close
Nuganomics

Pabrik Semen di Pidie Milik PT SI

PT Semen Indonesia Tbk akan membangun pabrik semen senilai lima triliun rupiah di Kabupaten Pidie, Aceh yang sebagian besar dana pembangunannya bakal berasal dari pinjaman.

Dalam rangka pembangunan pabrik berkapasitas tiga juta ton per tahun itu, SMGR membentuk perusahaan patungan dengan PT Samana Citra Agung, dengan nama PT Semen Indonesia Aceh.

Dalam keterbukaan informasi yang dilaporkan SMGR ke Bursa Efek Indonesia, kemarin, Senin, 21 Maret 2016, disebutkan, pendirian PT Semen Indonesia Aceh dilakukan pada Kamis, 17 Maret 2016.

Adapun modal dasar awal anak perusahaan SMGR ini sebesar empat miliar rupiah, dengan modal disetor satu miliar rupiah.

Terkait komposisi kepemilikan saham, mayoritas saham PT Semen Indonesia Aceh yakni lima puluh satu persen dikuasai oleh PT Samana Citra Agung dan sisanya empat puluh sembilan persen saham dimiliki oleh SMGR.

“Jumlah modal dasar dan modal disetor PT Semen Indonesia Aceh akan secara bertahap bertambah sesuai dengan kebutuhan pendanaan pembangunan pabrik semen di Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh,” jelas Agung Wiharto, Corporate Secretary SMGR seperti dikutip dari laporan keterbukaan.

Seiring dengan penambahan modal, lanjut Agung, maka SMGR nantinya akan menjadi pemegang saham mayoritas PT Semen Indonesia Aceh, dengan kepemilikan minimum delapan persen.

Adapun dana uang digunakan untuk membangun pabrik berasal dari dua skema.

“Sekitar tiga puluh persen pendanaannya akan berasal dari modal yang disetorkan SMGR dan PT Samana Citra Agung serta sisanya 70 persen dari lembaga keuangan lainnya,” jelas Agung.

Pabrik semen yang dikelola oleh PT Semen Indonesia Aceh dijadwalkan beroperasi pada 2020 dan diharapkan dapat meningkatkan produksi semen SMGR.

Dengan estimasi investasi mencapai Rp5 triliun, pabrik ini diharapkan dapat menjaga pangsa pasar SMGR sekaligus menjamin keberlanjutan pasokan semennya di wilayah Sumatera.

Kementerian Badan Usaha Milik Negara selaku pemegang saham utama PT Semen Indonesia Tbk menyatakan adanya kepastian pembangunan pabrik di Aceh

Deputi Kementerian BUMN Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media Fajar Harry Sampurno mengatakan jajarannya telah memastikan bahwa pembangunan bakal dilakukan setelah proses feasibility studies rampung.

Sebelumnya, terdapat keraguan bahwa pembangunan pabrik semen di dua tempat tersebut bisa tepat waktu.

“Semen Indonesia selaku holding memiliki dua proyek besar di Aceh. Kalau ini sudah mulai jalan, Aceh tahun ini,” ujarnya di Jakarta.

Ia menjelaskan, nantinya jika telah rampung dan beroperasi, maka hasil produksinya bakal segera dikonsolidasikan dengan Semen Indonesia.

Adapun dengan molornya pembangunan, maka ia menyatakan operasi kemungkinan berubah ke tiga tahun mendatang.

“Kira-kira dua tiga tahun mendatang selesai dan sudah bisa beroperasi,” jelasnya.

Harry menjelaskan nantinya kedua pabrik tersebut bakal memiliki kapasitas produksi masing-masing hingga satu setengah juta ton per tahun.

Sementara terkait potensi pembangunan pabrik semen di Papua, Harry menyatakan jajarannya masih terus menakar kesiapan bahan baku dan potensi permintaan di Bumi Cenderawasih tersebut.

“Semen Papua kan kami bicara permintaan. Di Papua sudah bikin pabrik pengemasan di Sorong, tapi kalau pabrik produksi semen, kami masih harus melihat bahan baku dan permintaan,” jelasnya.