Dua laga hebat di La Liga dan Premier League, masing-masing “el clasico” antara Real Madrid menjamu Barcelona, serta “bigmatch” Manchester United menghadapi Chelsea akan menjadi tontonan paling “spekta’ di dunia akhir pekan ini.
Pertandingan antara MU melawan The Blues yang akan berlangsung di Old Trafford, Minggu malam WIB, 26 Oktober, tidak hanya mempertemukan antara mentor dan “student”nya, Louis van Gaal dengan Jose Mourinho, tapi juga mengingatkan publik tentang trek positif Chelsea dengan jalan “roller coaster” United.
Chelsea belum terkalahkan dalam delapan laga di Premier League dengan catatan tujuh kali kemenangan dan sekali hasil imbang. Tim besutan Jose Mourinho itupun ada di posisi pertama klasemen.
Sementara itu, MU masih ada dalam performa naik turun. Mereka tercatat tiga kali menuai kemenangan dan hasil imbang, serta sudah menuai dua kekalahan.
Sadar dengan laga berat di depan mata, midfielder MU, Daley Blind meminta rekan-rekannya untuk bisa bermain kolektif supaya bisa menang.
“Kami harus memainkan taktik permainan kami sendiri, lalu kami harus bermain sebagi sebuah tim untuk bisa menang,” kata Blind di United Review.
“Mungkin ini akan menjadi pertarungan taktik. Saya pikir kedua pelatih sangat kuat di poin itu, jadi ini akan menjadi pertandingan yang ketat,” imbuhnya.
Selain itu laga Manchester United dengan Chelsea juga akan menjadi panggung penjaga gawang kedua tim yang masih muda. David de Gea dan Thibaut Courtois yang bakal adu ketangguhan pertahanan terakhir kedua tim.
Soccernet mencatat Courtois tampil sedikit lebih oke sepanjang musim ini. Penjaga gawang internasional Belgia itu membuat enam belas penyelamatan dan dua kali clean sheet. Dia juga baru kebobolan delapan gol.
Statistik itu sekaligus menunjukkan Courtois tak butuh waktu lama untuk beradaptasi dengan Premier League. Meski sudah sejak 2011 menjadi pemain Chelsea, kiper 22 tahun itu dipinjamkan ke Atletico Madrid.
Adapun De Gea membuat lima belas penyelamatan bola dan dua kali clean sheet. Tapi sudah kebobolan dua belas gol sepanjang musim.
‘Kekalahan’ tipis itu diterima De Gea dengan besar hati. Dia pun memberikan pujian atas penampilan cemerlang Courtois.
“Aku menyaksikan dia di Atletico Madrid. Penampilan dia gemilang. Dia kiper yang hebat,” kata De Gea seperti dikutip Sports Mole.
“Dia masih muda, dia hebat, seorang kiper yang hebat dan mengantisipasi bola dengan bagus. Dia salah satu yang terbaik,” beber kiper De Gea.
Clasico untuk Messi
Sementara itu di Bernabeu, Minggu dinihari WIB, 26 Oktober 2014, Lionel Messi punya peluang untuk mematahkan rekor pemain tersubur sepanjang masa di Liga Spanyol. Kans dia membukukan catatan hebat itu terbuka lebar di akhir pekan ini karena Santiago Bernabeu seperti menjadi rumah keduanya.
Meski bermain di kandang rival terberat, peluang Messi menorehkan rekor itu dianggap terbuka cukup lebar. Soalnya Messi punya produktivitas tinggi di Santiago Bernabeu.
Barcelona punya keunggulan yang cukup nyaman atas Real Madrid di klasemen. Namun, demi memperlebar jarak, Blaugrana mengincar poin penuh di El Clasico akhir pekan ini.
Bagi Andres Iniesta, ini akan jadi El Clasico yang ke-13 untuknya. Dia pun sadar betul bahwa segalanya bisa terjadi dalam pertandingan melawan Madrid.
“Sulit untuk memprediksi apa yang akan kami temukan di hari Sabtu, Anda tidak tahu bagaimana itu akan berjalan dan sering laga tersebut bergantung pada hal-hal kecil. Ada banyak kualitas pada kedua tim dan pertandingan bisa berjalan sebaliknya,” sahut Iniesta di situs resmi klub.
Sampai La Liga berjalan delapan pekan, Barca memimpin klasemen dengan 22 poin. Tim arahan Luis Enrique itu unggul empat poin dari Madrid yang ada di posisi ketiga.
Hasil tak maksimal di Bernabeu belum akan menggoyahkan Barca di puncak klasemen. Kendati demikian, Iniesta tetap menargetkan kemenangan demi memperlebar jarak dengan Madrid di klasemen.
“Kami akan pergi ke sana dengan tekad untuk menang. Akan jadi sebuah kesalahan jika kami berpikir bahwa kami punya keunggulan empat poin dan bahkan jika kami kalah, kami masih ada di puncak,” imbuh Iniesta.
“Kami hanya berpikir soal bermain bagus, menang, dan memperlebar jarak di klasemen, yang mana akan jadi hal penting, tapi tidak menentukan di titik ini di musim ini,” katanya.
Tentang siapa yang pantas mendapat standing ovation antara Messi dan Ronaldo di laga “clasico” Alvaro Arbeloa, menyebut Cristiano lebih pantas dapat apresiasi tersebut.
Messi berpeluang mematahkan rekor topskorer sepanjang masa di Liga Spanyol saat Barcelona bertamu ke Real Madrid di akhir pekan ini. Messi cuma butuh tambahan dua gol untuk bisa mematahkan rekor yang saat ini masih dipegang oleh Telmo Zarra
Jika dua gol bisa dibuat Messi, maka dia akan menjadi topskorer sepanjang masa yang baru. Dan karena alasan itu sempat muncul usulan agar laga dihentikan sejenak demi bisa memberi penghormatan pada pesepakbola asal Argentina itu.
Usulan tersebut sedari awal diprediksi akan dapat penolakan dari Madridista. Dan benar saja, menurut Arbeloa daripada memberi standing ovation buat Messi fans Madrid lebih baik melakukan itu untuk Ronaldo.
“Kami harusnya memberi standing ovation pada Ronaldo karena dia adalah pemain terbaik di dunia. Itulah yang seharusnya Bernabeu lakukan,” ungkap Arbeloa di Marca.
Santiago Bernabeu memberi standing ovation buat Messi sejauh ini baru sebatas usulan. Soal realisasinya masih harus menunggu saat Messi benar-benar bikin dua gol atau lebih.