Pernah mengalami perut kembung? Berhari-hari? Tersiksa?
Jawabannya semua pasti iya. Nah, siapa yang bisa nyaman dengan perus kembung. Tidak hanya berhari-hari, tapi hitungan jam saja bisa memicu stress dan membuat gelisah si penderita.
Ada apa dengan perut kembung?
Perut kembung, seperti di tulis dalam sebuah artikel kesehatan di lama situs “huffingtonpost,” merupakan salah satu dari sinyal tubuh yang menandakan pola makan kurang tepat yang menyebabkan gangguan pada pencernaan.
Faktanya, tubuh tidak bisa menghasilkan gas, sehingga gas di perut biasanya berasal dari faktor eksternal.
Secara umum ada dua penyebab dasar gas di perut. Pertama karena menelan udara. Termasuk udara dari minuman berkarbonasi dan biasanya menyebabkan sendawa. Selain itu bakteri yang hidup secara normal dan sehat di usus. Bakteri ini akan mengubah gula yang tidak tercerna menjadi gas.
Jika udara yang berlebih tidak berkurang dengan bersendawa atau buang gas, itu tandanya Anda sedang kembung. Tetapi, dengan mengetahui penyebabnya, sebenarnya kita bisa menghindari perut kembung.
Bukan hanya menyebabkan rasa tidak nyaman, perut kembung dan bergas juga terkadang memalukan. Perut kembung bisa disebabkan karena kita makan terlalu rakus tapi juga karena tubuh tidak mampu memecah gas.
Mengapa perut mudah kembung?
Sebab utaman adalah stress Ketika kita sedang menghadapi stres berat, terkadang tubuh memberikan reaksi dengan mengalirkan darah menjauh dari proses di bagian saluran cerna. Akibatnya, kita bisa mengalami kembung, sulit BAB, diare, atau perut terasa mulas.
Selain stres itu sendiri menyebabkan kembung, terkadang kebiasaan kita saat menghadapi stres atau cemas, seperti mengunyah permen karet, minum softdrink, dan lain sebagainya, malah memperburuk kondisi perut. Kebiasaan itu mendorong lebih banyak udara ke perut.
Pemicu l;ainnya adalah obat-obatan Obat-obatan bisa menyebabkan berbagai efek samping, termasuk perut kembung. Obat yang mengandung laktulosa atau sorbitol, atau obat diabetes, sering menyebabkan perut kembung.
Nah ini yang sering kita abaikan. P{erut kembung bisa datang dari kebanyakan makan.
Makan terlalu banyak, mengunyah cepat-cepat, atau kebiasaan minum dari sedotan, juga dapat memicu udara berkumpul di perut.
Selain itu, proses mengunyah yang tidak sempurna juga akan mengurangi kemampuan tubuh mencerna karbohidrat. Ini bisa membentuk lebih banyak gas di perut sehingga kita merasa tidak nyaman.
Seperti halnya ketika kita menjalani diet ketat dan tubuh menahan lemak akibat mengira kita kelaparan, saat dehidrasi tubuh juga akan menahan cairan.
Jika Anda merasa tubuh menahan cairan, yang antara lain ditandai dengan perut kembung dan jarang pipis, ini bisa jadi pertanda untuk minum lebih banyak lagi. Hindari minuman mengandung soda.
Beberapa jenis makanan memang menyebabkan gas, misalnya saja brokoli, kol, kale, buah apel, dan juga alpukat. Mengonsumsi kebanyakan garam juga menyebabkan tubuh menahan cairan sehingga kita merasa perut membesar. Mengonsumsi serat, terutama dari suplemen, tanpa cukup minum juga akan memicu perut lebih bergas.
Maka Anda perlu menghindari perut kembung seperti nasihat Stephen Hanauer, MD, Kepala Bagian Gastroenterologi dan Nutrisi di Universitas Kedokteran Pusat Chicago
Ia menasihati, setiap orang mencari ternatif produk susu yang membuat perut nyaman. Yoghurt bisa menjadi pilihanya.
Ia juga meminta Anda untuk makan perlahan-lahan. Makan cepat dapat menyebabkan udara yang tertelan semakin banyak dan menyebabkan kembung serta gas.
Kalau minum jangan gunakan sedotan. Setiap kali menyedot, udara akan tertarik dan tertelan ke dalam mulut Anda. Ini bisa menciptakan masalah yang sama seperti makan dengan cepat.
Juga diminta hindari minuman berkarbonasi. Gelembung dalam minuman ini adalah gas.
Jangan hindari makanan berserat. Menghindari makan berserat malah menimbulkan masalah dengan perut sembelit.
Sebaliknya, jika Anda telah mencoba semua saran ini dan masih tidak dapat mengidentifikasi penyebab kembung pada tubuh, mungkin Anda perlu untuk berkonsultasi dengan seorang ahli.
Untuk orang-orang tertentu, masalahnya mungkin tidak pada gas sebenarnya tapi persepsi mereka tentang gas sehingga mereka lebih sensitif terhadap makanan atau minuman tertentu.
sumber : healthnews dan www.huffingtonpost.com