‘Premier League sudah mulai masuk dalam kategori “gila”. Kasta tertinggi sepakbola di kompetisi FA ini sudah lebih dari kata spesial. Saya hanya punya satu kata untuknya. Gila,” ujar Jose Mourinho, seperti dikutip “Mirror,” 23 September 2014.
Mourinho bukan sembarangan mengucapkan kata “gila” untuk Premier League. Analisa ini ia peroleh dari kesimpulan laga-laga selama lima pekan terakhir.
Manajer Chelsea, yang oleh banyak orang disebut jenius dan sering dicap sebagai “rebut,” menilai Premier League musim ini tak hanya berbeda dengan liga-liga yang lain. Menurut kasta Premier League sudah lebih dari kata spesial.
Mourinho mengatakan, hasil yang diraih beberapa tim tak masuk akal. Salah satunya hasil imbang yang diraih Chelsea saat melawan Manchester City.
“Kami menang besar lawan Everton, lalu imbang lawan ManCity. Manchester United sudah unggul tiga banding satu dan kemudian kalah tiga banding lima di Leicester. Palace bertandang ke Everton dan menang.”
“Semua ini lebih dari spesial, saya pikir Premier League menjadi sedikit gila,” kata Mourinho seperti dikutip Mirror.
Terkait hasil imbang yang diraih timnya saat bertemu Manchester City, Mourinho menilai itu murni kesalahan timnya. Pelatih yang bermulut tajam itu itu berpendapat, John Terry dan kawan kawan bermain terlalu emosional setelah unggul satu gol melawan sepuluh pemain ManCity.
Meski demikian, manajer Chelsea ini tetap memaklumi kesalahan anak asuhnya. “Jelas kami membuat kesalahan untuk gol mereka. Ketika Anda bermain melawan tim papan atas, Anda harus fokus pada setiap aspek pertandingan. Tapi, selalu ada momen di mana Anda melakukan kesalahan,” tutur mantan bos Real Madrid tersebut.
Kemenangan yang sudah di depan mata Chelsea melayang oleh pemain yang musim panas lalu dilepas dari Stamford Bridge. Gol Frank Lampard diklaim The Blues tak membuat mereka terpukul, ucapan selamat malah disampaikan pada sang gelandang.
Fakta bahwa Chelsea gagal menang karena ulah mantan pemainnya sendiri membuat hasil laga tersebut dianggap lebih menyakitkan. Namun Mourinho membantahnya. Siapapun yang mencetaknya, gol tetaplah gol dan itu membuat Chelsea batal menang.
Mantan pelatih Inter Milan itu malah menyebut kalau hampir semua pemain Chelsea menyelamati Lampard atas golnya itu.
“Tidak juga. Itu biasa, gol tetaplah gol siapapun yang mencetaknya. Kami tidak memikirkan hal itu. Kami tahu dia seorang finisher yang bagus dan sebagai tim kami seharusnya bisa melakukan lebih baik lagi dalam situasi seperti itu,” ujarnya di Guardian.
“Kita mengucap selamat padanya setelah pertandingan. Kami tahu dia seorang legenda yang sudah memberikan hal-hal besar buat Chelsea. Ini adalah sejarah buatnya, dan tidak ada yang bisa mengubah itu,” lanjutnya.
“Kami bermain dengan sepuluh orang – berapa pemain yang ingin mencetak gol itu? Sejak saya berada di klub ini, musim dan momen-momen besar ditentukan oleh kejadian-kejadian kecil seperti ini. Jadi kami tidak akan menganggap remeh pengaruhnya terhadap musim kami yang masih panjang ini,” sahutnya di Guardian.
Terkait Lampard, di City dia kini berstatus pinjaman dari New York City FC. Meski usianya kini sudah tidak muda lagi, mantan gelandang internasional Inggris itu disebutnya masih punya kemampuan dan semangat tarung yang sangat tinggi.
“Kualitas. Di pramusim dia sudah terlihat sangat bugar. Gol yang dia buat adalah sesuatu yang mungkin Anda sudah lihat dalam lima belaas tahun dia di Premier League. Dia masih sangat pintar, masih sangat termotivasi, dan yang paling penting lagi dia sudah tampil di sangat banyak kompetisi dan dia adalah tipe pemain yang akan membuat tim kami bertambah kuat.”
“Dia membutuhkan apa yang kami tawarkan dan kami membutuhkan apa yang dia punya. Jika Anda berbicara dengannya Anda akan tahu kalau dia juga akan punya pikiran yang sama dan gol yang dia buat kemarin menyempurnakan kondisinya kini,” tutup sang pelatih jenius itu.