Hari ini, Senin, 09 Februari 2015, pada pembukaan perdagangan awal pekan, harga emas batangan Logam Mulia milik PT Aneka Tambang Tbk atau Antam terkapar cukup parah sebesar Rp 11.000 per gram, dibandingkan dengan harga akhir pekan lalu.
Harga pembelian kembali atau dikenal dengan istilah “buyback” pun ikut turun.
Seperti dikutip “nuga” dari situs resmi Logam Mulia Antam, Senin pagi ini, harga emas Antam tercatat Rp 545.000 per gram. Turun Rp 11.000 per gram dibandingkan akhir pekan lalu yang berada di posisi Rp 556.000 per gram.
Sementara harga buyback hari ini juga turun dari Rp 496.000 per gram menjadi Rp 490.000 per gram.
Dengan penurunan harga ini maka seluruh pecahan emas batangan milik Antam menyeseuai dengan harga baru.
Untuk harga jual emas 2 gram dihargai Rp1.050.000, dengan harga per gramnya senilai Rp525.000.
Sedangkan, harga emas 2,5 gram seharga Rp1.302.500 dengan harga per gram Rp521.000.
Adapun, harga emas 3 gram dipatok Rp1.557.000 dengan harga Rp519.000 per gramnya. Harga emas 4 gram senilai Rp2.064.000, dengan harga per gram Rp516.000.
Selain itu, harga jual emas 5 gram ditetapkan Rp2.580.000 dengan harga per gramnya dihargai Rp516.000. Harga emas 10 gram dipatok Rp5.110.000, dengan harga per gram Rp511.000.
Sementara, harga emas 25 gram Rp12.700.000, dengan harga per gram Rp508.000. Harga emas 50 gram sebesar Rp25.350.000, dengan harga per gram Rp507.000.
Sedangkan, harga emas 100 gram sebesar Rp50.650.000, dengan harga per gram Rp506.500 dan harga 250 gram mencapai Rp126.250.000, dengan harga per gramnya dipatok pada harga Rp506.000. Serta, harga emas 500 gram sebesar Rp252.300.000 dengan harga per gram Rp505.600.
Pelemahan harga emas batangan Anta mini, seperti dikatakan Agung Kusumawardhana, Marketing Manager Logam Mulia, disebabkan harga emas dunia di pasar spot sedang jatuh. Saat ini, dia mengatakan harga emas berada di kisaran US$ 1.236 per troy ons.
“Ini agak jauh dari level support-nya yaitu di US$ 1.250 per troy ons,” ujar.
Menurut Agung, penurunan tajam ini tidak lepas dari perkembangan ekonomi di Amerika Serikat. Perekonomian Negeri Paman Sam semakin membaik dan meninggalkan keterpurukan akibat resesi 2008.
Data terakhir, data ketenagakerjaan AS menunjukkan pemulihan ekonomi semakin nyata. Dalam tiga bulan terakhir tercipta sat juta lapangan kerja baru di AS, yang merupakan catatan terbaik sejak 1997. US Labor Department menyebutkan bahwa sudah 11 bulan terakhir pembukaan lapangan kerja bisa lebih dari 200.000 setiap bulannya.
“Ini membuat demand terhadap emas menurun, karena investor cenderung memilih berinvestasi di dolar AS” kata Agung.
Namun, Agung memperkirakan harga emas sulit untuk anjlok lebih dalam. Sebab, harga saat ini sudah jauh dari level support-nya.
“Hari ini mungkin bisa rebound lagi. Jadi ini hanya sementara,” tuturnya.
Disamping itu turunnya harga emas juga dipengaruhi kepercayaan bahwa kenaikan suku bunga The Fed akan dilakukan pada tahun ini. Dolar menguat ketika imbal hasil bagi Treasury AS melompat, menyeret logam emas bergerak ke harga terendah.
Nonfarm payrolls AS naik sebanyak 257K pada bulan Januari, di atas data perkiraan 230K. Sementara itu, tingkat pengangguran AS naik, terutama didorong oleh kenaikan angkatan kerja, karena banyak orang yang sedang mencari pekerjaan.
Meskipun ada perbaikan di bagian tenaga kerja, tetapi masih ada banyak alasan untuk khawatir pada bidang ekonomi dan geopolitik.
Jika penguatan dolar berlanjut, bersama dengan tekanan deflasi maka The Fed mungkin masih mengalami kesulitan untuk menaikkan suku bunga.
Tetapi penting untuk disadari bahwa pasar tenaga kerja sering disebut sebagai indikator lagging yang harus dilihat dengan menggunakan indikator lain juga.
Data tenaga kerja tidak sekuat data manufaktur dan sentimen service yang terlihat terus memburuk dan investasi bisnis yang ikut melemah, sementara itu sector belanja ritel masih belum benar-benar lepas landas.
Presiden Fed Atlanta Dennis Lockart memperingatkan bahwa peristiwa di Eropa “bisa mewakili kekhawatiran risiko global.”
ECB jelas berusaha sedang melakukan program pelonggaran kuantitatif, tetapi efektivitas QE masih tetap meragukan. Krisis utang Yunani tetap menjadi potensi buruk yang akan menjadi pemicu.
Jatuhnya harga emas merupakan kesempatan untuk membeli investasi safe-havens pada harga yang tidak terlihat sejak pertengahan Januari.
Jika skeptisisme terhadap kekuatan ekonomi mulai merayap kembali akan mendorong Fed untuk menahan kenaikan suku bunga, dan membuat emas akan bergerak naik lagi.