Pencarian korban yang tertimbun longsor di Desa Serempah, Kecamatan Ketol, Kabupaten Aceh Tengah, akibat gempa berkekuatan 6,2 skala Richter, Selasa lalu, masih berlanjut hingga petang Sabtu. Ada tujuh penduduk Serempah yang diidentifikasi hilang, dan menurut informasi tertimbun di longsoran tanah ketika gempa terjadi.
Pencarian, menurut seorang tim relawan kepada kontributor “nuga.co,” Zaini Ruslan, akan terus berjalan dengan bantuan peralatan berat dan anjing pelacak dari Polri. “Kita tetap melakukan pencarian karena diduga masih ada korban yang tertimbun, setelah sehari sebelumnya ditemukan mayat anak-anak,” katanya.
Ia menyatakan, pencarian sudah didukung dengan alat berat sehingga memudahkan untuk menggali tanah dan bangunan yang longsor ke sungai.
Sebagian Desa Serempah yang berada persis di kaki gunung, di sebuah dataran tinggi, amblas saat terjadi gempa pada pukul 14.38 WIB. Diperkirakan terdapat tujuh orang yang tertimbun di antara reruntuhan rumah.
Desa Serempah dan Desa Bah merupakan lokasi yang paling parah terkena gempa karena, selain longsor, banyak rumah warga yang rusak. Namun, katanya, secara keseluruhan musibah yang paling terparah di Aceh Tengah ada di Kecamatan Ketol karena hampir 90 persen rumah warga rusak parah dan tidak bisa ditempati lagi.
Bupati Aceh Tengah Nasaruddin mengatakan, warga di dua desa itu akan direlokasi karena sudah tidak layak dijadikan permukiman. “Kami menilai titik terparah dampak gempa yakni Desa Serempah tidak lagi layak untuk menjadi tempat tinggal penduduk,” katanya.
Sementara itu, bantuan dari berbagai pihak, baik pemerintah maupun swasta dan masyarakat terus mengalir dan dikumpulkan di posko bantuan.
PT Pertamina Aceh yang juga memberi bantuan akan menyalurkan kepada korban yang turut dibantu oleh relawan Senkom Mitra Polri. “Bantuan itu akan kita fokuskan pada daerah yang selama ini tidak terjangkau oleh pemerintah,” ujar Ketua Senkom Mitra Polri Bener Meriah Suroto.
Sementara itu Kepolisian Daerah Aceh telah merilis nama-nama korban tewas dan hilang akibat gempa bumi 6,2 skala richter yang menyebabkan longsor dan bangunan rusak parah di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah. Semua jenazah, menurut rilis itu, sudah diambil pihak keluarga dan telah dimakamkan.
Waka Polda Aceh Brigjen Husein Hamidi mengatakan, rilis nama-nama korban untuk pendataan dan agar memudahkan masyarakat yang ingin mencari keluarga mereka yang belum ditemukan.
“Kita imbau kepada warga korban gempa bila membutuhkan informasi dan akan menyampaikan informasi penting, silakan datang ke posko informasi Polda Aceh di Lapangan Ketol, Kecamatan Ketol,” katanya, di lokasi gempa, Sabtu , 6 Juli 2013.
Menurut rilis itu, korban yang meninggal berjumlah 38 orang. 30 orang berasal dari Aceh Tengah dan 8 orang dari Bener Meriah. Sedangkan 7 orang lainnya yang berasal dari Aceh Tengah masih dinyatakan hilang..
Polda Aceh juga telah meminta tiga anjing pelacak ke Mabes Polri. Binatang itu digunakan untuk membantu mencari korban gempa di Aceh yang diduga masih tertimbun tanah.
“Saat ini masih ada warga yang belum ditemukan, dan proses pencariannya sangat sulit,” kata Kepala Biro Operasional Polda Aceh, Kombes Pol Anang. Dia menjelaskan sulitnya medan dan tebalnya reruntuhan tanah longsor sangat menyulitkan petugas tim pencari korban gempa di lapangan. Apalagi kawasan Serempah, Aceh Tenggara tersebut sangat luas.
Saat ini sudah 38 korban gempa yang tertimbun maupun tertimpa reruntuhan yang ditemukan sedangkan sisanya masih dilakukan pencarian.
Lanjut Anang, belum bisa dipastikan sampai kapan akan dilakukan pencarian karena medannya sangat sulit. “Kita masih terus berupaya untuk melakukan pencarian terhadap warga yang belum ditemukan,” ujarnya.
Selain meminta bantuan anjing pelacak, Polda Aceh juga meminta tambahan alat berat kepada Pemda maupun pemerintah provinsi yang akan digunakan untuk mengeruk tanah.