Liverpool mengalami krisis kepercayaan diri yang dalam usai tercampak dari persaingan Liga Champions dan merana di laga-laga Premier League, terutama setelah dilumat Manchester United tiga gol tanpa balas di Old Trafford dalam pertandingan “Derby of England.”
Krisis ini, seperti ditulis “Daily Mail,” Rabu, 17 Desember 2014, menyebabkan terjadi pergolakan di antara pemain dan pelatih. Pemain tidak senang dengan strategi Berndan Rodgers yang memasang kiper nomor dua dalam laga dengan United.
Puncak dari pergolakan ini diperparah lagi oleh belum adanya kepastian perpanjang kontrak Steven Gerrard di Anfield yang menjadikan keseimbangan tim terpengaruh.
Steven Gerrard sendiri baru saja menuai ejekan dari fans ‘Setan Merah’ lewat spanduk bertuliskan ‘Au Revoir Gerrard come back when you’ve won one’ disertai gambar bayangan kapten Liverpool itu ketika sedang terjatuh, mengacu pada insiden terpelesetnya kapten Liverpool tersebut saat menghadapi Chelsea pada musim lalu.
Ejekan tersebut merupakan balasan dari pendukung United terhadap spanduk serupa yang pernah ditampilkan para pendukung Liverpool. Spanduk ejekan suporter United memang tidak berkibar lama, setelah pihak otoritas stadion memaksa spanduk tersebut diturunkan karena berpotensi menyulut konflik dan kebakaran.
Tentang pergolakan pemain dengan dirinya dan juga masalah kontrak Gerrard, Brendan Rodgers, mengatakan kepada “Sky Sport, “ dengan kata “tidak.”
Ia mengelak rumor yang mengatakan kalau terjadi “pergolakan” di dalam timnya karena sering kalah di musim ini.
Ia balik menyatakan kalau timnya saat ini sedang bersiap untuk menghadapi Bournemouth di perempat final Piala Liga yang digelar pada Rabu malam nanti, 17 Desember 2014.
Setelah timnya kalah dari ‘Setan Merah’, Rodgers banyak diberitakan telah kehilangan kepercayaan dari para anak buahnya.
Dalam jumpa pers di London, Selasa malam WIB, Rodgers membantah semua rumor tersebut.
“Tim kami sangat kuat. Memang ada beberapa yang kecewa, namun selebihnya tetap bersemangat. Kami akan kembali mendapat kepercayaan diri,” kata Rodgers. “Kami hanya perlu tetap konsisten dan mendapat sedikit keberuntungan”.
Nyatanya, tekanan bagi Rodgers memang belum akan berakhir, ditambah lagi menjelang pertemuan antara Liverpool dan Arsenal pada Minggu malam WIB, 21 Desember 2014.
“Kami selalu berusaha menang dalam setiap pertandingan baru. Saya telah memilih beberapa pemain terbaik untuk memenangi pertandingan tersebut,” kata Rodgers.
Pelatih Liverpool, Brendan Rodgers mengakui kalau dirinya masih mencari solusi permasalahan di timnya setelah kalah telak dari Manchester United.
Sepanjang pertandingan, Liverpool memang menjadi tim yang lebih dominan, tetapi gagal menciptakan gol meski banyak menciptakan banyak kesempatan karena ketangguhan penjaga gawang United, David De Gea.
“Saya pikir kami telah melakukan segalanya untuk memenangkan pertandingan. Ini menggambarkan musim kami. Saya akan tetap mencari solusinya,” ujar Rodgers kepada Sky Sports selepas pertandingan.
“Ini telah menjadi musim yang sulit, tetapi itulah yang terjadi. Sangat jelas kami tidak mencetak dan menciptakan cukup banyak gol.”
Kurangnya kepempinan di lini belakang serta mandulnya lini depan Liverpool memang terlihat jelas pada musim ini.
Saat menghadapi United, Rodgers memilih untuk tidak memainkan penyerang murni dan memainkan Raheem Sterling sebagai ujung tombak.
Meski merupakan talenta berbakat dari Inggris, Sterling terbukti kesulitan menghadapi salah satu penjaga gawang terbaik di Liga Primer Inggris, setelah De Gea berulang kali mematahkan peluangnya.
“Hari ini, kami menciptakan peluang yang jarang kami lakukan,” ujar Rodgers menambahkan. “Kami juga melakukan kesalahan dalam bertahan dan kami harus membayarnya pada hari ini.”
Manajer yang kini berada dalam tekanan itu mengatakan akan tetap bekerja keras.
Meski posisinya kini mulai “digoyang”, Rodgers mengaku tidak merasakan adanya tekanan dalam dirinya.