Fans Real Madrid mencari sasaran baru usai kekalahan empat gol tanpa balas atas Aletico Madrid, pada laga LaLiga pekan kedua puluh dua, di Vicente Calderon, Sabtu pekan lalu.
Sasaran itu, ya Gareth Bale.
Hampir semua “headline” media-media di Spanyol pada akhir pekan lalu menempatkan Gareth Bale sebagai pesakitan. “Tertuduh untuk sebuah kekalahan yang menyakitkan,” tulis “Marca,” sebuah media terkenal terbitan Madrid.
Bale dianggap tengah mengalami krisis terbesar bersama El Real, sejak ia bergabung pada musim panas 2013.
Kinerja Bale ketika timnya kalah dari Atletico merupakan hasil terburuk setelah kekalahan memalukan dari Barcelona dengan skor lima gol tanpa balas, November 2010 silam.
Bahkan pelatih Carlo Ancelotti tak tanggung-tanggung mengkritik pedas para pemainnya, setelah kekalahan terbesar di Derbi Madrileno itu, enam puluh delapan tahun lalu Kala itu Real kalah lima gol dari Atletico.
“Itu buruk. Sangat buruk. Atletico pantas menang dalam setiap aspek. Keinginan, kualitas, organisasi, bola kedua, bola udara. Kami tidak memiliki pemain tunggal yang memiliki permainan yang baik,” ucap Ancelotti, seperti dilansir BBC beberapa waktu lalu.
Tidak hanya kekalahan terburuk. Laga di Vicente Calderon tersebut hanya mencatatkan sekali shot on target bagi Real di menit ke-delapan puluh satu.
Bale pun menerima lebih dari sebagian kesalahannya pada laga itu, dengan mendapatkan kritikan dari mantan pemain Liverpool dan striker Republik Irlandia, Michael Robinson.
Komentator sepakbola di Spanyol itu menganggap Bale hanya jadi penonton, saat membiarkan full-back Guilherme Siqueira, memberikan umpan atas terciptanya gol kedua Atletico yang dicetak Saul Niguez.
Untuk menjabarkan kurang efektifnya Bale pada pertandingan itu, seperti dilansir BBC, Bale hanya melakukan empat puluh empat kali sentuhan bola, dan hanya menyelesaikan dua puluh dua passing, serta tidak sekalipun menembak pada sasaran.
Selain itu ia hanya sekali melakukan crossing.
Separti ditulis tabloid “AS, Bale dikatakan, ‘Tidak Relevan.’ Dann Madrid mengalami “Bencana Pertahanan”.
Tak tanggung-tanggung, salah satu jurnalis AS pun memberi penilaian terhadap para pemain Madrid, di mana Toni Kroos, Fabio Coentrao, dan Nacho Fernandez hanya diberi nilai satu dari tiga
Bahkan pemain lainnya dibiarkan tidak memiliki nilai sama sekali, alias nol.
Artikel lain di Marca, sedikit lebih bermurah hati. Bale diberikan nilai rendah namun lebih baik dari Kroos dan Dani Carvajal. Namun penulis Marca juga menggambarkan Bale sebagai pemain yang lesu.
Lebih mengkhawatirkan lagi untuk Bale, ini bukan pertama kalinya dalam beberapa pekan ke depan ia menghadapi kritik. Mantan pemain Tottenham Hostpur pernah dituduh egois dalam beberapa kesempatan selama tahun ini.
Yang paling terasa, ketika Cristiano Ronaldo menunjukkan gesture tak senang saat Bale lebih memilih melakukan tendangan langsung, ketimbang memberikannya kepada CR7 yang sudah berdiri bebas.
Pertandingan itu terjadi ketika Madrid mengalahkan Espanyol Januari silam.
Bale juga dituding egois saat melakukan tembakan langsung, ketimbang memberi umpan kepada Karim Benzema saat El Real menghadapi Sevilla dan Real Sociedad. Tak pelak fans Bernabeu menyorakinya.
Mantan bintang Madrid, Manuel Sanchis pun lepas kesabarannya melihat aksi Bale selama ini. Bahkan saat berbicara kepada Marca, Sanchis memberikan komentar seperti ini: “Bale memiliki banyak kualitas, tapi dia kadang-kadang kehilangan apresiasi karena individualismenya.”
Untungnya bagi Bale, dia bukan aktor utama kegagalan Madrid di derby Ibu Kota tersebut. Kiper kawakan, Iker Casillas pun melakukan banyak kesalahan untuk gol pembuka Atletico. Setelah gagal mengantisipasi tembakan Tiago Mendes.
Sedangkan Ronaldo, sejak membuat dwigol melawan Getafe 18 Januari lalu, pemain yang genap berusia 30 tahun pada 5 Februari lalu belum mencetak gol. Meski masih memimpin daftar top skor La Liga, dengan dua puluh delapan gol di sembilan belas pertandingan, CR7 tetap mendapatkan siulan dari para fans Atletico, kala ia memegang bola.
Parahnya lagi, tak ada rasa simpati sekalipun dari Ronaldo. Usai Los Blancos dipermak, beberapa jam berikutnya Ronaldo merayakan ulang tahunnya dengan karaoke di sebuah klub malam di Madrid bersama penyanyi Kolombia, Kevin Roldan.
Posisi Bale memang aman, karena masih dibela oleh Carlo Ancelotti. Perannya masih dibutuhkan oleh entrenador asal Italia tersebut untuk bangkit di pertandingan berikutnya melawan Deportivo La Coruna.
Tapi ada laporan yang mulai mencuat kembali, di mana bintang Borussia Dortmund, Marco Reus masuk dalam radar Presiden Real, Florentino Perez, dan bukan tak mungkin Bale bakal keluar dari pintu Santiago Bernabeu.
Angel Di Maria dan Mesut Ozil merupakan contoh kecil ganasnya kebijakan Perez yang selalu sadis membuang bintangnya.
Terlepas dari apakah hak dari pelatih yang juga berkuasa, Bale dipandang sebagai komoditas komersial yang kurang penting dibandingkan James Rodriguez dan Ronaldo.
Meski ini menjadi reaksi yang berlebihan untuk mengatakan bahwa Bale dalam berbahaya di Bernabeu, tetapi tidak ada keraguan bahwa awan badai telah berkumpul untuk menanti hengkangnya Bale beberapa waktu lagi.