Puasa, yang dilakukan selama ribuan tahun oleh manusia, tak pernah sepi dari penelitian yang menkaji manfaatnya bagi kesehatan. Penelitian terbaru yang dilakukan yang dilakukan oleh Kamal Mahmoud Saleh Mansi dari Al at-Bayt University Al-Mafrag Yordania itu menyimpulkan bahwa puasa Ramadan berdampak baik terhadap profil lemak darah karena ada pembatasan asupan makanan.
Profil lemak darah yang lebih baik ini tentu saja menguntungkan untuk pencegahan penyakit jantung koroner.
Penelitian lainnya tentang manfaat puasa Ramadan bagi kesehatan juga dilakukan oleh sebuah tim dari Universitas Harvard dan dimuat di American Journal of Applied Sciences mengevaluasi terhadap profil lipid plasma dan glukosa serum pada sejumlah responden mahasiswa asal Yordania.
Sebagai sebuah laku spiritual yang dilakukan berabad-abad manusia dipastikan mendapat manfaat pembersihan diri untuk sehat fisik, mental, spiritual.
Di zaman moderen ini bukti penelitian semakin banyak menguatkan manfaat sehat puasa. Seharusnya kadar kolesterol jadi membaik karena puasa.
Dilaporkan dalam penelitian tersebut bahwa puasa mendatangkan banyak perubahan pada pola tidur, aktivitas fisik dan kebiasaan makan. Perubahan itu mungkin menyebabkan perubahan metabolisme terhadap kesehatan dan penyakit.
Parameter yang dihitung dari setiap penelitian itu adalah berat badan, denyut nadi, tekanan darah diastolik dan sistolik. Semua parameter itu selama empat minggu bulan puasa secara bermakna terlihat lebih rendah dibandingkan sebelum bulan puasa. Dua minggu setelah puasa, berat badan dan parameter lain cenderung kembali ke masa sebelum puasa.
Kabar gembiranya, parameter itu masih berada di angka sebelum puasa.
Mereka diperiksa gula darah, trigliserida, kolesterol, kolesterol jahat, kolesterol baik satu hari sebelum, minggu pertama, kedua, keempat bulan puasa serta dua minggu setelah puasa.
Ternyata, kolesterol baik meningkat secara bermakna selama bulan puasa. Ini mengindikasikan hubungan positif antara denyut nadi dan asupan lemak. Mengindikasikan pula hubungan negatif antara tekanan darah sistolik dan berat badan.
Kolesterol jahat secara bermakna terlihat menurun di akhir bulan puasa. Tidak pula terlihat kenaikan gula darah di akhir puasa.
Penelitian itu membuktikan bahwa puasa Ramadan memang menurunkan berat badan, kolesterol jahat secara bermakna. Puasa pun secara meyakinkan meningkatkan kadar kolesterol baik. Tidak terlihat pula peningkatan trigliserida dan gula darah di akhir bulan puasa.
Penelitian yang dilakukan itu secara keseluruhan menyimpulkan bahwa puasa Ramadan berdampak baik terhadap profil lemak darah karena ada pembatasan asupan makanan.
Profil lemak darah yang lebih baik ini tentu saja menguntungkan untuk pencegahan penyakit jantung koroner.