Mendengkus?
Ya, mendengkeur alias ngorok adalah gangguan tidur yang membuat seseorang mengeluarkan suara kasar saat tidur.
Biasanya, dengkuran muncul saat Anda menghirup udara melalui hidung, mulut, atau kombinasi keduanya.
Mendengkur disebabkan karena menyempitnya saluran pernapasan, sehingga udara yang mengalir membuat jaringan di belakang tenggorokan bergetar.
Menurut penelitian medis, kebiasaan ngorok dapat menyebabkan kita jadi cepat tua.
Kok bisa?
Dikutip dari Medical Daily, penelitian terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal Sleep menyebutkan bahwa mendengkur akibat obstruktif sleep apnea dapat mempercepat proses penuaan.
Studi ini menunjukkan bahwa kebiasaan mendengkur tiap malam membuat usia biologis seseorang jadi dua ratus lima belas hari lebih tua dari usia
Gangguan tidur juga dikaitkan dengan kemunculan gejala penuaan dini hingga tiga ratus dua puluh satu hari lebih cepat.
Penelitian dilakukan terhadap enam ratusan pria dan wanita dengan usia rata-rata enam puluh sembilan tahun dari berbagai latar belakang ras dan sosial ekonomi yang memiliki kebiasaan ngorok saat tidur.
Tim peneliti memeriksa metilasi DNA darah dan pola tidur mereka.
Metilasi DNA adalah modifikasi genetik yang mengatur bagaimana gen pada sel-sel tubuh dihidupkan atau dimatikan. Prosesnya dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan.
Pola tidur diukur dengan teknik polysomnography untuk memeriksa pola pernapasan, kadar oksigen dalam darah, detak jantung, gelombang otak, dan gerakan anggota tubuh.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin parah suara ngorok Anda menyebabkan usia biologis makin cepat bertambah tua akibat kerusakan pada sel-sel tubuh.
Wanita yang mendengkur cenderung mengalami penuaan biologis yang lebih cepat dibandingkan pria. Ada dua alasan terkait temuan ini, yaitu wanita cenderung memiliki fase REM dominan dan episode sleep apnea obstruktif yang memburuk selama fase REM.
Kabar baiknya, efek perubahan epigenetik tersebut dapat dibatalkan dengan lebih dulu mengatasi gangguan atau kondisi yang menyebabkan Anda ngorok saat tidur. Misalnya karena sleep apnea obstruktif, penyakit demensia, penyakit kardiovaskular, dan kanker.
Penelitian ini hanya mengungkapkan hubungan antara kebiasaan ngorok saat tidur dan penuaan sel yang dipercepat.
Para peneliti tidak menyelidiki dampak pengobatan sleep apnea terhadap pencegahan penuaan sel dan penurunan risiko penyakit yang ditimbulkannya.
Penelitian ini juga hanya mengamati pola tidur peserta selama satu hari. Batasan ini yang dapat menjadi celah bagi penelitian mendatang untuk merancang analisis yang lebih lengkap
Diharapkan penelitian selanjutnya dapat mengamati pola tidur peserta secara berkala dan mengikutsertakan individu yang sehat (tidak pernah ngorok dan tidak punya faktor pemicunya) sebagai pembanding.
Dengkuran yang tergolong ringan umumnya tidak akan mengganggu kualitas tidur.
Namun, perlu diwaspadai jika dengkuran yang muncul membuat Anda tersedak, sakit kepala saat bangun tidur, mengantuk di siang hari, sulit konsentrasi, gelisah, dan nyeri dada.
Gejala ini bisa menjadi tanda adanya gangguan tidur yang lebih serius, seperti obstruktif sleep apnea hingga faktor risiko penyakit jantung, hipertensi, stroke, dan diabetes.