Setelah satu bulan mengendap dan naik turun secara tipis, hari ini, Kamis, 21 Agustus 2015, harga jual emas yang diperdagangkan PT Aneka Tambang Tbk, atau Antam, melonjak naik sebesar Rp 4.000 per gram dan bertengger di angka Rp 552.000 per gram.
Sebelumnya, harga logam mulia Antam berada di level Rp 548 ribu per gram.
Bersamaan dengan kenaikan harga jual, a harga pembelian kembali “buyback” logam mulia Antam juga naik Rp 4.000 menjadi Rp 482.000 per gram.
Artinya, jika Anda menjual emas yang dimiliki maka Antam akan membelinya di harga Rp 482 ribu per gram.
Antam menjual ukuran emas dari satu gram hingga 500 gram. Hingga menjelang siang WIB, sebagian besar ukuran emas Antam masih tersedia. Hanya emas ukuran 500 gram yang ludes terjual.
Mengingat tingginya animo masyarakat, transaksi pembelian emas batangan yang datang langsung ke Antam dibatasi hingga maksimal seratus lima puluhnomor antrean per hari.
Dengan kenaikan harga ini makan seluruh pecahan emas yang di jual Antam menyesuaikan dengan harga baru.
Untuk pecahan 1 gram Antam menjual Rp 552.000, 5 gram Rp 2.615.000, 10 gram Rp 5.180.000, 25 gram Rp 12.875.000, 50 gram Rp 25.700.000, 100 gram Rp 51.350.000, 250 gram Rp 128.250.000 dan pecahan terbesar 500 gram dipatok Rp 256.300.000.
Sementara itu perdagangan emas global kembali menemukan gairahnya setelah mencapai level puncak satu bulan pada hari ini akibatebijakan Federal Reserve bulan lalu mengisyaratkan bahwa kenaikan suku bunga AS pada September kemungkinan tidak dilakukan.
Pejabat Fed khawatir melemahnya inflasi dan ekonomi global menimbulkan risiko terlalu besar untuk menaikkan suku bunga bulan depan.
Di Divisi Comex New York Mercantile Exchange harga emas naik. Mengutip Xinhua, Kamis, 21Agustus 2015, harga emas yang paling aktif diperdagangkan untuk pengiriman Desember naik US$ 11 menjadi US$ 1.127,90 per ounce.
Harga emas menguat karena adanya spekulasi dari pelaku pasar bahwa kemungkinan besar The Fed belum akan menaikkan suku bunga dalam waktu dekat ini.
Sebelumnya, harga emas memang sempat tertekan karena analis memperkirakan bahwa Bank Sentral AS akan segera menaikkan suku bunga pada September ini karena data-data yang ada cukup mendukung pemulihan ekonomi sehingga pelaku pasar memperkirakan bahwa suku bunga AS bakal segera naik.
Kenaikan suku bunga tersebut akan menekan harga emas karena komoditas logam mulia tersebut harus bersaing dengan aset keuangan yang memiliki imbal hasil yang tinggi namun risikonya kecil.
Namun, secara perlahan harga emas mengalami kenaikan karena data tenaga kerja yang dikeluarkan oleh Departemen tenaga Kerja AS mengungkapkan bahwa indeks harga konsumen naik pada Juli 2015 lalu.
Level tersebut berada di bawah perkiraan para analis.
Pada perdagangan kemarin, harga emas berjangka merosot karena penguatan data perumahan Amerika Serikat didukung spekulasi Bank Sentral AS atau Federal Reserve akan segera meningkatkan suku bunga.
Pada perdagangan Rabu, kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Desember turun.
Departemen Perdagangan AS mengatakan penjualan perumahan pada Juli meningkat dari bulan Juni, level tertinggi sejak Oktober 2007.
Analis percaya bahwa peningkatan yang nyata di pasar properti dapat mempengaruhi waktu kenaikan suku bunga AS , mungkin pada bulan September.
Sebagai logam mulia, emas tidak dikenakan bunga. Untuk itu, kenaikan suku bunga akan mendorong investor menjauh dari emas dan menuju aset dengan return.