dan Lorenzo di markas tim asal Italia tersebut, Bologna, pekan ini.
Dalam wawancara dengan Autosport, Dovizioso mengakui hubungannya dengan Lorenzo memanas di MotoGP 2018. Terlebih setelah Lorenzo mampu bangkit bersama musim ini. Dovizioso juga menganggap Lorenzo sebagai sosok yang aneh.
“Setiap pebalap punya karakter khusus, dan begitu juga Lorenzo. Dia sosok yang aneh. Dia punya kekuatan dan kelemahan. Musim ini tidak mudah, karena ketika Lorenzo tampil cepat, atmosfer dalam garasi lebih tegang,” ujar Dovizioso.
“Hal itu normal ketika Anda punya dua pebalap yang bersaing meraih kemenangan. Ketika itu terjadi, situasi dalam garasi menjadi lebih rumit. Pesaing Anda ada dalam garasi, dan kalah dari Marc Marquez berbeda dengan kalah dari Lorenzo,” sambung pebalap asal Italia tersebut.
Musim ini Dovizioso dan Lorenzo sama-sama mengoleksi tiga kemenangan dengan satu seri tersisa. Musim depan Dovizioso akan berduet dengan Danilo Petrucci, sementara Lorenzo pindah ke Repsol Honda menjadi rekan setim Marquez.
Meski kembali memiliki rekan setim asal Italia dalam diri Petrucci, Dovizioso mengaku tidak akan mengubah pendekatan dalam bersikap dan bersaing dalam memperebutkan gelar juara dunia MotoGP musim depan.
“Ketika musim dimulai, targetnya adalah merebut gelar juara dunia, terlepas fakta Lorenzo tidak akan menjadi rekan setim musim depan. Musim depan tidak ada yang berubah,” ucap Dovizioso.