close
Nuga Sehat

Bahagialah Mereka Yang Vegetarian

Para vegetarian adalah orang yang berbahagia. Sehat, tidak kolesterol, terhindar dari penyakit jantung dan seabrek lainnya ulasan positif bagi kaum yang tidak bersinggungan dengan daging dan makanan lemak jahat ini.

Bahkan banyak artikel yang secara provokatif menawar usia panjang bagi yang ikut kaum vegetarian.Untuk itu cobalah menjadi vegetarian.

Menurut sebuah penelitian, orang yang vegetarian, terutama pria, hidup lebih lama dibanding kebanyakan orang.

Peneliti dari Loma Linda University di California menemukan bahwa pria dari kelompok Advent yang memang tidak mengonsumsi daging rata-rata hidup di atas delapan puluh tahun. Usia tersebut lebih tinggi sekitar sepupuluh tahun dari populasi kebanyakan.

Dalam penelitian terbaru yang dipresentasikan dalam Food & Nutrition Conference and Expo di Amerika Serikat dan Kanada, makin menguatkan analisa ini. Meski penelitian itu belum selesai sepenuhnya namun ketua peneliti Gary E Fraser mengungkapkan bahwa selain panjang umur, penganut vegetarian umumnya lebih langsing.

Kebiasaan mengonsumsi sayuran dan buah-buahan terbukti banyak manfaatnya bagi kesehatan, salah satunya adalah membantu menurunkan tekanan darah.

Riset terbaru para ahli asal Jepang mengindikasikan, pola makan yang didominasi sayur dan buah-buahan atau vegetarian dapat membantu mengendalikan tensi darah.

Hasil tinjauan terhadap tujuh uji klinis dan tiga puluh sembilan penelitian melibatkan dua puluhdua ribu responden menyatakan, mereka yang menerapkan diet vegetarian memiliki tensi darah yang jauh lebih rendah dibanding yang menyantap daging.

Bila dirata-rata, penurunan tensi dari berbagai penelitian itu berkisar antara 5 hingga 7 milimeter merkuri untuk sistolik, dan antara 2 hingga 5 mm/Hg untuk diastolik. Walau hasil penurunannya tak besar, namun ini cukup untuk mengurangi risiko serangan jantung.

Penurunan tekanan diastolik hingga 5 mm Hg, menurut para ahli, berkaitan dengan penurunan risiko 9 persen kematian akibat jantung koroner dan 14 persen risiko lebih rendah kematian akibat stroke.

Peneliti mengatakan, penurunan tekanan ini terlepas dari jenis diet vegetarian yang dilakukan responden. Apakah itu hanya mengonsumsi sayur, kacang, buah ; atau dengan tetap menyantap telur, ikan, dan produk susu; atau hanya mengindari daging ; atau vegan (sepenuhnya menghindari produk hewan termasuk susu).

Peneliti dari National Cerebral and Cardiovascular Center, Osaka, Yoko Yokoyama menyatakan, tidak ditemukan perbedaan besar secara statistik antara jenis pola makan vegetarian dalam studi ini. Hal ini mungkin disebabkan sedikitnya penelitian khusus vegan. Akibatnya, peneliti tidak punya data kuat secara statistik untuk mempengaruhi secara keseluruhan.

Studi ini juga tak mengungkapkan, nutrisi apa saja dalam diet vegetarian yang berperan menurunkan tekanan darah. Namun peneliti punya beberapa teori yang merujuk pada studi sebelumnya. Studi menunjukkan, pola makan rendah sodium serta tinggi potassium dan protein dari tanaman, bisa menurunkan tekanan darah.

Sebanyak 32 hasil riset yang dikaji hanya membandingkan perbedaan mereka yang makan atau tidak makan daging. Studi tersebut hanya menjelaskan hubungan, dan tidak menunjukkan penyebab konsumsi sayur bisa menurunkan tekanan darah. Hanya 7 penelitian yang spesifik bertanya pada partisipan, apakah mereka makan daging atau tidak. Studi ini dipertimbangkan memiliki bukti yang lebih kuat.

Hasil yang dikombinasi secara keseluruhan menunjukkan, pola makan vegetarian merupakan sebab utama penurunan tekanan darah dibanding pemakan daging, tanpa dipengaruhi faktor lainnya.

Meski demikian, salah seorang kardiolog berpendapat, hasil studi yang dipublikasikan dalam jurnal JAMA Internal Medicine ini masih sangat awal. Ia masih akan menunggu riset pendukung lainnya sebelum menyarankan pasien sepenuhnya untuk menghindari dagung.

“Kebanyakan data berasal dari hasil kajian. Totalnya, hanya 311 pasien yang mengikuti evaluasi dalam perlakuan klinis dengan durasi terbatas. Studi ini membutuhkan penelitian lebih jauh,” kata Gregg Fonarow dari Divisi Kardiologi di UCLA, Los Angeles.