Ahmad Dhani mulai memanen kecaman, setelah janji “kosong”nya untuk membiayai keluarga korban kecelakaan yang ditimbulkan Dul, atau Abdul Qadir Jaelani, di Tol Jagorawi, sebulan yang lalu, tidak dibayarkan kepada anak istri yang ditinggalkan.
Semula, Dhani, dengan antusias menjamin kehidupan keluarga yang ditinggal oleh ayahnya. Bahkan Ahmad Dhani, pemusik kondang itu bersedia membiaya sekolah anak-anak korban hingga ke jenjang perguruan tinggi. “Sampai S-3 jika perlu akan saya biayai,” kata Dhani ketika itu.
Setelah satu bulan, sejak kecelakaan itu, friksi mengenai pembiayaan itu muncul kepermukaan. Para keluarga dan anak-anak yang ditinggal para suami belum menerima santunan dari Dhani.
Mereka sudah mendatangi manajemen Dhani mempertanyakan komitmen “bos” mereka tentang pembiayaan yang dijanjikan. Para staf Dhani selalu mengelak dengan mengatakan akan segera disalur. Pada kesempatan lain mereka mengatakan segera akan diselesaikan.
Bosan menerima jawaban yang itu ke itu juga, Keluarga korban merencanakan kumpul bareng untuk meminta kepastian dan tanggung jawab Ahmad Dhani. Pertemuan tersebut merupakan inisiatif dari pihak kepolisian yang akan memediasi pertemuan untuk menemukan solusi terbaik.
“Nanti seluruh pihak keluarga korban akan dikumpulkan di Dirlantas tanggal 17 Oktober. Itu atas inisiatif pihak kepolisian yang ingin menjadi mediator antara korban, dan Dhani. Di situ kita cuma musyawarah saja,” ungkap Vonny, istri almarhum Komarudin tentang inisiatif kepolisian itu.
Pertemuan tersebut, menurut sumber di kepolisian untuk menghindarkan polemik yang merugikan kedua belah pihak. “Jangan sampai anarkis dan fitnah memfitnah. Diperlukan kejelasan dari tangan pertama, terutama Ahmad Dhani.
Permuan itu terjadi, karena hingga saat ini Dhani tidak memberikan kejelasan untuk memberi santunan kepada para korban.
Vonny, Rabu siang kepada wartawan mengungkapkan, baru menerima uang santunan sebesar Rp57,5. Ia lebih beruntung di bandingkeluarga korban lainnya Hj Juhermi, ibu dari almarhum Robby. Hingga saat ini, keluarga Robby hanya mendapatkan uang proses pemakaman Rp7,5 juta saja.
“Saya baru berkomunikasi dengan Ibu Juhermi, Senin lalu. Dia malah tidak dapat yang Rp50 juta, hanya uang proses pemakaman saja, Rp7,5 juta,” ujar Vonny.
Walau pun sudah menerima uang duka, Vonny mempertanyakan hitungan pihak Dhani yang memberikan uang sebesar Rp50 juta iru. Menurutnya, pihak Dhani awalnya hanya akan memberikan santunan biaya hidup selama dua tahun, dihitung dari pendapatan korban per bulannya.
“Tapi saya tidak tahu uang Rp 50 juta ini hitungannya sampai berapa bulan. Di setiap tayangan, Dhani selalu bilang, sudah membiayai korban hingga dua tahun mendatang. Padahal saya tidak merasakan,” jelasnya.
Lebih lanjut, Vonny menambahkan, “Menurut manajemen, biaya hidup kami dihitung berdasarkan pemasukan almarhum Komarudin selama bekerja. Pemasukan bapak Rp6-8 juta per bulan. Jadi Dhani ngomong sudah menyantuni selama dua tahun perhitunganya dari mana?.”
Selain itu, uang pendidikan juga belum diterima Vonny. Dhani yang berjanji akan membiayai kuliah anak korban hingga perguruan tinggi belum memberikan kejelasan kepada pihak keluarga. Vonny sangat menunggu uang pendidikan lantaran putri pertamanya kini sudah duduk di kelas 3 SMA.
“Dan uang pendidikan untuk anak juga belum, kita sebenarnya kan enggak minta. Cuma Dhani yang dari awal bilang akan bertanggung jawab,” tutup Vonny.
Sebuah sumber yang dekat dengan Dhani menegaskan, pemusik “kaya raya” itu pasti tidak akan melepaskan tanggungjawab terhadap keluarga korban. Ia tahu persis bagaimana sikap Dhani sebagai makhluk sosial.
Dalam persoalan kemanusiaan, apalagi masalah uang. Dhani tak pernah ingkar. Para artis yang bernaung di bawah manajemen, RCM tahu persis bagaimana Ahmad Dhani memegang janji. “Ia tak akan lari dari tanggungjawabnya. Persoalannya, kini, ia sedang menyusun kembali langkahnya untuk tampil di blantika musik setelah absen selama satu bulan lebih.
Sumber itu juga mengatakan, Dhani akan segera memberi penjelasan rinci kepada para keluarga korban bagaimana sistem dan prosedur penyaluran bantuan itu nanti. Mereka sedang menyusun rincian untuk bisa lebih baik.
