Penunjukan Satya Nadella, yang “made in india,” itu sebagai “bossas” Microsoft, raksasa perangkat lunak global itu, tidak hanya melegakan seluruh pemangku kepentingan perusahaan “software” itu, tapi juga membuat “bolywood,” pusat sinematografi di Mumbai, India, bersorak dan menjanjikan adaptasi kehipuannya dalam sebuah karya film..
Media-media domestik di India menempat berita tampilnya Satya Nadella sebagai “ceo” baru “Microsoft,” sebagai “headline” serta mengelu-elukan putra asli Hyderabad itu sebagai bukti negara “nehi” itu mampu melahirkan seorang yang memuncaki dunia bisnis secara global.
“India membuat power point,” demikian headline besar salah satu media besar berbahasa Inggris di India, “Times of India.”
“India telah memunculkan seorang anaknya sebagai mesin yang melahirkan bakat konsisten mengaduk-aduk posisi CEO perusahaan global,” lanjut tulisan tersebut.
Dalam artikelnya, yang sangat emosional, “Times of India” menyebutkan bahwa ini juga membuktikan bahwa perusahaan multinasional memiliki ketergantungan lebih besar di negara berkembang seperti India, dengan wilayah yang lebih luas, yakni menumbuhkan pemimpin.
Nadella lahir di Hyderabad, Andhra Pradesh, India, empat puluh enam tahun lalu. Keluarganya termasuk ke dalam silsilah Telugu Brahmin.
Masa kecil Nadella dihabiskan di negara asalnya, India. Satya mengenyam pendidikan di Sekolah Negeri Hyedrabad, Begumpet. Setelah akhirnya meraih sarjana bidang teknik elektro di Mangalore University.
Mimpi merajut kehidupan yang lebih baik dimulai saat dia melanjutkan pendidikan di Amerika Serikat.
Di Negeri Paman Sam, Nadella meraih dua gelar master sekaligus. Satu di ilmu komputer dari University of Wisconsin dan satu lagi bidang administrasi bisnis di University of Chicago.
Vibhor Singhal, Wakil Presiden penelitian IT di PhillipCapital India, mengatakan kunci keberhasilan bakat dari India adalah keterbukaan ekonomi AS dalam hal menerima dan memungkinkan bakat dari luar untuk naik ke atas.
Dia menambahkan bahwa orang India sering memiliki bakat untuk perangkat lunak karena cenderung berpikir secara logis.
Sementara Vikram Dhawan, Direktur Investasi Equentis Research, sebuah perusahaan riset keuangan, mengatakan bahwa kemahiran dalam bahasa Inggris juga memberikan India peluang yang lebih baik untuk memenangi atas sebuah kompetisi global.
Selain Nadella, beberapa pejabat penting di perusahaan global juga berasal dari India. Semisal Anshu Jain di Deutsche Bank, Indra Nooyi di PepsiCo dan Ajay Banga di Mastercard.
Pencarian CEO baru Microsoft, yang penuh dengan kegaduhan dan memakan waktu berbulan-bulan, menemukan Satya Nadella.
Nadella menggantikan CEO Microsoft sebelumnya, Steve Ballmer, yang memutuskan pensiun dini. “Ini adalah sebuah kehormatan yang luar biasa bagi saya untuk memimpin dan melayani perusahaan besar kita,” kata Nadella dalam sebuah e-mail kepada karyawan..
Dalam situs web pengumuman CEO baru Microsoft, tertulis bahwa Nadella punya hobi soal puisi dan bermain kriket.
Di India, negara asal Nadella, kriket merupakan olahraga yang populer. Ia punya “gairah” terhadap kriket, dan aktif mengikuti kompetisi sejak masih duduk di bangku sekolah. Baginya kriket bukan hanya sekadar permainan atau olahraga.
“Saya pikir bermain kriket mengajari saya lebih lanjut tentang bekerja dalam tim dan kepemimpinan yang telah tinggal dengan saya sepanjang karier saya,” katanya.
Ia merupakan salah satu veteran di Microsoft, telah bekerja selama 22 tahun, sejak 1992. Sebelum itu, pria 46 tahun ini bekerja untuk Sun Microsystems, yang merupakan salah satu kompetitor Microsoft.
Karier Nadella di Microsoft dimulai ketika ia bekerja untuk layanan online Microsoft. Ia memegang sejumlah peran penting, termasuk ikut mengembangkan perangkat lunak perkantoran Office, bahkan mesin pencari Bing.
Yang paling penting, ia telah berperan mengubah bisnis komputasi awan, sebelum memimpin unit bisnis server dan tools.
Karya Nadella dalam bisnis server dan tools Microsoft membantu profitabilitas divisi sehingga ia dipercaya memimpin bisnis infrastruktur komputasi awan seperti Windows Azure. Jabatan terakhirnya sebelum menjadi CEO adalah executive vice president cloud and enterprise.
Namanya dikreditkan sebagai seorang yang turut mengembangkan berbagai layanan Microsoft. Baru-baru ini, Nadella difokuskan mengembangkan infrastruktur dan layanan dasar seperti Bing, Xbox Live, Skype, dan OneDrive, ebelumnya bernama SkyDrive.
Di dalam perusahaan, Nadella berhasil membangun citra sebagai pemimpin yang cerdas dan karismatik. Ia punya keahlian teknis dan sukses mengembangkan bisnis Microsoft yang mengincar segmen korporasi.
Nadella memang punya banyak pengalaman dan pemahaman mendalam tentang komputasi serta rekayasa layanan/aplikasi yang rumit dan kompleks. Namun, sebenarnya ia tidak memiliki banyak pengalaman menjalankan bisnis yang berhadapan dengan konsumen, seperti Xbox dan Skype.
Selama ini, ia juga jarang terlibat dalam bisnis perangkat dan bisnis mobile Microsoft, yang merupakan bidang penting untuk masa depan industri teknologi. Nadella kurang memiliki banyak pengalaman dalam ruang mobile.
Kekuatan inti Microsoft saat ini bergantung pada usaha dan bisnis pembelian lisensi paten, adopsi perangkat lunak, dan layanan untuk segmen korporasi.
Bisnis sistem operasi Windows kini dihadapkan pada kenyataan menurunnya pengiriman komputer pribadi di seluruh dunia. Namun, bisnis perangkat lunak perkantoran Office terus mendatangkan pendapatan yang mengesankan.
Sebagai nakhoda Microsoft, Nadella punya banyak tugas besar. Ia harus mempertahankan bisnis yang selama ini mendatangkan banyak keuntungan, turut meningkatkan penjualan komputer pribadi berbasis Windows, serta menjawab tantangan atas tren perangkat mobile.