Pelatih Chelsea Jose Mourinho bisa sangat manusiawi ketika memberi penjelasan tentang kepindahan Juan Mata ke Manchester United. Dengan nada sangat emosional, Mou, yang biasanya sinis dan bermulut besar itu, kepada “The Sun,” surat kabar London yang sangat dekat dengannya, mengutip, “Saya sungguh menyesal saya tidak bisa membuat dia bahagia.”
Masih dengan nada sentimental, Mourinho menegaskan,”sepakbola adalah sepakbola dan saya membangun tim lewat kepercayaan kepada Oscar yang menyebabkan Mata berada di posisi orang yang lain.”
Penjualan Juan Mata ke Manchester United yang dilakukan Chelsea bisa dibilang cukup mengejutkan. Tapi manajer Chelsea Jose Mourinho meyakini bahwa keputusannya itu sudah tepat.
Mata sesungguhnya tampil bagus bersama Chelsea terbukti dengan terpilih sebagai pemain terbaik klub dalam dua musim beruntun.
Akan tetapi, Mourinho–yang kembali ke Stamford Bridge pada musim panas lalu–lebih memilih Oscar untuk menempati pos gelandang serang utamanya. Walhasil, Mata pun digeser ke area sayap.
Apalagi kepercayaan Mourinho terhadap Oscar pun terbayar. Pemain Brasil tersebut sudah mendulang sembilan gol di seluruh kompetisi, termasuk gol tunggalya ke gawang Stoke City tadi malam yang meloloskan Chelsea ke babak 16 Besar Piala FA.
“Juan tidak nyaman berada di sisi sayap. Dia sudah mencoba sangat keras dan dia sangat bagus di beberapa pertandingan dengan bermain di posisi sayap, tapi itu bukan posisi alami dia.”
“Jadi, ketika ada sebuah klub seperti Man United datang dan tentu saja mereka mengatakan kepada dia bahwa dia akan bermain di posisi favoritnya dan dia ingin pergi, maka pergilah dia,” imbuh Mourinho.
MU usai lengsernya Sir Alex Ferguson akhir musim lalu dikhawatirkan akan membuat prestise Manchester United sebagai klub besar menghilang. Tapi kedatangan Juan Mata menepis semua anggapan miring tersebut.
Tak pelak Sir Alex adalah sosok penting yang membuat ‘Setan Merah’ bisa menjadi seperti saat ini. Berpuluh-puluh gelar disumbangkannya dan MU pun jadi klub yang disegani baik di Inggris maupun Eropa.
Lalu ketika Sir Alex pensiun maka datang David Moyes sebagai penggantinya dan banyak pertanyaan yang muncul; Apakah Moyes bisa menggantikan sosok Sir Alex yang sudah dianggap bak “Tuhan” di klub asal Manchester itu?
Jalan Moyes memang tak mudah dan ia harus menerima kritik sejak awal musim ini terkait penampilan buruk tim. Apalagi Moyes juga tak piawai dalam mencari pemain di bursa transfer musim panas lalu dan cuma bisa mendatangkan Marouane Fellaini, yang sampai saat ini belum menunjukkan sinarnya.
Namun, misi MU untuk bangkit di paruh kedua musim nyatanya bukan omong kosong belaka ketika mereka berhasil menggaet Mata dari Chelsea di bursa transfer Januari ini. Kedatangan Mata ini hanya selang beberapa hari setelah kekalahan di semifinal Piala Liga Inggris.
Tak cuma soal membangkitkan mental para pemain, adanya Mata juga menegaskan bahwa MU masih jadi magnet untuk para pemain top, yang terlihat sulit dilakukan di jendela transfer pertama lalu.
“Dia adalah pemain luar biasa, pemain yang pandai,” ujar eks pemain MU, Paddy Crerand, seperti dilansir situs resmi The Red Devils
“Dia pemain yang hebat ketika memperkuat Spanyol U-21 empat tahun silam, dan dia adalah pemain terbaik Chelsea dalam dua musim terakhir. Masalahnya di Chelsea dan jadi salah satu alasan mereka menjualnya, adalah Jose Mourinho punya banyak pemain tengah,” sambung pemain yang memperkuat tim dari 1963 hingga 1971 itu.
“Para pemain akan coba melongok ke ruang ganti dan bakal ada pemain lain yang bersaing untuk posisi mereka – dia punya kemampuan bermain di beberapa posisi. Akan jadi pelecut semangat untuk 1-2 pemain yang butuh tampil lebih baik demi bertahan di tim.”
“Lebih penting lagi, ini semacam pemompa semangat fans dan ini membuktikan sesuatu kepada beberapa dari mereka. Aku pikir beberapa fans berpikir para petinggi klub tak pernah melihat performa tim dan mereka tak mendengar atau melihat keluhan fans. Klub tahu pasti apa masalahnya dan itulah yang sedang coba mereka atasi.”
“Mereka mencoba membeli pemain top di musim panas lalu dan sayangnya tidak berhasil. Aku pikir Mata tak akan jadi pembelian terakhir. Kupikir dia hanya jadi awal. Sulit membeli pemain di saat-saat seperti ini, tapi kami beruntung bisa mendapatkan pemain luar biasa,” tuntasnya.