Ada orang yang sangat gampang menangis, bahkan hanya dari menonton film menyedihkan atau mendengar cerita mengharukan.
Di sisi lain, ada pula orang-orang yang sangat sulit menangis meskipun sebenarnya merasa sedih.
Apa yang menyebabkan perbedaan tersebut?
Menangis adalah respons alamiah manusia terhadap luapan emosi yang dialaminya. Emosi yang membuat seseorang menangis biasanya berbentuk rasa sakit dan sedih, tetapi ada pula kondisi lain yang dapat memicunya.
Contohnya, seseorang bisa gampang menangis saat melihat sesuatu yang indah atau ketika merasa terharu. Anda sama sekali tidak merasakan emosi negatif, tapi Anda justru menunjukkan respons yang sama dengan orang-orang yang mengalami kesedihan.
Menangis sebenarnya merupakan tanda bahwa ada sesuatu yang terjadi pada diri Anda. Sadar maupun tidak, Anda mungkin sedang merasa sedih, frustrasi, mengalami luapan emosi, atau sekadar ingin mendapatkan perhatian orang lain.
Perilaku ini diyakini dapat memberikan efek lega karena tubuh Anda melepas hormon penyebab stres dan berbagai jenis racun yang menyertainya. Rasa lega yang timbul akhirnya mampu menurunkan risiko depresi dan kecemasan. Inilah keuntungan bagi mereka yang gampang menangis.
Tidak berhenti sampai di situ, menangis juga berkaitan dengan fungsi manusia sebagai makhluk sosial. Perilaku ini menimbulkan empati pada orang-orang di sekitar Anda, terutama mereka yang memiliki hubungan baik dengan Anda.
Orang-orang yang kerap menangis mungkin akrab dengan ejekan ‘cengeng’. Padahal, menangis tidak membuat Anda menjadi orang yang lemah. Perilaku ini sebenarnya menunjukkan bahwa Anda memiliki mental yang kuat.
Menangis merupakan mekanisme perlindungan diri saat Anda mengalami emosi yang meluap. Jika emosi tertentu membuat Anda menangis, artinya Anda mampu menemukan cara yang sehat untuk mengungkapkan emosi tersebut.
Anda yang gampang menangis bukanlah orang-orang yang selalu bersedih. Sebaliknya, Anda justru lebih sehat, bahagia, dan mampu memahami diri sendiri. Anda berani ‘berkomunikasi’ melalui tangisan, serta jujur kepada diri sendiri dan orang lain.
Bahkan, kecenderungan untuk menangis juga memberikan sejumlah manfaat. Di antaranya, memperkuat hubungan dengan orang lain, mempercepat pemulihan diri, serta membuat Anda lebih sehat dari segi fisik maupun psikologis.
Ketidakmampuan untuk menangis juga merupakan suatu hal yang wajar. Namun, kondisi ini juga bisa menjadi tanda dari depresi melankolik. Terlebih lagi jika ketidakmampuan untuk menangis telah berlangsung dalam waktu lama atau memengaruhi kehidupan Anda.
Istilah ‘melankolis’ sering digunakan untuk menggambarkan orang-orang yang sensitif dan mudah menangis. Karl Jaspers, seorang ahli dalam bidang gangguan mental, justru memberikan definisi yang sedikit berbeda.
Menurutnya, orang-orang melankolis tidak memahami apa yang mereka rasakan. Mereka seakan memiliki dinding yang membatasi dirinya dari luapan emosi. Dinding ini membuat mereka tidak lagi mampu mengenali, atau sekadar merasakan emosi.
Tidak gampang menangis bukanlah tanda bahwa Anda adalah orang yang tangguh. Sebaliknya, hal ini justru bisa saja berdampak buruk bagi kesehatan mental Anda. Terutama jika Anda selalu menahan diri dengan sengaja agar tidak menangis.
Menangislah ketika Anda merasa ingin melakukannya. Abaikan anggapan keliru yang mengatakan bahwa hanya orang lemah yang menangis. Meluapkan emosi dengan menangis adalah perilaku yang wajar, bahkan bermanfaat untuk kesehatan mental Anda.