Satu even trofi sudah terbang. Champions League. Satu lagi, La Liga, mungkin juga punah. Itu, kalau Ateltico Madrid menghantam klub Catalan itu di Nou Camp awal Mei depan, pada laga terakhir BBVA.
Dan kalau itu terjadi, berarti dua kali Atletico membuat Barca menangis, setelah mereka membuang klub Nou Camp itu di perempat final Liga Champions kala bertanding pada leg kedua di Vicente Calderon.
Ada satu trofil lain yang bisa menyelamatkan Barca musim ini, itu pun tidak akan mudah, Copa del Rey. Kamis dinihari WIB, 17 April 2014, “Blaugrana” akan menguji nyali di laga final “clasico” melawan Real Madrid.
Barca memang sedang “sakit” usai menelan dua kekalahan beruntun. Kekalahan pertama dipetik dari Atletico Madrid di ajang Liga Champions dan yang kedua dari Granada di Liga Spanyol.
Tak sekadar kalah, hasil-hasil negatif ini juga membuat situasi berbalik seketika untuk Barca. Kekalahan dari Atletico memastikan mereka terhenti di perempatfinal Liga Champions.
Usai kekalahan tersebut, Blaugrana mencoba kebangkitan di liga. Bertandang ke Granada, yang posisinya berada di zona degradasi, kemenangan tak juga menghampiri Barca ketika mereka takluk oleh gol tunggal.
Kekalahan ini yang kemudian diikuti kemenangan dua tim rival, Atletico dan Real Madrid, membuat Barca tertinggal dalam perburuan gelar. Kini mereka menempati posisi tiga, berselisihkan empat angka dari Atletico di puncak dan satu poin dari Madrid di tempat kedua.
Memang kesempatan untuk juara belum tertutup sepenuhnya. Tapi dengan hanya lima pertandingan tersisa, kans untuk mereka bisa dibilang cukup tipis. Atletico sendiri sudah bisa dipastikan juara jika memenangi empat pekan berikutnya.
Jika sebelumnya anak-anak Catalan sempat mengungkapkan tekad meraih treble winner, maka mimpi tersebut perlahan-lahan menguap. Satu trofi sudah melayang sementara satu lagi kini diragukan.
Untuk menyelamat diri musim ini, Barca harus mendapatkan Copa del Rey. Menang di laga ini tak semata-mata membuat Barca memastikan diri mengakhiri musim dengan satu gelar, tapi setidaknya juga bisa memberikan dorongan mental menatap lima pekan berikutnya di liga.
Tentu tak ada yang lebih baik daripada mendapatkan momentum kebangkitan dari rival bebuyutan plus mengangkat sebuah piala.
“Setelah dua kekalahan, para pemain merasa seolah-olah sesuatu yang penting telah hilang, tapi pertandingan pada Rabu nanti adalah sebuah final dan kami harus memenanginya,” ujar Martino usai kalah dari Granada.
Jadi pertanyaannya, bisakah Barca menyelamatkan musimnya?
Bagi Puyol, gelandang Barca, laga “clasico” Copa del Rey adalah momen kebangkitan. Agar bisa bangkit dari hasil negatif, Puyol pun lantas meminta seluruh penggawa Blaugrana untuk bisa menja kekompakan di pertandingan itu.
“Ini merupakan waktu yang baik bagi saya untuk mengemukakan komentar. Kami mempunyai satu laga final di depan kami -salah satu yang mungkin menjadi laga terbaik,” kata Puyol di situs resmi Barca.
“Saya ingin memastikan kepada para suporter bahwa kami akan mengerahkan semua kemampuan ke dalam pertandingan dan jika kami semua tetap kompak, maka laga itu akan menjadi mudah.”
“Satu-satunya jalan untuk melangkah ke depan adalah dengan terus bersatu,” tegasnya.
Ada statistik yang layak membuat Barcelona khawatir terkait dua hasil buruk yang mereka raih dalam empat hari terakhir. Untuk kali pertama dalam lima tahun, Barca gagal bikin gol di dua pertandingan beruntun.
Di laga “clasico” Copa del Rey, Barca akan mencoba menghapus semuanya ketika berhadapan dengan Real Madrid.
Madrid dan Barca akan saling berhadapan di babak final Copa del Rey yang akan dimainkan di Estadio de Mestalla, Valencia, Kamis dinihari WIB.
Menurut Ancelotti, pertandingan lawan Barca ini punya banyak arti penting untuk Madrid. Tak cuma memberi kesempatan bagi Los Merengues untuk meraih trofi pertama musim ini, kemenangan disebut Ancelotti juga akan memberi dorongan kepercayaan diri untuk timnya dalam menghadapi sisa musim.
“Di level mental, saya pikir final ini akan sangat penting,” sahut Ancelotti seperti dikutip ESPN.
“Saya pikir setelah laga ini, tim yang menang akan punya motivasi lebih, ilusi, dan keinginan untuk memainkan yang terbaik sampai akhir musim. Saya pikir dari sisi mental, ini akan sangat penting,” lanjut pelatih asal Italia itu.
“Pertama, ini akan jadi gelar pertama yang bisa kami menangi musim ini. Kedua, karena kami akan menghadapi tim hebat seperti Barcelona. Semua itu memberi pertandingan ini banyak hal penting. Kemungkinan memenangi trofi pertama musim ini memberi kami motivasi,” tegasnya.
Ancelotti mengatakan, tugasnya menggantikan Mourinho tidak seberat pekerjaan Martino yang harus melatih sebuah tim dengan gaya permainan yang sangat khas.
“Saya harus mengakui bahwa Mourinho hanya dibicarakan di ruang ganti pada bulan Agustus, ketika kami bertemu dia dalam turnamen (pramusim). Sejak saat itu tak pernah lagi,” ucap Ancelotti dalam wawancaranya dengan El Mundo.
“Melihat Barca, saya pikir mereka lebih sulit dilatih daripada tim-tim lainnya karena selama bertahun-tahun di sana ada filosofi yang sangat tepat yang telah mendatangkan hasil-hasil bagus dan itu tidak boleh berubah,” tambahnya.
“Martino tampaknya orang yang serius. Ada hari-hari bagus untuknya, tapi dia belum dipuji,” kata mantan pelatih Juventus, AC Milan, dan Paris Saint-Germain ini.
“Di sana ada banyak histeria. Dalam beberapa jam, Anda bisa berubah dari seorang genius menjadi bencana,” ujar Ancelotti.