Manchester United harus keluar dari himpitan kekalahan dan hasil seri untuk keluar dari kejaran pesaingnya, terutama Arsenal, Spur, West Ham dan Liverpool, di posisi empat klasemen Premier League, guna mengamankan lolos ke zona Champions.
“Daily Mail,” lewat tulisan kolomnisnya, Martin Hingis, 28 Januari 2015, meminta Louis van Gaal untuk tidak melihat ke atas tapi lebih mencermati para pesaingnya di bawah kala memasuki laga-laga krusial.
United hanya sukses meraih dua kemenangan dalam lima pertandingan terakhir di liga.
Catatan tersebut tidak hanya membuat mereka dilewati Southampton di papan klasemen, tetapi juga didekati oleh pesaing-pesaing di bawah mereka, seperti Arsenal, Tottenham Hotspur, West Ham United, dan Liverpool.
United, yang kini duduk di posisi keempat klasemen dengan koleksi nilai empat puluh, hanya berjarak satu poin dengan Arsenal, tiga poin dengan Tottenham, empat poin dengan West Ham, dan lima poin dengan Liverpool.
Ini membuat United duduk di kursi yang tak nyaman. Terpeleset sedikit saja, mereka bisa terjungkal dari kursi tersebut.
Mau tak mau, United harus mulai meraih serentetan kemenangan.
Menurut gelandang mereka, Juan Mata, hal tersebut bukannya tidak mungkin untuk dilakukan.
Sebagai patokannya, kata Mata, adalah performa mereka dari awal November hingga pertengahan Desember tahun lalu, di mana mereka meraih enam kemenangan beruntun.
“Penting buat kami untuk kembali meraih serentetan hasil bagus, seperti yang kami lakukan di November dan Desember,” ujar Mata seperti dilansir ESPNFC.
“Kami sudah memasuki masa krusial musim ini. Sepuluh atau 15 pertandingan terakhir adalah yang paling penting.”
“Kami harus menampilkan permainan terbaik kami, kami harus menang, dan kami harus mencapai tujuan yang kami inginkan,” ucap gelandang asal Spanyol ini.
Akhir pekan ini, Sabtu malam WIB, 31 Januari 2015, United akan menjamu Leicester City di Old Trafford. Pada pertemuan perdana musim ini, United kalah tiga berbanding lima dari Leicester.
Kekalahan tersebut membuat manajer United, Louis van Gaal, menyadari bahwa timnya belum bisa bermain dengan seimbang selama sembilan puluh menit. Imbasnya, setelah laga itu, dia mengubah formasi tim. Sebanyak tiga kali.
Formasi yang disebut terakhir mendatangkan kritik. Sebab, meski membuat United lebih sedikit kebobolan, formasi tersebut membuat United juga tumpul di depan.
Manchester United sedang seret gol. Catatan tersebut membuat ‘Setan Merah’ disebut sedang berjalan menuju krisis, namun Juan Mata yakin tidak demikian ceritanya.
United hanya sukses menciptakan lima gol dalam enam pertandingan terakhir mereka. Mereka gagal mencetak gol dalam tiga pertandingan di antaranya dan sempat menorehkan hasil imbang.
Terakhir, United bermain imbang dengan klub League Two, Cambridge, di babak keempat Piala FA. Hasil tersebut membuat United harus melakoni laga ulangan.
Ada anggapan, United seret gol lantaran Louis van Gaal keukeuh memainkan formasi kesayangannya, tiga-lima-dua
Buktinya, ketika Van Gaal kembali bermain dengan formasi empat-empat-dua berlian pada babak kedua melawan Queens Park Rangers, United langsung bisa mencetak gol. The Red Devils menang dua gol atas QPR.
Namun, laga melawan Cambridge membuktikan hal sebaliknya juga.
Meski Van Gaal sudah mengubah formasi menjadi empat-empat-dua berlian, United tetap kesulitan mencetak gol. Para pemain United dinilai –terutama para pemain sayap semisal Adnan Januzaj dan Antonio Valencia– belum sepenuhnya bisa menerapkan taktik yang diinginkan Van Gaal.
Mata sendiri menyebut, masa seret gol ini hanyalah sebuah fase. Adaptasi dengan taktik Van Gaal memang berjalan lama, tapi para pemain tidak berhenti untuk berusaha memahaminya.
“Saya pikir, kami semua sedang belajar dari manajer,” ujar Mata kepada MUTV
“Dia punya karakter kuat dan merupakan pelatih hebat. Dia ingin memainkan sepakbola dengan cara yang tepat, yakni bermain menyerang.”
“Itu artinya, kami harus berusaha lebih keras untuk mengalirkan bola, mencoba menciptakan ruang, dan dengan cepat bergerak dari satu sisi ke sisi lain.”
“Saya menyukai pandangannya akan sepakbola dan kami sedang berusaha keras melakukan yang terbaik untuknya, untuk para staf, dan untuk Ryan Giggs,” kata Mata.