Wayne Rooney akan kembali ke posisi “aslinya” sebagai striker, penyerang, setelah selama hampir dua bulan terakhir di mutasikan oleh pelatih Louis van Gaal sebagai “pelapis” striker, bahkan sebagai gelandang yang menjemput bola untuk mengkreasikan serangan “The Red Devils.”
Sinyal kembalinya Rooney ke “habitat”nya sebagai striker diungkapkan Roy Hodgson, pelatih tim Inggris, setelah berbicara dengan van Gaal.
“Rooney tetap sebagai ujung tombak. Baik di tim nasional maupun Manchester United. Posisinya sebagai gelandang serang hanya eksprimen dari Louis van Gaal. Dia mampu mengemban tugas itu dengan baik,” ujar Hodgson kepada “Sky Sports,” Sabtu 14 Februari 2015.
Dimainkan sebagai pemain tengah oleh manajer Man United, Louis van Gaal, memang membuat produktivitas penyerang berusia dua puluh sembilan tahun tersebut menurun.
Bahkan, terakhir kali mantan pemain Everton itu menciptakan tendangan ke arah gawang pada 28 Desember lalu, saat timnya bermain imbang melawan Tottenham Hotspur.
Menurunnya produktivitas Rooney ini berbarengan dengan kemunculan penyerang muda dari Tottenham Hotspur yang rajin mencetak gol, Harry Kane.
“Wayne merupakan tipe pemain yang dapat bermain di mana saja,” ujar manajer timnas Inggris, Roy Hodgson melalui situs resmi Asosiasi Sepakbola Inggris.
“Saya tidak akan terkejut jika suatu hari dia bermain sebagai bek kanan dan tampil bagus. Itulah dia, pesepak bola yang sangat bagus.”
Meski mampu bermain di berbagai posisi, Hodgson mengaku dirinya tetap memilih memainkan Rooney di posisi penyerang.
“Sangat baik jika Anda memiliki beberapa pencetak gol dan dapat memainkan salah satu di antaranya sedikit mundur ke belakang.”
“Tapi Rooney merupakan pencetak gol utama kami. Jadi saya berharap dia terus mencetak gol bagi kami,” ujar Hodgson menambahkan.
Selain itu, mantan manajer Liverpool tersebut juga tidak khawatir Rooney akan mengalami kesulitan di timnas Inggris, meski jarang dimainkan di posisi depan.
Meski Wayne Rooney tak juga mencetak gol di delapan pertandingan yang memainkannya sebagai gelandang, ia masih akan melakoni posisi ketika MU bertandang ke kandang Preston di laga perempat final Piala FA, Selasa 17 Februari 2015 nanti.
Manajer Manchester United, Louis van Gaal diketahui masih akan memainkan Rooney di posisi yang sama dalam laga melawan Preston nanti.
Meski demikian, Van Gaal juga memberi sinyal takkan selamanya memposisikan Rooney sebagai gelandang Setan Merah.
“Semua masih bisa berubah setiap pekannya,” kata manajer asal Belanda tersebut seperti yang dikutip dari BBC Sport. “Tergantung keadaannya.”
Rooney sendiri pernah mempertimbangkan keberadaannya di Manchester United saat ia dimainkan di posisi gelandang pada 2013.
Dan terbukti saat ia bermain di posisi penyerang, ia mampu mencetak delapan gol dari dua puluh dua pertandingan yang dimainkannya.
Menurut Van Gaal, Rooney sengaja diposisikan sebagai gelandang untuk membantu Robin van Persie dan Radamel Falcao.
Van Gaal menegaskan bahwa Rooney tak selalu harus dalam situasi mencetak gol.
Meski menjelaskan alasannya memainkan Rooney pada posisi tersebut, Van Gaal mengaku kesal banyak pihak yang mempertanyakan keputusannya di Setan Merah.
“Ketika saya tidak memainkan Falcao, Anda bertanya ‘ke mana Falcao?’ Ketika saya tidak mainkan Van Persie, Anda juga mempertanyakan dia.”
Saat ini, Manchester United berada di peringkat ketiga klasemen sementara Liga Inggris. Hanya satu poin di atas Southampton.
Tabel klasemen menunjukkan bahwa Louis van Gaal telah membuat kemajuan di Manchester United, tapi sekadar memenangkan pertandingan saja tidak cukup bagi publik Old Trafford.
Diasuh oleh van Gaal, United kiniberada di peringkat tiga klasemen Liga Primer Inggris, terpaut lima angka di belakang Manchester City dan beberapa langkah lagi bergabung dengan kawanan tim elit Eropa lainnya di Liga Champions.
Meski demikan, para suporter yang dalam dua tahun terakhir menantikan para pemain kelas dunia bisa menunjukkan teknik mereka di Old Trafford dan kompetisi Eropa, merasa bahwa mereka sedang menonton para pemain kelas dua.
Pelatih sekelas van Gaal pun sampai membawa berlembar-lembar kertas di sesi jumpa wartawannya untuk memberikan pembenaran atas gaya bermain timnya, setelah manajer West Ham United, Sam Allardyve, berkata bahwa United bermain dengan taktik bola-bola panjang.
Meski van Gaal mampu mengarahkan United ke jalan yang tepat, ia sendiri belum mampu meredakan krisis identitas yang bermula ketika Alex Ferguson memutuskan untuk pensiun pada 2013.
“Di Manchester United, kami membidik kesempurnaan. Jika gagal, kami cukup puas jika bermain dengan hebat,” demikian pernah dikatakan Busby, salah satu manajer terbaik dalam sejarah United.
Gaya bermain menyerang secara cepat dengan bola mengalir menjadi khas United.
Di era Ferguson, para pemain boleh saja bergonta-ganti namun cara bermainnya tetap sama. “Jika Anda mencetak gol, maka kami akan mencetak lebih banyak lagi,” menjadi etos bermain tim-tim terhebat Man United.