Apakah nama Martyn Lawrence Bullard familiar di telinga Anda?
Namanya mulai dibicarakan lagi setelah merancang artis ternama, Kylie Jenner. Dan tahukah Anda, bahwa ia pernah mengaplikasikan konsep resor Bali dalam perancangannya?
Inilah wawancara eksklusifnya dengan media terkenal “casa”.
Membawa pulang sekian banyak penghargaan membuat desainer interior asal Inggris ini tak pernah luput dari berita di industri desain inernasional dan membuatnya kian dibanjiri proyek-proyek di mancanegara.
Sebut saja penghargaan desain ternama yang ada, Martyn Lawrence Bullard pasti menduduki hot list, seperti Andrew Martin International Interior Designer of the Year Award sepuluh tahun silam, UK Focus Best of the Best Fabric
Designer Awards yang ia borong dua tahun berturut-turut sejak sepuluh tahun itu, masuk dalam daftar kelompok arsitek dan desainer terkemuka
Karya dan proses merancangnya pun sering didokumentasikan di berbagai acara televisi, seperti Million Dollar Decorators, Hollywood Me dan Movie Mansions.
Gaya desainnya yang glamor, etnik, eksotik dan sangat mendetil dengan kualitas tinggi membuat prestasi dan namanya segemilang nama klien kelas atas langganannya seperti Elthon John, Ellen Pompeo, Ozzy Osborne, Alessandra Ambrosio, Eva Mendez, Felicity Huffman, Warner Bros & Paramount Studios dan masih banyak lagi.
Dari begitu banyak proyek yang telah ia garap, proyek favorit dan paling menantang bagi Martyn adalah penthouse milik penyanyi dan artis, Cher, di Hollywood yang bertema India dan disebut dengan “Maharani’s Palace”.
“Hasil proyek ini sangat seksi dan eksotik, luar biasa nyaman dan enak dilihat”, ujarnya pada wawancara itu.
Walaupun berbasis di Los Angeles dan memiliki konsep desain Art Deco, ternyata desainer profesional ini juga melirik konsep desain Indonesia bahkan sering diterapkan di beberapa proyeknya, salah satunya adalah rumah milik Cheryl Tiegs dengan tema Bali Inspired Sanctuary.
Ratusan karya dari proyek untuk high-profile clients sampai komersial menjadi bagian dari hidupnya. Pada tahun 2011, Martyn berbagi cerita tentang dunia glamor lewat bukunya yang berjudul “Live, Love & Decorate”.
Meski belum tahu kapan, namun Martyn bertekad untuk segera merilis buku keduanya. “Berbagi pandangan dan wawasan pribadi saya dan masih banyak hal lainnya yang ingin saya ceritakan”, kata direktur Martyn Lawrence Bullard Design ini.
Lantas karya-karya siapa yang menjadi inspirasinya?
Ia mengatakan inspirasi utamnya adalah karya dari almarhum David Collins yang memiliki gaya glamor dan kemewahan yang sangat kuat.
Dia merancang ruang publik favorit saya di London, Wolseley dan J Sheekey Restaurants, butik Alexander McQueen dan Hotel Limewood. Kehadirannya di dunia desain akan sangat dirindukan.
Ia juga mentakan suka barang antik yang eksotis di Guinevere, King’s Road. Di LA ‘loft’ store JF Chen punya seni dekoratif langka dari abad pertengahan.
Kalau di New York ia suka ke toko aksesoris rumah seperti John Derian dan ABC Home. Tapi dari semuanya, tidak ada yang mengalahkan marche Paul Bert di Clignancourt, Paris.Ia
Ia menambahkan suka bekerja dengan bermacam-macam bahan. Sutra, linen dan beludru menjadi trademark interior rancangannya, tapi ia juga suka kulit eksotis, shagreen, veneers kayu dan tekstur tenunan alami untuk wall upholstery.
Furnitur dipernis adalah favoritnya saat ini.
Ia tak membantak sangat suka dengan nuansa warna permata seperti toska, safir, amethyst dan golden saffron yang memberikan semburan energi.
Ia dengan sedikit tersenyum mengatakan suka gaya Indonesia yang rileks seperti paviliun, karpet rumput laut, bahan-bahan alami untuk di dinding dan langit-langit.
Ia pernah mengerjakan proyek untuk Cheryl Tiegs yang saya beri nama Bali Inspired Sanctuary
“Kami mengubah rumahnya menjadi gaya paviliun Bali dengan sentuhan kolonial Inggris yang nyaman,” katanya menutup wawancara