Madonna baru-baru ini kedapatan tengah bermesraan dengan pria yang diduga merupakan kekasih barunya.
Selama akhir pekan lalu, pelantun Like a Prayer itu menghabiskan waktu di Miami, Florida bersama pria yang diketahui berprofesi sebagai penari dan lebih muda 36 tahun darinya.
Sang Ratu Pop tersebut terlihat sedang bersantai di balkon hotel dengan pria berusia dua puluh lima tahun, Ahlamalik Williams.
Bintang berusia enam puluh satu tahun itu dipeluk oleh Williams dari belakang yang juga memberi pijatan di bahunya. Keduanya tampak kompak mengenakan kaus dan celana warna hitam.
Madonna yang sedang menjalani tur di Miami masih bungkam soal hubungan asmara terbarunya ini. Namun, Williams diketahui bukanlah pria berondong pertama yang dikencani Madonna.
Selama satu dekade terakhir, dia memang kerap kedapatan menjalin hubungan dengan sejumlah pria yang berusia sekitar dua puluhan tahun. Madonna pernah mengencani model Aboubakar Soumahoro pada dua tahun lalu yang saat itu berusia dua puluh lima tahun.
Dia juga mengencani koreografer Perancis, Brahim Zaibat ketika berusia dua puluh empat tahun, dan penari Belanda, Timor Steffens saat ia berusia 26 tahun (2014).
Pelantun hit Material Girl itu sendiri pernah menikah dua kali, dengan Guy Ritchie dan Sean Penn .
Menanggapi isu dirinya yang kerap mengencani pria muda, Madonna sempat mengaku tertekan dalam sebuah pernyataan kepada Harper’s Bazaar pada dua tahun silam.
“Saya memiliki kekasih yang [berusia] tiga dekade lebih muda. Ini membuat orang-orang tak nyaman. Saya rasa apapun yang saya lakukan akan membuat orang-orang tak nyaman,” ungkapnya.
“Semua itu karena saya perempuan, dan juga karena saya menolak untuk menjalani hidup yang konvensional. Saya membuat keluarga yang tak konvensional,” tambah dia.
Sebelumnya Madonna sempat berang dan mengatakan dirinya seolah “diperkosa” oleh satu artikel profil mendalam yang dirilis The New York Times.
Sang ikon dunia musik pop itu juga mengatakan NYT sebagai “salah satu bapak bangsa patriarki.”
Sang penyanyi menyebut artikel berjudul “Madonna at Sixty” itu terlalu fokus pada usianya. Dia juga mengatakan NYT tidak mungkin melakukan itu jika dirinya seorang laki-laki.
“Wartawan yang menulis artikel ini menghabiskan berhari-hari, dan berjam-jam, dan berbulan-bulan dengan saya dan diundang untuk masuk ke dalam dunia yang jarang diketahui orang lain.”
“Tapi ia memilih untuk fokus pada hal-hal remeh dan superfisial seperti jenis kain tirai saya dan tidak pernah berhenti berkomentar tentang usia saya, yang tentu saja tidak akan pernah disinggung jika saya seorangpria,” kata Madonna dalam akun Instagramnya.
“Saya menyesal saya menghabiskan lima menit dengannya,” kata penyanyi dan penari itu soal sang penulis artikel, Vanessa Grigoriadis.
“Artikel itu membuat saya merasa diperkosa. Dan ya, saya boleh menggunakan istilah itu karena saya pernah diperkosa di usia 19 tahun.”
Dalam artikel itu, Madonna bercerita pada Grigoriadis bahwa ia “merasa diperkosa” ketika album yang dirilis pada 2015 “Rebel Heart” dibocorkan terlebih dahulu.
Madonna juga menyebut artikel profil itu merupakan bukti bahwa NYT adalah bapak patriarki.
“Dan saya mengatakan — matilah patriark yang ditenun ke dalam jejaring masyarakat kita. Saya tidak akan pernah berhenti berjuang untuk menghapuskannya.”
Artikel NYT menggambarkan Madonna di puncak ketenaran di era 1980 sebagai seseorang yang menggunakan mental baja untuk menjadi seorang bintang pop perempuan yang sangat berdaya dan menjadi model yang kuat bagi kaum perempuan di Amerika Serikat.
Namun, NYT menyebut Madonna saat ini adalah seorang pemusik berusia tua yang coba menegaskan tempatnya di antara artis yang dua generasi lebih muda.
NYT juga menyebut penonton yang coba dihibur Madonna di acara penghargaan musik Billboard di Las Vegas lebih tertarik dengan grup musik Korea Selatan