Pelemahan dollar hari ini, Selasa, 08 Januari, kembali mengangkat harga emas di pusat perdagangannya Comex New York, ke tingkat tertingginya
“Harga emas naik dan paladium mencapai rekor tertinggi pada perdagangan Senin karena dolar AS mengalami tekanan,” tulis laman keuangan terkenal “bloomberg,” Selasa pagi WIB.
Ekspektasi bahwa Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed akan menghentikan siklus kenaikan suku bunga pada tahun ini menjadi penyebab pelemahan dolar AS dan mengangkat permintaan akan logam mulia.
Seperti ditulis “bloomberg,” harga emas di pasar spot naik sekitar nol koma enam persen per ounce k. Sedangkan harga emas berjangka AS naik pada posisi yang sama
“Logam mulia mampu terangkat cukup baik karena pelonggaran kebijakan yang dikeluarkan oleh Bank Sentral AS,” jelas analis ING Warren Patterson.
Gubernur The Fed Jerome Powell pada Jumat lalu mengatakkan bahwa Bank Sentral AS akan lebih sensitif pada risiko penurunan di pasar dan mengatakan bahwa mereka siap mengubah kebijakan.
“Kami melihat pembeli kembali ke pasar emas,” kata analis Saxo Bank, Ole Hansen. Menurutnya, pelemahan dolar AS mendukung harga emas.
Untuk diketahui, harga emas sempat menyentuh angka seribu tiga ratus dollar per ounce pada pekan lalu. Sayangnya, pada Jumat lalu harga emas kembali melemah yang salah satu penyebabnya adalah aksi jual investor.
Seperti juga ditulis laman keuangan Kitco, harga emas mengalami tekanan di akhir pekan lalu karena aksi jual investor setelah membaiknya data-data ekonomi Amerika Serikat (AS).
“Sebenarnya harga emas telah menjalani laju yang sangat baik pada pekan lalu . Namun laporan tenaga kerja membuat komoditas tersebut langsung tertekan,” jelas analis Mitsubishi Jonathan Butler mengatakan kepada Kitco.
Laporan tenaga kerja AS yang terbaru menunjukkan bahwa terdapat lapangan kerja baru pada Desember. Angka tersebut jauh di atas konsensus analis dan ekonomi .
Sedangkan untuk pendapatan rata-rata per jam juga mengalami peningkatan sebesar sebelas sen atau kurang lebih nol koma empat persen.
“Dengan sinyal-sinyal ekonomi yang kuat tersebut membuat banyak orang yakin bahwa Bank Sentral AS atau the Federa Reserve (the Fed) tidak akan mengubah rencana kenaikan suku bunga,” kepala strategi global TD Securities, Bart Melek.
Untuk pekan ini para analis memperkirakan bahwa masih ada kemungkinan harga emas akan kembali ke level tertingginya per ounce. Ada banyak alasan yang mendasarinya.
Direktur RBC Wealth Management George Gero mengatakan, volatilitas yanag cukup besar di saham, kekhawatiran akan Brexit, politik di AS dan kekhawatiran perlambatan global semua berkontribusi pada kinerja emas yang lebih baik.
“Meskipun ada kemungkinan kenaikan suku bunga akan sedikit ditahan sepertinya tidak akan membuat investor menghindari emas,” kata Gero.